Perhatikan Contoh berikut ini;
Contoh 1 :
Bagian A
نُرِيْدُ أَنْ نَجْعَلَ الْحَطَبَ كُرْسِيَّا.
لَنْ أُوَاصِلَ دِرَاسَتِى إِلَى كُلِيَّةِ الطِبِّ.
نَجَحَ اِبْنُ هَيْثَم فىِ أَنْ يُنْشِئَ عِلْمَ الضَّوْءِ.
______________________.
لَنْ أُوَاصِلَ دِرَاسَتِى إِلَى كُلِيَّةِ الطِبِّ.
نَجَحَ اِبْنُ هَيْثَم فىِ أَنْ يُنْشِئَ عِلْمَ الضَّوْءِ.
______________________.
Bagian B
أنت تُحِبِّيْنَ أَنْ تَتَفَكَّرِي فِي خَلْقِ اللهِ.
-الْكُسَلاَءُ لَنْ يَنْجَحُوا فِي أَعْمَالِهِم.
-تَعَلَّمُوا اللُّغَة الْعَرَبِيَّة لِيَفْهَمُوا مَعَانِيَ الْقُرْآنِ.
- هُمَا لَنْ يَرْجِعَا مِنَ السوقِ مَسَاءً.
-الْكُسَلاَءُ لَنْ يَنْجَحُوا فِي أَعْمَالِهِم.
-تَعَلَّمُوا اللُّغَة الْعَرَبِيَّة لِيَفْهَمُوا مَعَانِيَ الْقُرْآنِ.
- هُمَا لَنْ يَرْجِعَا مِنَ السوقِ مَسَاءً.
Dari contoh-contoh di atas dapat disimpulkan bahwa fi’il mudhari’ dibaca Rafa’ apabila tidak didahului oleh adat yang me-nashab-kan atau men-jazam-kan. Pada contoh diatas diperkenalkan ‘amil yang me-nashab-kan fi’il mudhari’seperti أن لن، ل ، حتّى ، كي . terdapat beberapa kaidah yang berlaku, yakni sebagai berikut:
-Fi’il Mudhari’yang didahului ‘amil yang me-nashab-kan maka kedudukan i'rob fi’il mudhari’ tersebut adalah nasab/mansub, yaitu cara me-nashab-kannya dengan difathah (ﹷ) huruf akhirnya sebagaimana contoh satu di atas pada bagian A.
-Apabila fi’il mudari’ tersebut termasuk dalam af’alu khamsah (fi'il lima), maka cara me-nashab-kannya dengan membuang huruf ن (nun) yang terletak di akhir fi'il mudhari’ tersebut sebagaimana contoh satu di atas pada bagian B.
-Fi’il Mudhari’yang didahului ‘amil yang me-nashab-kan maka kedudukan i'rob fi’il mudhari’ tersebut adalah nasab/mansub, yaitu cara me-nashab-kannya dengan difathah (ﹷ) huruf akhirnya sebagaimana contoh satu di atas pada bagian A.
-Apabila fi’il mudari’ tersebut termasuk dalam af’alu khamsah (fi'il lima), maka cara me-nashab-kannya dengan membuang huruf ن (nun) yang terletak di akhir fi'il mudhari’ tersebut sebagaimana contoh satu di atas pada bagian B.
Contoh 2 :
Bagian A
-لَمْ يَبْلُغْ البُخَارِيّ التَّاسِعَةَ مِن عُمْرِه
-لَمْ يَجْمَعْ اِبْنُ مَاجَه الأحَادِيْثَ الصَّحِيْحَةَ
-لَمْ تَحْفَظْ عَائِشَةُ الْقُرْآنَ ثَلاَثِيْنَ جُزْا
__________________
-لَمْ يَجْمَعْ اِبْنُ مَاجَه الأحَادِيْثَ الصَّحِيْحَةَ
-لَمْ تَحْفَظْ عَائِشَةُ الْقُرْآنَ ثَلاَثِيْنَ جُزْا
__________________
Bagian B
-أَنْتِ لَمْ تَبْلُغِي السَّابِعَةَ مِن عُمْرِك
-اَلْعُلَمَاءُلَمْ يَجْمَعُوْا الأَحَادِيْثَ الصَّحِيْحَةَ وَ الضَّعِيْفَةَ
-أَنْتُمْ لَمْ تَحْفَظُوْا سُوْرَةَ الْبَقَرَةِ
___________________
-اَلْعُلَمَاءُلَمْ يَجْمَعُوْا الأَحَادِيْثَ الصَّحِيْحَةَ وَ الضَّعِيْفَةَ
-أَنْتُمْ لَمْ تَحْفَظُوْا سُوْرَةَ الْبَقَرَةِ
___________________
Bagian C
-لَمْ يَرْضَ البُخَارِيّ عَن هذَا الْحَدِيث
-لَمْ يَتْلُ الْكَافِرُونَ الْقُرْآنَ
- لاَتَدْعُ مَعَ الله إِلـهًا آخَر!
