harapan

Assalamu'alaikum...
Alhamdulilah, kita berdo'a, semoga palaha mengalir kepada seluruh yang terlibat dalam aplikasi ini, mulai dari pembuat/pemilik materi, pengembang, penerbit, serta pengguna aplikasi, semoga pahla dan kebaikan mengalir kepada kita semua, terutama yaitu kepada pengembang ataupun pemilik materi, niat kami salah satunya adalah menyebarkan kebaikan, semoga kebaikan senantiasa berbuah degan kebakan kebaikan yang abadi...Al-fatihah.... Aamiin.

Nahwu Shorof

diagram nahwu shorof

Nahwu adalah ilmu untuk mengetahui hukum akhir dari suatu kata.

Contoh:

جَاءَ رَجُلٌ ـ رَأَيْتُ رَجُلاً ـ مَرَرْتُ بِرَجُلٍ

Shorof adalah ilmu tentang perubahan suatu kata.

Contoh:

نَصَرَ ـ نَاصِرٌ ـ مَنْصُوْرٌ

Penjelasan Audio:

Al-Harfu (Huruf)

اَلْحَرْفُ

Diagram Huruf

A. Huruf  Mabany (Huruf Hijaiyah)

Huruf yang digunakan untuk menyusun suatu kata

Huruf mabany terbagi menjadi 2:

1. Huruf ‘Illah

Ada 3 huruf yaitu: ا و ي

2. Huruf Shohih

Seluruh huruf hijaiyah selain ا و ي

B. Huruf Ma’any

Huruf-huruf yang mempunyai makna

Huruf ma’any terbagi menjagi beberapa macam, diantaranya:

1. Huruf Jer

Huruf yang membuat kata setelahnya secara umum berharokat akhir kasroh.

Diantara huruf-huruf jer adalah:

مِنْ , إِلىَ , عَنْ , عَلىَ , فِى , رُبَّ , بِ , كَ , لِ

2. Huruf Athof

Huruf yang digunakan untuk menghubungkan antara satu kata dengan kata yang lain.

Diantara huruf-huruf athof adalah:

وَ , ثُمَّ , أَوْ

Penjelasan Audio:

Kalimah

الْكَلِمَةُ
Al-Kalimah

Al-Kalimah (kata) adalah lafaz yang mempunyai makna.

Diagram Kalimah

A. Isim

Kata yang menunjukkan atas suatu makna, dimana kata tersebut  tidak terikat dengan waktu.

Contoh:

كِتَابٌ ـ بَيْتٌ ـ دِيْنٌ ـ بَابٌ ـ أسْتَاذٌ ـ شَجَرَةٌ

B. Fi’il

Kata yang menunjukkan atas suatu makna, dimana kata tersebut terikat dengan waktu.

Contoh:

نَصَرَ ـ كَتَبَ ـ ضَرَبَ ـ جَلَسَ ـ قَتَلَ ـ أَكَلَ

C. Huruf

Kata yang tidak mempunyai makna yang sempurna kecuali setelah bersambung dengan kata yang lain.

Huruf yang dikategorikan sebagai al-kalimah adalah huruf-huruf ma’any.

Penjelasan Audio:

Beda Isim Fi’il

الْفَرْقُ بَيْنَ الاِسْمِ وَ الْفِعْلِ

(Perbedaan antara Isim dan Fi’il)

Ciri-ciri Isim:

عَلاَمَاتُ الاِسْم

التََّنْوِيْن

مِثْلُ :{ فَلاَ تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَندَادًا وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ} البقرة:22

الخَفْض

مِثْلُ : {بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} الفاتحة:1

الْأََلِفُ وَاللاَّم

مِثْلُ :{ ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ ِفيهِ} البقرة:2

حَرْفُ الجَرِِّ

مِثْلُ :{ وَلاَ تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ} البقرة:42

Penjelasan Audio:

Ciri-Ciri Fi’il

Ciri-ciri Fi’il:

عَلاَمَاتُ الْفِعْلِ

قَدْ

مِثْلُ :{ قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَشْرَبَهُمْ} البقرة:60

(اَلسِِّيْنُ (سَـ

مِثْلُ : { سَيَجْعَلُ اللهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا} الطلاق:7

سَوْفَ

مِثْلُ : {كَلاَّ سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ} التكاثر:4

تَاءُ التَأْنِيْث ِالسَاكِنَةُ

مِثْلُ : {قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَـنِ مِنكَ إِن كُنتَ تَقِيًّا} مريم : 18

 

Penjelasan Audio:

Catatan Beda Isim Fi’il

Catatan Perbedaan Isim dan Fi’il:

  1. Huruf tidak ada ciri khusus. Untuk mengetahuinya harus dihafal.
  2. Suatu kata sudah cukup dikatakan sebagai isim atau fi’il apabila telah menerima salah satu dari tanda di atas.
  3. Pada ciri isim, antara tanda “tanwin” dan “alif lam” tidak akan pernah bertemu.

Untuk fi’il, seringkali ciri-cirinya tidak disebutkan. Cara praktis untuk mengetahuinya adalah dengan menghafal ciri isim dan menghafal macam-macam huruf. Apabila tidak termasuk isim maupun huruf berarti dia termasuk fi’il.

Penjelasan Audio:

Idhofah

اَلإِضَافَةُ

Idhofah adalah bentuk penyandaran antara satu kata dengan kata yang lain.

Contoh:

رَسُوْلُ اللهِ

رَسُوْلُ – مُضَافٌ

اللهِ – مُضَافٌإِلَيْهِ

عَذَابُ الْقَبْرِ

عَذَابُ – مُضَافٌ

الْقَبْرِ – مُضَافٌإِلَيْهِ

Ketentuan Umum:

  1. Mudhof tidak boleh ditanwin
  2. Mudhof ilaih biasanya berharokat akhir kasroh
  3. Mudhof dan mudhof ilaih kedua-duanya merupakan isim

Penjelasan Audio:

Jumlah Mufidah

الجُمْلَةُ المُفِيْدَةُ  / اَلْكَلاَمُ

Jumlah mufidah adalah susunan kata yang dapat memberikan faedah yang sempurna.

Contoh:

عَلِيٌّ مَِرْيضٌ

رَجَعَ عَلِيٌّ

Adapun susunan kata yang tidak memberikan faedah yang sempurna tidak dinamakan sebagai Jumlah Mufidah.

Contoh:

إِنْ رَجَعَ عَلِيٌّ

إِنْ رَجَعَ عَلِيٌّ فَأَكْرِمْهُ

Jumlah Mufidah

Jumlah ismiyah adalah jumlah yang diawali dengan isim

Contoh:

عَلِيٌّ مَِرْيضٌ

مُحَمَّدٌ نَبِيٌّ

Jumlah fi’liyah adalah jumlah yang diawali dengan fi’il

Contoh:

ذَهَبَ زَيْدٌ

رَجَعَ عَلِيٌّ

Penjelasan Audio:

Syibhul Jumlah

شِبْهُ الْجُمْلَةِ

Syibhul jumlah adalah rangkaian kata yang mirip dengan jumlah

Syibhul Jumlah

Zhorof adalah kata yang digunakan untuk menunjukkan keterangan waktu atau tempat

Contoh:

أمَامَ, وَرَاءَ – ظَرْفُ الْمَكَانِ

بَعْدَ , قَبْلَ – ظَرْفُ الزَّمَانِ

Isim yang terletak setelah huruf jer dan zhorof maka secara umum berharokat akhir kasroh (Isim Majrur)

Contoh:

مِنَ السُوْقِ – جَرٌّ وَ مَجْرُوْرٌ

أمَامَ المَنْزِلِ – ظَرْفٌ وَ مَجْرُوْرٌ

Penjelasan Audio:

Isim Mufrod Dan Mutsanna

أَقْسَامُ الاِسْم

تَقْسِيْمُ الاِسْمِ بِالنَّظَرِ إِلَى عَدَدِه

(Pembagian Isim Ditinjau Dari Segi Jumlah Bilangannya)

Pembagian Isim Berdasar Bilangan

1. Isim Mufrod adalah Isim yang jumlah bilangannya satu

Contoh:

(Seorang mukmin)

مُؤْْمِنٌ

(Seorang kafir)

كَافِرٌ

2. Isim Mutsanna adalah Isim yang jumlah bilangannya dua

Contoh:

(Dua orang mukmin)

مُؤْْمِنَانِ / مُؤْْمِنَيْن

(Dua orang kafir)

كَافِرَانِ / كَافِرَيْن

Cara pembentukan isim mutsanna

Dengan menambahkan huruf alif dan nun atau ya dan nun pada akhir isim mufrodnya.

مُفْرَدٌ + ان/ين اِسْمٌ

Contoh:

مُؤْْمِنَانِ/ مُؤْْمِنَيْن

<=

مُؤْْمِنٌ + ان/ين

كَافِرَانِ/كَافِرَيْنِ

<=

كَافِرٌ + ان/ين

Penjelasan Audio:

Isim Jamak

3. Isim Jamak adalah Isim yang jumlah bilangannya lebih dari dua

Isim Jamak tebagi menjadi 3:

– Jamak Mudzakkar Salim

– Jamak Muannats Salim

– Jamak Taksir

A. Jamak Mudzakkar Salim

Jamak yang dibentuk dari isim mufrodnya yang digunakan untuk menunjukkan jenis laki-laki.

Contoh:

(Para laki-laki mukmin)

مُؤْمِنُوْنَ / مُؤْمِنِيْنَ

( Para laki-laki kafir)

كَافِرُوْنَ / كَافِرِيْنَ

Cara pembentukan isim jamak mudzakkar salim

Cara pembentukannya adalah dengan menambahahkan wawu dan nun atau ya dan nun pada akhir isim mufrodnya

مُفْرَدٌ + ون/ين اِسْمٌ

Contoh:

مُؤْمِنُوْنَ/مُؤْمِنِيْنَ

<=

مُؤْمِنٌ + ون/ين

كَافِرُوْنَ/كَافِرِيْنَ

<=

كَافِرٌ + ون/ين

B. Jamak Muannats Salim

Jamak yang dibentuk dari isim mufrodnya yang digunakan untuk menunjukkan jenis perempuan.

Contoh:

( Para perempuan mu’min)

مُؤْمِنَاتٌ

(Para perempuan kafir)

كَافِرَاتٌ

Cara pembentukan isim jamak muannats salim

مُفْرَد ٌ ( × ة ) + ات اِسْمٌ

Contoh:

مُؤْمِنَاتٌ

<=

مُؤْمِنٌ + ات

<=

مُؤْمِنَةٌ) × ة)

كَافِرَاتٌ

<=

كَافِرٌ + ات

<=

كَافِرَةٌ) × ة)

C. Jamak Taksir

Jamak yang berubah dari bentuk mufrodnya

Contoh:

رُسُلٌ

<=

رَسُوْلٌ

بُيُوْتٌ

<=

بَيْتٌ

كُتُبٌ

<=

كِتَابٌ

ُأسَاتِيْذ

<=

أُسْتَاذٌ

Penjelasan Audio:

Ketentuan Jamak

Ketentuan  isim agar dapat dibentuk menjadi jamak mudzakkar salim:

1. Nama orang

Contoh:

مُحَمَّدُوْنَ/مُحَمَّدِيْنَ

<=

مُحَمَّدٌ

زَيْدُوْنَ/زَيْدِيْن

<=

زَيْدٌ

2. Sifat

a. فَاعِلٌ

Contoh:

كَاتِبٌ , نَاصِرٌ

b. مُفْعِلٌ

Contoh:

مُسْلِمٌ , مُفْسِدٌ

c. مُفْتَعِلٌ

Contoh:

مُجْتَهِدٌ , مُسْتَمِعٌ

d. مُفَاعِلٌ

Contoh:

مُنَافِقٌ , مُجَاهِدٌ

e. مَفْعُوْلٌ

Contoh:

مَقْتُولٌ , مَنْصُوْر

Penjelasan Audio:

Isim Mudzakkar dan Muannats

تَقْسِيْمُ الاِسْمِ بِالنَّظَرِ إِلَى نَوْعِهِ

(Pembagian Isim ditinjau dari segi jenisnya)

1. Isim Mudzakkar adalah isim yang menunjukkan jenis laki-laki

a. Isim Mudzakkar Haqiqi

Isim yang berasal dari kelompok makluk hidup yang berjenis kelamin laki-laki.

Contoh:

تِلْمِيْذٌ (Seorang siswa laki-laki)

أَسَدٌ (Seekor singa jantan)

b. Isim Mudzakkar Majazi

Ism yang berasal dari kelompok benda mati yang dianggap berjenis kelamin laki-laki berdasarkan kesepakatan orang arab.

Contoh:

بَيْتٌ (Sebuah rumah)

قَمَرٌ (Bulan)

2. Isim Muannats adalah isim yang menunjukkan jenis perempuan

A. Isim Muannats Haqiqi

Isim yang berasal dari kelompok makluk hidup yang berjenis kelamin perempuan.

Contoh:

مُدَرِّسَةٌ (Seorang pengajar perempuan)

هِرَّةٌ (Seekor kucing betina)

B. Isim Muannats Majazi

Isim yang berasal dari kelompok benda mati yang dianggap berjenis kelamin perempuan berdasarkan kesepakatan orang arab

Contoh:

دَارٌ (Sebuah perkampungan)

شَمْسٌ (Matahari)

Penjelasan Audio:

Tanda-Tanda Isim Muannats

Tanda-Tanda Isim Muannats Diantaranya:

1. Isim yang diakhiri dengan ta’ marbuthoh

Contoh:

مَدْرَسَةٌ (Sekolah)

قَلَنْسُوَةٌ (Peci)

مُدَرِّسَةٌ (Seorang pengajar perempuan)

مُسْلِمَةٌ (Perempuan muslimah)

2. Nama orang perempuan

Contoh:

مَرْيَمُ (Maryam)

زَيْنَب (Zainab)

3. Isim yang khusus untuk perempuan

Contoh:

أُمٌّ (Ibu)

مُرْضِعٌ (Orang yang menyusui)

4. Nama negara atau kota

Contoh:

إِنْدُوْنِيْسِيَا (Indonesia)

جُوْكْجَاكَرْتَا (Jogjakarta)

5. Nama anggota badan yang berpasangan

Contoh:

عَيْنٌ (Mata)

يَدٌ (Tangan)

6. Jamak taksir

Contoh:

كُتُبٌ (Buku-buku)

فِرَقٌ (Golongan-golongan)

Catatan:

Nama orang laki-laki, walaupun diakhiri dengan ta’ marbuthoh tetap dikatakan sebagai isim mudzakkar

Contoh :

أُسَامَةُ (Usamah)

مُعَاوِيَةُ (Mu’awiyah)

Penjelasan Audio:

Isim Ma’rifat dan Nakirah

تَقْسِيْمُ الاِسْمِ بِالنَّظَرِ إِلَى تَعْيِيْنِهِ

(Pembagian Isim Ditinjau Dari Segi Kejelasannya)

1. Isim Nakiroh

Isim Nakiroh adalah isim yang belum jelas penunjukannya

Contoh:

مُسْلِمٌ (Seorang muslim)

كِتَابُ طَالِبٍ (Buku seorang mahasiswa)

2. Isim Ma’rifat

Isim Ma’rifat adalah isim yang sudah jelas penunjukannya

Contoh:

عُمَرُ (Umar)

كِتَابُ مُحَمَّدٍ (Buku Muhammad)

Macam-macam isim ma’rifat

1. Dhomir (kata ganti orang)

Contoh:

هُوَ – أَنْتَ – أَنَا

2. Isim Isyaroh (kata penunjuk)

Contoh:

هَذَا – ذَالِكَ

3. Isim Maushul (kata sambung)

Contoh:

اَلَّذِيْ- اَلَّذِيْنَ

4. ‘Alam (nama orang)

Contoh:

عُمَرُ  – مُحَمَّدٌ  – خَدِيْجَةُ

5. Isim yang ada alif dan lam

Contoh:

اَلْبَيْتُ –  اَلْمِصْبَاحُ  – اَلْمَسْجِدُ

6. Isim yang disandarkan pada isim ma’rifat yang lain

Contoh:

كِتَابُ مُحَمَّدٍ   –  صَاحِبُ البَيْتِ

Catatan:

1. Isim Nakiroh biasanya mempunyai harokat akhir yang bertanwin

Contoh:

مُسْلِمٌ – مِصْبَاحٌ

2. Nama orang walaupun bertanwin tetap dikatakan sebagai isim ma’rifat dan bukan sebagai isim nakiroh.

Contoh:

مُحَمَّدٌ – زَيْدٌ

3. Apabila suatu isim disandarkan pada isim nakiroh, maka dia adalah isim nakiroh. Namun apabila disandarkan pada isim ma’rifat, maka dia adalah juga sebagai isim ma’rifat.

Contoh:

كِتَابُ طَالِبٍ –  كِتَابُ مُحَمَّدٍ

Penjelasan Audio:

Pembagian Isim Ditinjau Dari Sisi Bangunan Akhirnya

تَقْسِيْمُ الاِسْمِ بِالنَّظَرِ إِلَى بُنْيَتِهِ

(Pembagian Isim Ditinjau dari Sisi Bangunan Akhirnya)

bangunan-akhir-isim

A. Isim Ghoiru Shohih Akhir

1. Isim Maqshur

Isim Maqsur adalah isim yang diakhiri dengan huruf alif lazimah.

Alif lazimah adalah huruf alif yang senantiasa melekat di akhir dari suatu kata. Alif lazimah terkadang tertulis dengan huruf ya’, akan tetapi dalam pengucapannya tetap dibaca sebagai huruf alif.