- لاَ تَبْكِ أَمَامَ الْمُدَرِّسِيْنَ!
-لَمْ يَتْلُ الْكَافِرُونَ الْقُرْآنَ
- لاَتَدْعُ مَعَ الله إِلـهًا آخَر!
- لاَ تَبْكِ أَمَامَ الْمُدَرِّسِيْنَ!
Perhatiakan kembali proses perubahan fi’il mudhari’ di bawah ini setelah dimasuki ‘amil yang men-jazam-kan seperti لم,
-تَكُوْنُ (لَمْ تَكُوْنْ) لَمْ تَكُنْ- يَسِيْرُ (لم يَسِيْرْ) لم يَسِرْ!
-يَقُوْلُ ← لم يَقُلْ- تَقُوْمُ ←لم تَقُم - يُجِيْبُ ← لم يُجِبْ...الخ
-يَقُوْلُ ← لم يَقُلْ- تَقُوْمُ ←لم تَقُم - يُجِيْبُ ← لم يُجِبْ...الخ
Pada contoh diatas diperkenalkan ‘amil yang me-jazam-kan fi’il mudhari’ seperti لم, لا نهي، لام أمر . Ada beberapa kaidah yang berlaku, yaitu sebagai berikut :
-Fi’il Mudhari’ yang didahului ‘amil yang me-jazem-kan maka kedudukan i'rab fi’il mudhari’ tersebut adalah jazem/majzum, yaitu cara me-jazem-kannya dengan disukun (ــْــ) huruf akhirnya sebagaimana contoh di atas bagian A.
-Apabila fi’il mudari’ tersebut termasuk dalam af’alu khamsah (fi'il lima), maka cara me-jazam-kannya adalah dengan membuang huruf ن (nun) yang terletak di akhir fi'il mudhari’ tersebut sebagaimana contoh di atas bagian B.
-Fi’il mudhari’ yang huruf akhirnya berupa huruf ‘ilat (wawu, ya’, alif), maka huruf ‘ilat-nya dibuang sebagaimana contoh diatas bagian C.
-Fi’il Mudhari’ yang didahului ‘amil yang me-jazem-kan maka kedudukan i'rab fi’il mudhari’ tersebut adalah jazem/majzum, yaitu cara me-jazem-kannya dengan disukun (ــْــ) huruf akhirnya sebagaimana contoh di atas bagian A.
-Apabila fi’il mudari’ tersebut termasuk dalam af’alu khamsah (fi'il lima), maka cara me-jazam-kannya adalah dengan membuang huruf ن (nun) yang terletak di akhir fi'il mudhari’ tersebut sebagaimana contoh di atas bagian B.
-Fi’il mudhari’ yang huruf akhirnya berupa huruf ‘ilat (wawu, ya’, alif), maka huruf ‘ilat-nya dibuang sebagaimana contoh diatas bagian C.
Contoh soal pada TOSA :
1- نَحْنُ لَمْ ........ اللُّغَةَ العَرَبِيَّةَ مِنْ قَبْلُ.
أ.نَذْهَمُ ج. نَذْهَمُ
ب. نَذْهَمَ د. نَذْهَمْ
2- عَائِشَةُ ومَرْيَمُ تَتَعَلَّمَانِ التَّفْسِيْرَ ........... القُرْأنَ.
أ. لِيَفْهَمَا ج. لِتَفْهَمَانِ
ب. لِتَفْهَمَا د. لِنَفْهَمَا