Contoh:

اَلْهُدَى (Petunjuk)

اَلْفَتَى (Remaja)

اَلْعَصَا (Tongkat)

2. Isim Manqush

Isim Manqush adalah isim yang diakhiri dengan huruf ya’ lazimah dan huruf sebelumnya berharokat kasroh.

Contoh:

اَلْهَادِي (Pemberi petunjuk)

اَلْقَاضِي (Hakim)

اَلدَّاعِي (Penyeru)

3. Isim Mamdud

Isim Mamdud adalah isim yang diakhiri dengan huruf hamzah dan sebelumnya berupa alif za’idah (tambahan).

Contoh:

صَحْرَاءُ (Padang pasir)

سَمَاءٌ (Langit)

اِبْتِدَاءٌ (Permulaan)

B. Isim Shohih Akhir

Semua isim yang tidak masuk dalam kategori Isim Maqshur, Manqush ataupun Mamdud.

Contoh:

خَيْلٌ (Kuda)

حِمَارٌ (Keledai)

ثَوُبٌ (Baju)

Catatan:

  1. Jika isim mamdud berupa isim jamak, maka ia tidak boleh ditanwin.
  2. Jika isim mamdud merupakan isim muannats, maka ia tidak boleh ditanwin.
  3. Semua isim yang diakhiri dengan huruf-huruf shohih (kecuali hamzah) maka dia adalah isim shohih akhir.

Penjelasan Audio:

Dhomir (Kata Ganti Orang)

اَلضَّمِيْرُ

(Kata Ganti Orang)

A. Dhomir Munfashil

Dhomir Munfashil adalah dhomir yang penulisannya terpisah dengan kata yang lain.

Pembacaan Tabel

هُوَ Dia (Seorang laki-laki)

هُمَا Mereka (Dua orang laki-laki/perempuan)

هُمْ Mereka (Para lelaki)

أَنْتَ Kamu (Seorang laki-laki)

أنْتُمْ Kalian (Para lelaki)

dst..

Contoh:

هُوَ أُسْتاَذٌ (Dia adalah seorang Ustadz)

أَنَا مسْلِمٌ (Aku adalah seorang muslim)

B. Dhomir Muttashil

Dhomir Muttashil adalah dhomir yang penulisannya bersambung dengan kata yang lain.

Pembacaan Tabel

كِتَابُهُ Bukunya (Buku milik laki-laki itu)

كِتَابُهُنَّ Buku mereka (Buku milik para perempuan itu)

كِتَابُُنَا Buku kami

dst..

C. Dhomir Mustatir

Dhomir Mustatir adalah dhomir yang tidak tertulis dalam kalimat akan tetapi tersembunyi dalam suatu kata.

Akan datang penjelasannya, insyaAllah

Penjelasan Audio:

Isim Ghoirul Munshorif

اَلْمَمْنُوعُ مِنَ الصَّرْفِ / غَيْرُ الْمُنْصَرِفِ

(Isim Ghoirul Munshorif)

Isim Ghoirul Munshorif adalah isim yang tidak boleh ditanwin dan dikasroh.

Contoh: عُثْمَانُ – مَسَاجِدُ – عُمَرُ – عَائِشَةُ

Syarat-syarat isim ghoirul munshorif:

1. Tidak sebagai mudhof (disandarkan pada isim yang lain)

Contoh: صَلَّيْتُ فِى مَسَاجِدَ

مَرَرْتُ بِعُمَرَ

Apabila isim ghoirul munshorif ini sebagai mudhof, maka batal hukumnya.

Contoh: صَلَّيْتُ فِى مَسَاجِدِ هِم

2. Terbebas dari alif dan lam

Contoh: صَلَّيْتُ فِى مَسَاجِدَ

مَرَرْتُ بِعُمَرَ

Apabila isim ghoirul munshorif ini memakai alif dan lam, maka batal hukumnya.

Contoh: صَلَّيْتُ فِى المَسَاجِدِ

Kelompok isim yang masuk dalam kategori ghoirul munshorif

1. Bentuk jamak yang berpola مَفَاعِلُ (shighoh muntahal Jumu’)

Contoh: مَسَاجِدُ – مَقَاعِد

2. Isim maqshur yang berjenis muannats

Contoh: كُبْرَى – حُبْلَى

3. Isim mamdud yang berjenis muannats

Contoh: صَحْرَاءُ – حَمْرَاءُ

4. Nama perempuan

Contoh: مَرْيَمُ – عَائِشَةُ

5. Nama yang berpola فُعَلُ

Contoh: عُمَرُ – زُحَلُ

6. Nama yang diakhiri dengan tambahan alif dan nun ان

Contoh: عُثْمَانُ – سَلْمَانُ

7. Nama orang asing (selain arab) / nama ajam

Contoh: إِبْرَاهِيْمُ – إِسْمَاعِيْلُ

Catatan:

1. Isim maqshur yang bukan kelompok muannats, maka tidak termasuk isim ghoirul munshorif.

Contoh: هُدًى – فَتًى

2. Semua nama orang yang diakhiri dengan ta marbuthoh maka dia ghoirul munshorif walaupun digunakan untuk nama orang laki-laki.

Contoh: مُعَاوِيَةُ – طَلْحَةُ

3. Nama negara dan kota dikategorikan sebagai nama perempuan sehingga temasuk kelompok ghoirul munshorif.

Contoh: بَغْدَادُ – مِصْرُ

Penjelasan Audio:

Isim Isyaroh dan Isim Maushul

اِسْمُ الْإِشَارَةِ

(Kata Penunjuk)

Isim Isyaroh

 

اَلاِسْمُ الْمَوْصُوْلُ

(Kata Sambung/Penghubung)

Isim Maushul

Penjelasan Audio:

Isim Mu’rob Dan Isim Mabni

اَلاِسْمُ الْمُعْرَبُ وَالاِسْمُ الْمَبْنِيُّ
(Isim Mu’rob dan Isim Mabni)

1. Isim Mu’rob

Isim mu’rob adalah isim yang dapat berubah keadaan akhirnya disebabkan oleh adanya perbedaan letak (posisi) dalam suatu kalimat.

Contoh:

الْكِتَابُ جَدِيْدٌ (Buku itu baru)

قَرَأْتُ الكِتَاب (Aku membaca buku itu)

فِي الكِتَابِ قِِصَصٌ (Di dalam buku itu terdapat kisah-kisah)

1. Isim Marfu’

Isim marfu’ adalah isim yang biasanya pada keadaan akhirnya ditandai dengan harokat dhommah.

Contoh: مُحَمَّدٌ – أُسْتَاذٌ – طَالِبٌ

2. Isim Manshub

Isim manshub adalah isim yang biasanya pada keadaan akhirnya ditandai dengan harokat fathah.

Contoh: مُحَمَّدًا – أُسْتَاذًا – طَالِبًـا

3. Isim Majrur

Isim majrur adalah isim yang biasanya pada keadaan akhirnya ditandai dengan harokat kasroh.

Contoh: مُحَمَّدٍ – أُسْتَاذٍ – طَالِبٍ

Penjelasan Audio:

Isim Mabni

2. Isim Mabni

Isim mabni adalah isim yang keadaan akhirnya tidak mengalami perubahan walaupun diletakkan pada posisi yang berbeda dalam suatu kalimat.

Contoh:

هَذَا جَدِيْدٌ (Ini baru)

قَرَأْتُ هَذَا (Aku membaca ini)

فِي هَذَا قِِصَص (Di dalam ini terdapat kisah-kisah)

Macam-Macam Isim Mabni

1. الضَمِيْرُ

Contoh: أَنْتَ – نَحْنُ – هُوَ

2. اِسْمُ الإِشَارَةِ

Contoh: هَذِهِ – هَؤُلاَءِ – ذَلِكَ

3. اَلاِسْمُ الَمْوْصُوْلُ

Contoh: اَلَّذِي – اَلَّتِي – اَلَّذِيْنَ

4. اِسْمُ الاِسْتِفْهَامِ

Contoh: مَنْ – أيْنَ – كَيْفَ

5. اِسْمُ الشَّرْطِ

Contoh: مَنْ – مَتَى –  مَا

Catatan:

1. Dhommah merupakan ciri pokok isim marfu’, fathah merupakan ciri pokok isim manshub, dan kasroh merupakan ciri pokok isim majrur.
2. Ada beberapa kelompok isim yang perubahan keadaan akhirnya tidak ditandai dengan perubahan harokat, akan tetapi dengan perubahan huruf.

Contoh:

مُسْلِمُوْنَ (Marfu’)

مُسْلِمِيْنَ (Manshub)

مُسْلِمِيْنَ (Majrur)

Penjelasan Audio:

Asmaul Khomsah

Ciri-Ciri I’robnya Isim

عَلاَمَاتُ إِعْرَابِ الأَسْمَاءِ
(Ciri-Ciri I’robnya Isim)

alamat-irob-isim

Penjelasan Audio:

Pembagian Fi’il Ditinjau Dari Waktu Terjadinya

أَقْسَامُ الفِعْلِ
تَقْسِيْمُ الْفِعْلِ بالنَّظَرِ إِلَى زَمَنِ وُقُوْعِهِ

(Pembagian Fi’il Ditinjau Dari Waktu Terjadinya)

Tabel Pembagian Fi'il

1. Fi’il Madhi

Fi’il madhi adalah fi’il yang menunjukkan kejadian pada waktu lampau

Contoh:

خَلَقَ (Telah menciptakan)

خَرَجَ (Telah keluar)

أََمَرَ (Telah memerintah)

أَكَلَ (Telah makan)

2. Fi’il Mudhori’

Fi’il mudhori’ adalah fi’il yang menunjukkan kejadian pada waktu sekarang atau akan datang

Contoh:

يَخْلُقُ (Sedang/akan mencipta)

يَخْرُجُ (Sedang/akan keluar)

يَأْمُرُ (Sedang/akan memerintah)

يَأْكُلُ (Sedang/akan makan)

3. Fi’il Amr

Fi’il amr adalah fi’il yang digunakan untuk menuntut terjadinya sesuatu pada waktu setelah pengucapan (kata kerja perintah)

Contoh:

اُدْخُلْ (Masuklah)

اُخْرُُجْ (Keluarlah)

اِِجْلِسْ (Duduklah)

اِِرْفَعْ (Angkatlah)

Penjelasan Audio:

Tashrif Lughowi Fi’il Madhi

اَلتَّصْرِيْفُ اللُّغَوِيُّ

Tashrif Lughowi

Tashrif lughowi adalah perubahan fi’il bersama dengan dhomirnya

1. Tashrif lughowi untuk fi’il madhi

Tashrif Lughowi Fi'il Mudhori Kataba

Pembacaan Tabel

كَتَبَ : Dia (seorang laki-laki) telah menulis

كَتَبَا : Mereka (dua orang laki-laki) telah menulis

كَتَبُوْا : Mereka (para lelaki) telah menulis

كتَبَتْ : Dia (seorang perempuan) telah menulis

كَتَبَتَا : Mereka (dua orang perempuan) telah menulis

dst..

Contoh tashrif lughowi untuk fi’il نَصَرَ

Tashrif Lughowi Fi'il Mudhori Nashoro

Silakan dicoba…

  1. جَلَسَ (Duduk)
  2. قَتَلَ (Membunuh)
  3. شَرِبَ (Minum)

Penjelasan Audio:

Tashrif Lughowi Fi’il Mudhori’

 Tashrif lughowi untuk fi’il mudhori’

Tashrif Lughowi Yaktubu

Pembacaan Tabel

يَكْتُبُ : Dia (seorang laki-laki) sedang/akan menulis

يَكْتُبَانِ : Mereka (dua orang laki-laki) sedang/akan menulis

يَكْتُبُوْنَ : Mereka (para lelaki) sedang/akan menulis

تَكْتُبُ : Dia (seorang perempuan) sedang/akan menulis

تَكْتُبَانِ : Mereka (dua orang perempuan) sedang/akan menulis

dst..

Contoh tashrif lughowi untuk fi’il يَنْصُرُ

Tashrif Lughowi Yanshuru

Silakan dicoba…

  1. يَجْلِسُ (Duduk)
  2. يَقْتُلُ (Membunuh)
  3. يَشْرَبُ (Minum)

Penjelasan Audio:

Tashrif Lughowi Fi’il Amr

3. Tasrif lughowi untuk fi’il amr

Tashrif Lughowi Uktub

Contoh tashrif lughowi untuk fi’il اُنْصُرْ

Tashrif Lughowi Unshur

Silakan dicoba…

  1. اِجْلِسْ (Duduklah)
  2. اُقْتُلْ (Bunuhlah)
  3. اِشْرَبْ (Minumlah)

Penjelasan Audio:

Huruf Mudhoro’ah

حَرْفُ الْمُضَارَعَةِ
Huruf Mudhoro’ah

Harful mudhoro’ah adalah huruf yang menjadi ciri khas dari fi’il mudhori’.

Huruf mudhoro’ah ini berupa huruf  أ – ن – ي – ت di singkat أَنِيْتَ

Huruf Mudhoro'ah

Penjelasan Audio:

Pembagian Fi’il Ditinjau Dari Pelakunya

تَقْسِيْمُ الفِعْلِ بِالنَّظَرِ إِلَى فَاعِلِهِ
(Pembagian Fi’il Ditinjau dari Pelakunya)

Daiagram Fi'il Ma'lum Majhul

1. Fi’il Ma’lum

Fi’il ma’lum adalah fi’il yang disebutkan pelakunya (kata kerja aktif)

Contoh:

ضَرَبَ عَلِيٌّ الْكَلْبَ (Ali telah memukul anjing)

قَتَلَ الْقَائِدُ الْعَدُوَّ (Panglima itu telah membunuh musuh)

تَعَلَّمَ حَسَنٌ عِلْمَ النَّحْوِ (Hasan telah belajar ilmu nahwu)

يَكْتُبُ مُحَمَّدٌ الدَّرْسَ (Muhammad sedang menulis pelajaran)

يَفْتَحُ زَيْدٌ البَابَ (Zaid sedang membuka pintu)

يَسْتَمِعُ الحَاضِرُوْنَ الْحِوَارَ (Para hadirin sedang mendengarkan dengan seksama diskusi itu)

2. Fi’il Majhul

Fi’il majhul adalah fi’il yang yang tidak disebutkan pelakunya (kata kerja pasif)

Contoh:

ضُرِبَ الْكَلبُُ (Anjing telah dipukul)

قُتِلَ الْعَدُوُّ (Musuh itu telah dibunuh)

تُعُلِّمَ عِلْمُ النَّحْوِ (Ilmu Nahwu telah dipelajari)

يُكْتَبُ الدَّرْسُ (Pelajaran sedang ditulis)

يُفْتَحُ الْبَابُ (Pintu sedang dibuka)

يُسْتَمَعُ الْحِوَارُُ (Diskusi itu didengarkan dengan seksama)

Penjelasan Audio:

Pembentukan Fi’il Majhul

بِنَاءُ الْمَجْهُوْلِ
(Pembentukan Fi’il Majhul)

Fi’il majhul dibentuk dari fi’il ma’lumnya.

Cara Pembentukan Fi’il Majhul Dari Fi’il Ma’lum.

1. Fi’il Madhi

Dikasroh huruf sebelum terakhir dan di dhommah semua huruf yang berharokat sebelumnya.

Contoh:

ضَرَبَ –> ضُرِبَ

قَتَلَ –> قُتِلَ

تَعَلَّمَ –> تُعُلِّمَ

2. Fi’il Mudhori’

Difathah huruf sebelum terakhir dan di dhommah huruf pertamanya

Contoh:

يَكْتُبُ –> يُكْتَبُ

يَفْتَحُ –> يُفْتَحُ

يَسْتَمِعُ –> يُسْتَمَعُ

Catatan:

Apabila pada fi’il madhi terdapat huruf yang disukun, maka pada saat pembentukan fi’il majhul tidak boleh dijadikan dhommah dan tetap harus disukun.

Contoh:

اِسْتَمَعَ –> اُسْتُمِعَ

Penjelasan Audio:

Pembagian Fi’il Di Tinjau Dari Objeknya

تَقْسِيْمُ الفِعْلِ بِالنَّظَرِ إِلَى مَعْمُوْلِهِ
(Pembagian Fi’il Ditinjau dari Objeknya)

Diagram Fi'il Lazim Muta'addi

1. Fi’il Lazim

Fi’il lazim adalah fi’il yang tidak membutuhkan adanya objek (kata kerja intransitif)

Contoh:

قَامَ زَيْدٌ (Zaid berdiri)

حَضَرَ مُحَمَّدٌ (Muhammad telah hadir)

جَلَسَ عَلِيٌّ (Ali duduk)

2. Fi’il Muta’addi

Fi’il muta’addi adalah fi’il yang membutuhkan adanya objek (kata kerja transitif)

Contoh:

فَهِمَ زَيْدٌ الدَّرْسَ (Zaid memahami pelajaran)

شَرِبَ مُحَمَّدٌ العَسَلَ (Muhammad minum madu)

أَكَلَ عَلِيٌّ الْخُبْزَ (Ali makan roti)

Cara Membuat Fi’il Muta’addi

1. Dibuat mengikuti wazan (pola) فَعَّلَ

Contoh:

حَسُنَ –> حَسَّنَ

سَهُلَ –> سَهَّلَ

2. Dibuat mengikuti wazan (pola) أَفْعَلَ

Contoh:

خَرَجَ –> أَخْرَجَ

كَمُلَ –> أَكْمَلَ

Penjelasan Audio:

Fi’il Mu’rob Dan Fi’il Mabni

الفِعْلُ المُعْرَبُ والفِعْلُ المَبْنِي
(Fi’il Mu’rob dan Fi’il Mabni)

1. Fi’il Mu’rob

Fi’il mu’rob adalah fi’il yang dapat berubah keadaan akhirnya karena adanya perbedaanletak dalam suatu kalimat

Contoh:

يَكْتُبُ مُحَمَّدٌ الدَّرْسَ (Muhammad mencatat pelajaran)

لَنْ يَكْتُبَ مُحَمَّدٌ الدَّرْسَ (Muhammad tidak akan mencatat pelajaran)

لَمْ يَكْتُبْ مُحَمَّدٌ الدَّرْسَ (Muhammad tidak mencatat pelajaran)

I'rob Fi'il

a. Fi’il Marfu’

Fi’il marfu’ adalah fi’il yang keadaan akhirnya mempunyai ciri pokok dhommah

Contoh:

يَكْتُبُ – يَجْلِسُ – يَفْهَمُ

b. Fi’il Manshub

Fi’il manshub adalah fi’il yang keadaan akhirnya mempunyai ciri pokok fathah

Contoh:

لَنْ يَكْتُبَ – لَنْ يْجْلِسَ -لَنْ يَفْهَمَ

c. Fi’il Majzum

Fi’il majzum adalah fi’il yang keadaan akhirnya mempunyai ciri pokok sukun

Contoh:

لَمْ يَكْتُبْ – لَمْ يَجْلِسْ -لَمْ يَفْهَمْ

Penjelasan Audio:

Fi’il Mabni

2. Fi’il Mabni

Fi’il mabni adalah fi’il yang keadaan akhirnya selalu tetap dan tidak mengalami perubahan

Kelompok Fi’il Mabni

a. Fi’il Madhi

Contoh:

كَتَبَ مُحَمَّدٌ الرِّسَالَةَ (Muhammad telah menulis surat itu)

مَا كَتَبَ مُحَمَّدٌ الرِّسَالَةَ (Muhammad tidak menulis surat itu)

b. Fi’il Amr

Contoh:

اُكْتُبْ هَذَا الدَّرْسَ (Tulislah pelajaran ini)

يَا أَخِيْ اُكْتُبْ هَذَا الدَّرْسَ (Wahai saudaraku tulislah pelajaran ini)

c.Fi’il Mudhori’ yang bersambung dengan nun niswah atau dengan nun taukid

– Nun niswah adalah nun yang terdapat dalam suatu fi’il untuk menunjukkan jenis perempuan yang keadaannya berharokat fathah.

Pada fi’il mudhori’, nun niswah terdapat pada fi’il َيَكْتُبْنَ dan تَكْتُبْنَ

Contoh:

الْمُسْلِمَاتُ يَكْتُبْنَ الرِّسَالَةَ (Para muslimah sedang menulis surat)

الْمُسْلِمَاتُ لَنْ يَكْتُبْنَ الرِّسَالَةَ Para muslimah tidak akan menulis surat)

– Nun taukid adalah huruf nun yang bersambung dengan suatu fi’il yang berfungsi sebagai penguat makna fi’il.

Contoh:

أَ تَسْمَعَنَّ الأَذَانَ؟ (Apakah kamu benar-benar mendengar adzan?)

ألَمْ تَسْمَعَنَّ الأَذَانَ؟ (Apakah kamu benar-benar tidak mendengar adzan?)

Catatan:

  • I’rob suatu kata ada 4 macam, yaitu rofa’, nashob, jar, dan jazm. Untuk isim hanya terdiri dari i’rob rofa’, nashob dan jar serta tidak ada i’rob jazm. Untuk fi’il hanya terdiri dari i’rob rofa’, nashob dan jazm serta tidak ada i’rob jar.
  • Semua fi’il mudhori’adalah termasuk fi’il mu’rob, kecuali apabila bersambung dengan nun niswah atau nun taukid.

Penjelasan Audio:

Pembagian Fi’il Mudhori’

أَقْسَامُ الْفِعْلِ الْمُضَارِعِ
(Pembagian Fi’il Mudhori’)

Fi'il Mu'rob

1. Fi’il Shohih Akhir

Fi’il shohih akhir adalah fi’il yang diakhiri dengan huruf-huruf shohih.

Contoh:

يَدْخُلُ (masuk)

يَخْرُجُ (keluar)

يَقْرَأُ (membaca)

2. Fi’il Mu’tal Akhir

Fi’il mu’tal akhir adalah fi’il yang diakhiri dengan huruf-huruf ‘illat.

Fi’il mu’tal akhir terbagi menjadi 3:

a. Mu’tal Alif

Contoh:

يَرْضَى (meridhoi)

يَنْهَى (melarang)

b. Mu’tal Wawu

يَدْعُوْ (menyeru/berdo’a)

يَغْزُوْ (berperang)

c. Mu’tal ya’

يَرْمِى (melempar)

يَزْنِى (berzina)

Penjelasan Audio:

Fi’il Al-Af’alul Khomsah

3. Fi’il Al-Af’alul Khomsah

Fi’il al-af’alul khomsah adalah fi’il yang diakhiri dengan huruf ‘illat dan nun.

Perhatikan tabel tashrif fi’il mudhori’ berikut:

Tabel Af'alul Khomsah

Dari tashrif diatas, terlihat bahwa fi’il yang diakhiri dengan huruf ‘illat dan nun adalah:

  1. يَكْتُبَانِ
  2. يَكْتُبُوْنَ
  3. تَكْتُبَانِ
  4. تَكْتُبُوْنَ
  5. تَكْتُبِِيْنَ

Kelima fi’il ini dikenal dengan nama Al-Af’alul Khomsah (Fi’il-fi’il yang Lima)

Penjelasan Audio:

Ciri-Ciri I’rob Fi’il

عَلاَمَاتُ إِعْرَابِ الأَفْعَالِ
(Ciri-Ciri I’robnya fi’il)

Alamat I'rob Fi'il

Catatan:

Asal I’rob dari suatu fi’il adalah marfu’. Fi’il ini menjadi berubah I’robnya manakala ada sesuatu yang menyebabkannya menjadi manshub ataupun majzum. Sesuatu yang menyebabkan terjadinya perubahan I’rob dari suatu fi’il dikenal dengan nama ‘amil.

Penjelasan Audio:

Amil-Amil Pada Fi’il

عَوَامِلُ الأَفْعَالِ
(Amil-amil pada Fi’il)

Amil Fi'il

1. Al-Adawatun Nashibah

Al-Adawatun Nashibah adalah alat-alat yang digunakan untuk menashobkan fi’il.

Macam-macam alat penashob

a. أَنْ

Contoh:

أَنَا أُرِيْدُ أَنْ أذْهَبَ إِلَى الْمَسْجِدِ (Aku ingin pergi ke masjid)

b. لَنْ

Contoh:

لَنْ يَنْجَحَ الْكَسْلاَنُُ (Tidak akan sukses orang yang malas)

c. إِذَنْ

Contoh:

إِذَنْ تَنْجَحَ (Jika demikian, engkau akan sukses)

d. كَيْ

Contoh:

اِجْتَهِدْ يَا أَخِيْ كَيْ تَنْجَحَ (Bersungguh-sungguhlah saudaraku, agar engkau sukses)

e. لاَمُ كَيْ

Contoh:

اِرْفَعْ صَوْتَكَ لِيَسْمَعُوْا (Angkatlah suaramu, agar mereka dapat mendengar)

f. لاَمُ الْجُحُوْدِ

Contoh:

مَا كَانَ الْمُسْلِمُ لِيَسْخَرَ أَخَاهُ (Seorang muslim tidak akan mencemooh saudaranya)

g. حَتَّى

Contoh:

لاَ تَتَحَدَّثُوْا حَتَّى يَنْتَهِيَ الدَّرْسُ (Janganlah kalian ngobrol hingga pelajaran selesai!)

Penjelasan Audio:

Adawatul Jazimah

2. Al-Adawatul Jazimah

Al-Adawatul Jazimah adalah alat-alat yang digunakan untuk menjazmkan fi’il

Macam-macam alat penjazm:

a. Alat penjazem yang menjazemkan satu fi’il

Kelompok penjazm satu fi’il

1. لَمْ

Contoh:

لَمْ يَحْضُرْ زَيْدٌ فِى التَعْلِيْم (Zaid tidak hadir dalam kajian)

2. لَمّا

Contoh:

لَمَّا يَحْضُرُوْا (mereka belum hadir)

3. أَلَمْ

Contoh:

أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللُّغَةَ الْعَرَبِيَّةَ مُفِيْدَةٌ ؟ (Apakah kamu tidak tahu bahwa bahasa arab itu sangat berfaedah?)

4. لاَمُ الأَمْر

Contoh:

لِيُكْرِمْ صَاحِبُ الْبَيْتِ ضَيْفَهُ (Hendaklah tuan rumah itu menghormati tamunya)

5. لاَ النَّاهِيَةُ

Contoh:

لاَ تَعْبُدُوا أَصْنَامًا (Janganlah kalian menyembah patung-patung!)

b. Alat penjazm yang menjazmkan dua fi’il

Kelompok penjazem dua fi’il

1. إِنْ

Contoh:

إِنْ تَجْتَهِدْ تَنْجَحْ (Jika engkau bersungguh-sungguh niscaya engkau akan sukses)

2. مَنْ

Contoh:

مَنْ يَزْرَعْ يَحْصُدْ (Barangsiapa yang menanam, ia akan menuai)

3. مَا

Contoh:

مَا تَعْمَلْ مِنْ عَمَلٍ يُكْتَبْ (Amalan apasaja yang engkau lakukan, niscaya ia akan dicatat)

4. مَهْما

Contoh:

مَهْمَا تَقْرَأْ مِنْ كِتَابٍ يَنْفَعْ (Buku apasaja yang engkau baca, tentulah ia akan bermanfaat)

5. مَتَى

Contoh:

مَتَى تَرْجِعْ أَرْجِعْ (Kapansaja engkau kembali, aku akan kembali)

6. أيَّانَ

Contoh:

أَيَّانَ يَذْهَبْ مُحَمَّدٌ أذْهَبْ (Kapansaja Muhammad pergi, saya akan pergi)

7. أَيْنَ

Contoh:

أَيْنَ تَهْرُبْ أَقْبِضْ (Kemana saja engkau melarikan diri, akan kutangkap)

8. حَيْثُمَا

Contoh:

حَيْثُمَا تَذْهَبْ أَتَّبِعْ (Kemana saja engkau pergi, aku akan ikut)

9. كَيْفَمَا

Contoh:

كَيفَمَا تَجْلِسْ أَجْلِسْ (Bagaimana saja  engkau duduk, begitulah aku akan duduk)

10. أَيٌّ

Contoh:

أَيُّ ءَايَةٍ تَقْرَأْ تُؤْجَرْ (Ayat apasaja yang engkau baca, engkau akan diberi pahala)

Penjelasan Audio:

Macam-Macam Laa

أَنْوَاعُ لاَ
(Macam-macam لاَ)

Macam La

1. Laa Nahiyah

Laa nahiyah adalah huruf لاَ yang berfungsi untuk melarang (diartikan janganlah)

Ciri dari laa nahiyah adalah menjazmkan fi’il mudhori’.

Contoh:

لاَ تَمْزَحْ (Janganlah kamu begurau!)

لاَ تَدْخُلاَ (Janganlah kalian berdua masuk!)

لاَ تَلْعَبُوْا (Janganlah kalian semua bermain!)

2. Laa Nafiyah

Laa nafiyah adalah huruf لاَ yang berfungsi untuk menafikan (diartikan tidak)

Ciri dari laa nafiyah adalah tidak menjazmkan fi’il mudhori’

Contoh:

لاَ تَمْزَحُ (Kamu tidak begurau)

لاَ تَدْخُلاَنِ (Kalian berdua tidak masuk)

لاَ تَلْعَبُوْنَ (Kalian semua tidak bermain)

Penjelasan Audio:

Macam-Macam Lam

أَنْوَاعُ اللاَّمِ
(Macam-macam lam)

Macam-macam Lam:

1. لاَمُ حَرْفِ الْجَرِّ

Contoh:

هَذَا الْكِتَابُ لِمُؤْمِنٍ (Buku ini milik seorang mu’min)

هَذَا الْكِتَابُ لِمُؤْمِنَيْنِ (Buku ini milik dua orang mu’min)

هَذَا الْكِتَابُ لِمُؤْمِنِيْنَ (Buku ini milik orang-orang mu’min)

2. لاَمُ كَيْ

Contoh:

خُلِقْتَ لِتَعْبُدَ اللهَ (Kamu diciptakan agar kamu menyembah Allah)

خُلِقْتُمَا لِتَعْبُدَا اللهَ (Kalian berdua diciptakan agar kalian berdua menyembah Allah)

خُلِقْتُمْ لِتَعْبُدُوْا اللهَ (Kalian semua diciptakan agar kalian semua menyembah Allah)

3. لاَمُ الْجُحُوْدِ

Contoh:

مَا كَانَ الْمُسْلِمُ لِيَشْرَبَ الْخَمْرَ (Tidaklah seorang muslim itu akan minum khomr)

مَا كَانَ الْمُسْلِمَانِ لِيَتَحَاسَدَا (Tidaklah dua orang muslim itu akan saling mendengki)

مَا كَانَ الْمُسْلِمُوْنَ لِيَتْرُكُوْا الصَّلاَةَ (Tidaklah orang-orang muslim itu akan meninggalkan shalat)

4. لاَمُ الأَمْرِ

Contoh:

لِيَدْخُلْ فِى الْمَسْجِدِ (Hendaklah ia masuk ke masjid)

لِيَدْخُلاَ فِى الْمَسْجِدِ (Hendaklah mereka berdua masuk ke masjid)

لِيَدْخُلُوْا فِى الْمَسْجِدِ? (Hendaklah mereka semua masuk ke masjid)

5. لاَمُ التَّوْكِيْدِ

Contoh:

لَيَدْخُلُ فِى الْمَسْجِدِ (Sungguh ia akan masuk masjid)

لَيَدخُلاَنِ فِى الْمَسْجِدِ (Sungguh mereka berdua akan masuk masjid)

لَيَدْخُلُوْنَ فِى الْمَسْجِدِ (Sungguh mereka semua akan masuk masjid)

Penjelasan Audio:

Marfu’atul Asma

Fa’il

الْفَاعِلُ
(Fa’il)

Fa’il adalah isim marfu’ yang terletak setelah fi’il ma’lum untuk menunjukkan pelaku dari suatu pekerjaan.

Contoh:

ضَرَبَ عَلِيٌّ الْكَلْبَ (Ali telah memukul anjing)

يَكْتُبُ مُحَمَّدٌ الدَّرْسَ? (Muhammad sedang menulis pelajaran)

Ketentuan-Ketentuan Fa’il:

1. Fa’il adalah isim yang marfu’

Contoh:

نَصَرَ زَيْدٌ مُحَمَّدًا (Zaid menolong Muhammad)

زَيْدٌ adalah sebagai fa’ilnya karena dia merupakan isim yang marfu’

مُحَمَّدًا bukan sebagai fa’il karena dia manshub

ذَهَبَ الرَّجُلُ إِلَى السُّوْقِ (Laki-laki itu pergi ke pasar)

الرَّجُلُ adalah sebagai fai’ilnya karena dia merupakan isim yang marfu’

السُّوْقِ bukan sebagai fa’il karena dia majrur

2. Fa’il harus diletakkan setelah fi’il. Apabila ada isim marfu’ yang terletak di depan /sebelum fi’il maka dia bukan fa’il

Contoh:

مُحَمَّدٌ يَكْتُبُ الدَّرْسَ (Muhammad sedang menulis pelajaran)

مُحَمَّدٌ bukan sebagai fa’il. Hal ini karena ia terletak di depan fi’il.

Fa’ilnya adalah berupa dhomir mustatir yang terdapat pada fi’il يَكْتُبُ yang taqdirnya adalah هُوَ.

3. Fi’il yang dipakai adalah fi’il ma’lum. Apabila ada isim mar’fu’ yang terletak setelah fi’il majhul, maka ia bukan sebagai fa’il.

Contoh:

ضُرِبَ عَلِيٌّ (Ali dipukul)

عَلِيٌّ bukanlah sebagai fa’il karena fi’il yang dipakai adalah fi’il majhul.

4. Fi’il yang dipakai harus selalu dalam bentuk mufrod

Contoh:

كَتَبَ الْمُسْلِمُ الدَّرْسَ (Seorang muslim itu menulis pelajaran)

كَتَبَ الْمُسْلِمَانِ الدَّرْسَ (Dua orang muslim itu menulis pelajaran)

كَتَبَ الْمُسْلِمُوْنَ الدَّرْسَ (Orang-orang muslim itu menulis pelajaran)

5. Bila fa’ilnya mudzakkar, maka fi’ilnya mufrod mudzakkar. Bila failnya muannats maka fi’ilnya mufrod muannats.

Contoh:

شَرِبَ مُحَمَّدٌ اللَّبَنَ (Muhammad telah minum susu)

شَرِبَتْ مَرْيَمُ اللَّبَنَ (Maryam telah minum susu)

يَشْرَبُ مُحَمَّدٌ اللَّبَنَ (Muhammad sedang minum susu)

تَشْرَبُ مَرْيَمُ اللَّبَنَ (Maryam sedang minum susu)

Penjelasan Audio:

Catatan Fa’il

Catatan Fa’il:

1. Fa’il tidak harus terletak secara langsung dibelakang fi’ilnya.

Contoh:

رَجَعَ مِن الْجَامِعَةِ الطَّالِبُ (Mahasiswa itu telah pulang dari kampus)

ضَرَبَ الْكَلْبَ عَلِيٌّ (Ali memukul anjing)

2. Apabila fa’il tidak terletak secara langsung dibelakang fi’ilnya, maka untuk fa’il yang muannats, fi’ilnya boleh berbentuk mufrod muannats atau mufrod mudzakkar.

Contoh:

شَرِبَتْ اللَّبَنَ مَرْيَمُ

Atau:

شَرِبَ اللَّبَنَ مَرْيَمُ

3. Apabila fa’ilnya berupa jamak taksir, maka fi’ilnya boleh berbentuk mufrod mudzakkar atau mufrod muannats.

Contoh:

لَعِبَ الأَوْلاَدُ أَمَامَ الْمَسْجِدِ

Atau:

لَعِبَتْ الأَوْلاَدُ أَمَامَ الْمَسْجِدِ

Penjelasan Audio:

Macam-Macam Fa’il

Fa’il Berbentuk Dhomir Dari Fi’il Madhi

Mengenal Fa’il Yang Berbentuk Dhomir

1. Fi’il Madhi

Tashrif Fi'il Madhi

كَتَبَ: Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya هُوَ

كَتَبَا: Fa’ilnya adalah alif

كَتَبُوا: Fa’ilnya adalah wawu

كتَبَتْ: Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya هِيَ

كَتَبَتَا: Fa’ilnya adalah alif

كَتَبْنَ: Fa’ilnya adalah nun

كَتَبْتَ: Fa’ilnya adalah ta’

كَتَبْتُمَا: Fa’ilnya adalah ta’

كَتَبْتُمْ: Fa’ilnya adalah ta’

كَتَبْتِ: Fa’ilnya adalah ta’

كَتَبْتُمَا: Fa’ilnya adalah ta’

كَتَبْتُنَّ: Fa’ilnya adalah ta’

كَتَبْتُ: Fa’ilnya adalah ta’

كَتَبْنَا: Fa’ilnya adalah ???

Contoh:

مُحَمَّدٌ كَتَبَ الدَّرسَ

Fa’il dari kalimat ini adalah dhomir mustatir yang taqdirnya هُوَ

الْمُسْلِمُوْنَ فَهِمُوْا الدَّرْسَ

Fa’il dari kalimat ini adalah wawu

جَلَسْتُ عَلَى الْكُرْسِيِّ

Fa’il dari kalimat ini adalah ta’

Penjelasan Audio:

Fa’il Berbentuk Dhomir Dari Fi’il Mudhori

2. Fi’il Mudhori’

Tashrif Fi'il Mudhori

يَكْتُبُ: Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya هُوَ

يَكْتُبَانِ: Fa’ilnya adalah alif

يَكْتُبُوْنَ: Fa’ilnya adalah wawu

تَكْتُبُ: Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya هِيَ

تَكْتُبَانِ: Fa’ilnya adalah alif

يَكْتُبْنَ: Fa’ilnya adalah nun

تَكْتُبُ: Fa’ilnya adalah dhomir mustatir taqdirnya أَنْتَ

تَكْتُبَانِ: Fa’ilnya adalah alif

تَكْتُبُوْنَ: Fa’ilnya adalah wawu

تَكْتُبِيْنَ: Fa’ilnya adalah ya’

تَكْتُبَانِ: Fa’ilnya adalah alif

تَكْتُبْنَ: Fa’ilnya adalah nun

أَكْتُبُ: Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya أَنَا

نَكْتُبُ: Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya نَحْنُ

Contoh:

مُحَمَّدٌ يَرْكَبُ الْحِصَانَ

Fa’il dari kalimat ini adalah dhomir mustatir yang taqdirnya هُوَ

الْمُمَرِّضَاتُ يَدْخُلْنَ الْمُسْتَشْفَى

Fa’il dari kalimat ini adalah nun

نَكْتُبُ الرِّسَالَةَ

Fa’il dari kalimat ini adalah dhomir mustatir yang taqdirnya نَحْنُ

Penjelasan Audio:

Fa’il Berbentuk Dhomir Dari Fi’il Amr

3. Fi’il Amr

Tashrif Fi'il Amr

اُكْتُبْ: Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya أَنْتَ

اُكْتُبَا: Fa’ilnya adalah alif

اُكْتُبُوْا: Fa’ilnya adalah wawu

اُكْتُبِيْ: Fa’ilnya adalah ya’

اُكْتُبَا: Fa’ilnya adalah alif

اُكْتُبْنَ: Fa’ilnya adalah nun

Contoh:

اُكْتُبْ الدَّرْسَ

Fa’il dari kalimat ini adalah dhomir mustatir yang taqdirnya أَنْتَ

اِحْفَظُوْا الْقُرْءَانَ

Fa’il dari kalimat ini adalah wawu

اِرْجِعْنَ إِلَى بُيُوتِكُنَّ

Fa’il dari kalimat ini adalah nun

Penjelasan Audio:

Catatan Macam-Macam Fa’il

Catatan Macam Fa’il:

  1. Alif yang berfungsi sebagai fa’il dinamakan alif itsnain ( أَلِفُ الإِثْنَيْنِ )
  2. Wawu yang berfungsi sebagai fa’il dinamakan wawu jama’ah ( وَاوُ الْجَمَاعَةِ )
  3. Nun yang berfungsi sebagai fa’il dinamakan nun niswah ( نُوْنُ النِّسْوَةِ )
  4. Ta’ yang berfungsi sebagai fa’il dinamakan ta’ fa’il ( تَاءُ الْفَاعِلِ )
  5. Ya’ yang berfungsi sebagi fa’il dinamakan ya mukhothobah ( يَاءُ الْمُخَاطَبَةِ )

Penjelasan Audio:

Naibul Fa’il

نَائِبُ الفَاعِلِ
(Naibul Fa’il)

Naibul fa’il adalah isim marfu’ yang terletak setelah fi’il majhul untuk menunjukkan orang yang dikenai pekerjaan.

Contoh:

ضُرِبَ الْكَلْبُ (Anjing itu telah dipukul)

يُكْتَبُ الدَّرْسُ (Pelajaran sedang ditulis)

Ketentuan-ketentuan naibul fa’il

1. Naibul fa’il merupakan isim marfu’. Asal dari na’ibul fa’il adalah sebagai obyek (maf’ul bih) yang mempunyai I’rob nashob. Tatkala failnya dihapus, maka maf’ul bih menggantikan posisi fa’il yang mempunyai I’rob rofa’.

Contoh:

نَصَرَ زَيْدٌ مُحَمَّدًا (Zaid menolong Muhammad)

Tatkala fa’ilnya dihapus, menjadi:

نُصِرَ مُحَمَّدٌ (Muhammad ditolong)

2. Naibul fa’il harus diletakkan setelah fi’il. Apabila ada isim marfu’ yang terletak di depan /sebelum fi’il maka dia bukan naibul fa’il.

Contoh:

مُحَمَّدٌ نُصِرَ (Muhammad ditolong)

مُحَمَّدٌ bukan naibul fa’il. Hal ini karena ia terletak di depan fi’il.

Naibul fa’ilnya adalah berupa dhomir mustatir yang terdapat pada fi’il نُصِرَ yang taqdirnya adalah هُوَ

3. Fi’il yang dipakai adalah fi’il majhul.

Contoh:

ذَبَحَ مُحَمَّدٌ الْبَقَرَ (Muhammad menyembelih sapi)

مُحَمَّدٌ bukan sebagai na’ibul fail karena fi’il yang dipakai bukan fi’il majhul.

4. Fi’il yang dipakai harus selalu dalam bentuk mufrod

Contoh:

قُتِلَ الْكَافِرُ (Seorang kafir itu telah dibunuh)

قُتِلَ الْكَافِرَانِ (Dua orang kafir itu telah dibunuh)

قُتِلَ الْكَافِرُوْنَ (Orang-orang kafir itu telah dibunuh)

5. Bila naibul fa’ilnya mudzakkar, maka fi’ilnya mufrod mudzakkar. Bila naibul failnya muannats maka fi’ilnya mufrod muannats.

Contoh:

نُصِرَ مُحَمَّدٌ

نُصِرَتْ مَرْيَمُ

يُضْرَبُ مُحَمَّدٌ

تُضْرَبُ مَرْيَمُ

6. Apabila susunan sebelum fa’ilnya dihapus menpunyai dua maf’ul bih (obyek), maka setelah failnya dihapus, maf’ul bih pertama menjadi naibul fail sedangkan maful bih kedua tetap manshub sebagai maf’ul bih.

Contoh:

مَنَحَ مُحَمَّدٌ الْفَقِيْرَ طَعَامًا (Muhammad memberi orang fakir itu makanan)

Tatkala fa’ilnya dihapus, maka fi’ilnya harus dirubah menjadi bentuk majhul. Kemudian maf’ul bih pertama ( yaitu الْفَقِيْرَ ) berubah menjadi naibul fail, sehingga I’robnya menjadi rofa’. Adapun maf’ul bih ke dua ( yaitu طَعَامًا) tetap manshub sebagai maf’ul bih.

مُنِحَ الْفَقِيْرُ طَعَامًا (Orang fakir itu diberi makanan)

Penjelasan Audio:

Catatan Naibul Fa’il

Catatan Na’ibul Fa’il:

1. Ketentuan na’ibul fa’il mirip dengan ketentuan yang ada pada fa’il.

2. Naibul fa’il tidak harus terletak secara langsung dibelakang fi’ilnya.

Contoh:

يُقْبَضُ فِى الطَّرِيْقِ السَّارِقُ (Pencuri itu ditangkap di jalan)

3. Apabila na’ibul fa’il tidak terletak secara langsung dibelakang fi’ilnya, maka untuk na’ibul fa’il yang muannats, fi’ilnya boleh mufrod muannats atau mufrod mudzakkar.

Contoh:

نُصِرَتْ فِى الْفَصْلِ مَرْيَمُ (Maryam ditolong di dalam kelas)

atau

نُصِرَ فِى الْفَصْلِ مَرْيَمُ (Maryam ditolong didalam kelas)

4. Apabila na’ibul fa’ilnya berupa jamak taksir, maka fi’ilnya boleh berbentuk mufrod mudzakkar atau mufrod muannats.

Contoh:

سُئِلَ الْأَسَاتِيْذُ (Para ustadz ditanya)

Atau

سُئِلَتْ الْأَسَاتِيْذُ (Para ustadz ditanya)

5. Terkadang, na’ibul fa’il berupa isim mabni

Contoh:

قُبِضَ الَّذِى سَرَقَ الْفُلُوْسَ (Telah ditangkap orang yang mencuri uang)

يُفْتَحُ هَذَا الْبَابُ (Pintu ini dibuka)

قُتِلَ الْكَافِرُ (Orang kafir itu dibunuh)

تُنْكَحُ (Orang itu dinikahi)

ضُرِبُوْا (Mereka dipukul)

Penjelasan Audio:

Mubtada Khobar

اَلْمُبْتَدَأُ وَالْخَبَرُ
(Mubtada’ dan Khobar)

Mubtada’ adalah isim marfu’ yang biasanya terdapat di awal kalimat (Subyek)

Khobar adalah sesuatu yang dapat menyempurnakan makna mubtada’ (Predikat)

Contoh:

مُحَمَّدٌ طَبِيْبٌ (Muhammad adalah seorang dokter)

الْأُسْتَاذُ مَرِيْضٌ (Ustadz itu sakit)

Ketentuan-ketentuan Mubtada’ dan khobar

1. Mubtada’ dan khobar merupakan isim-isim marfu’

Contoh:

الْوَلَدُ نَشِيْطٌ (Anak itu rajin)

أَبُوْكَ مَاهِرٌ (Bapakmu adalah orang yang pandai)

الْقَاضِى عَادِلٌ (Hakim itu adil)

2. Mubtada’ dan khobar harus selalu sesuai dari sisi bilangannya.

Contoh:

الْمُسْلِمُ حَاضِرٌ (Seorang muslim itu hadir)

الْمُسْلِمَانِ حَاضِرَانِ (Dua orang muslim itu hadir)

الْمُسلِمُوْنَ حَاضِرُوْنَ (Orang-orang muslim itu hadir)

3. Mubtada’ dan khobar harus selalu sesuai dari sisi jenisnya.

Contoh:

الْمُسْلِمُ صَالِحٌ (Orang muslim itu sholeh)

الْمُسْلِمَةُ صَالِحَةٌ (Orang muslimah itu sholihah)

الْمُؤْمِنُوْنَ مُجْتَهِدُوْنَ (Para lelaki mu’min itu orang yang bersungguh-sungguh)

الْمُؤْمِنَاتُ مُجْتَهِدَاتٌ (Para perempuan mu’min itu orang yang bersungguh-sungguh)

Penjelasan Audio:

Macam-macam Mubtada

أَنْوَاعُ الْمُبْتَدَأِ
(Macam-Macam Mubtada’)

Mubtada' Mu'rob Mabni

1. Mubtada’ yang berupa isim mu’rob

Contoh:

أَللهُ عَلِيْمٌ (Allah Maha Mengetahui)

الْوَلَدَانِ مُجْتَهِدَانِ (Dua anak laki-laki itu orang yang bersungguh-sungguh)

عُمَرُ عَادِلٌ (Umar adalah seorang yang adil)

2. Mubtada’ yang berupa isim mabni

Contoh:

هَذَا الْكِتَابُ جَدِيْدٌ (Buku ini baru)

هُوَ مُجْتَهِدٌ (Dia seorang yang bersungguh-sungguh)

أَنَا طَالِبٌ (Saya seorang mahasiswa)

Penjelasan Audio:

Macam-Macam Khobar

أَنْوَاعُ الْخَبَرِ
(Macam-Macam Khobar)

Khobar Mu'rob Murokkab

1. Khobar Mufrod

Khobar mufrod adalah khobar yang bukan berupa jumlah maupun syibhul jumlah.

Contoh:

الْعَامِلُ حَاضِرٌ (Seorang pekerja itu hadir)

الْعَامِلاَنِ حَاضِرَانِ (Dua orang pekerja itu hadir)

الْعُمَّالُ حَاضِرُوْنَ (Para pekerja itu hadir)

2. Khobar Murokkab

Khobar murokkab adalah khobar yang berupa jumlah atau syibhul jumlah.

a. Khobar yang berupa jumlah

i. Jumlah Ismiyah

Contoh:

الْوَلَدُ كِتَابُهُ جَدِيْدٌ (Anak laki-laki itu bukunya baru)

الْوَلَدُ أَبُوْهُ حَاضِرٌ (Anak laki-laki itu bapaknya hadir)

الْمَدْرَسَةُ مُدَرِّسُهَا حَضَرَ (Sekolahan itu pengajarnya telah hadir)

ii. Jumlah Fi’liyah

Contoh:

الْوَلَدُ حَضَرَ أَبُوْهُ (Anak itu telah hadir bapaknya)

الْمُدَرِّسُ حَضَر (Seorang pengajar itu telah hadir)

الْمُدَرِّسُوْنَ حَضَرُوْا (Para pengajar itu telah hadir)

b. Khobar yang berupa syibhul jumlah

i. Jer dan Majrur

Contoh:

مُحَمَّدٌ فِى الْبَيْتِ (Muhammad di dalam rumah)

الْكِتَابُ عَلَى الْمَكْتَبِ (Buku itu di atas meja)

ii. Dhorof dan Mudhof ilaih

Contoh:

مُحَمَّدٌ أَمَامَ الْبَيْتِ (Muhammad di depan rumah)

الْهِرَّةُ تَحْتَ الْمَكْتَبِ (Kucing itu di bawah meja)

Penjelasan Audio:

Catatan Mubtada Khobar

Catatan:

1. Susunan mubtada’ dan khobar membentuk jumlah isimiyah, sedangkan susunan fi’il dan fa’il membentuk jumlah fi’ilyah.

Contoh:

الْمُسْلِمُ حَضَرَ (Jumlah ismiyah)

حَضَرَ الْمُسْلِمُ (Jumlah fi’liyah)

2. Apabila khobar berupa jumlah fi’liyah yang fa’ilnya berupa dhomir, maka harus mengikuti mubtada’nya dari sisi bilangan dan jenisnya.

Contoh:

الْمُسْلِمُ حَضَرَ

الْمُسْلِمُوْنَ حَضَرُوْا

الْمُسْلِمَةُ حَضَرَتْ

الْمُسْلِمَاتُ حَضَرْنَ

3. Terkadang letak khobar didahulukan daripada mubtada’. Khobar ini dinamakan khobar muqoddam (خَبَرٌ مُقَدَّمٌ) dan mubtada’nya dinamakan mubtada’ muakhkhor (مُبْتَدَأٌ مُؤَخَّرٌ)

Contoh:

فِى الْبَيْتِ رَجُلٌ

عِنْدِى فُلُوْسٌ

4. I’rob dari khobar yang berbentuk murokkab adalah fi mahalli rof’in ( فِي مَحَلِّ رَفْعٍ )

Penjelasan Audio:

Isim Kana Dan Saudari-Saudarinya

اِسْمُ كَانَ وَ أَخَوَاتِهَا
(Isim Kaana dan Saudaranya)

Kaana dan saudari-saudarinya merupakan fi’il-fi’il yang masuk pada susunan mubtada’ dan khobar sehingga merofa’kan mubtada’ dan menashobkan khobar.

Mubtada’ yang telah dirofa’kan oleh kaana dan saudari-saudarinya dikenal dengan Isim Kaana

Khobar yang telah dinashobkan oleh kaana dan saudari-saudarinya dikenal dengan Khobar Kaana

Contoh:

اللهُ عَلِيْمٌ : كَانَ اللهُ عَلِيْمًا

مُحَمَّدٌ مُجْتَهِدٌ : كَانَ مُحَمَّدٌ مُجْتَهِدًا

Penjelasan Audio:

Isim Kaana

Saudari-Saudari Kaana

Saudari-Saudari Kaana

1. أَصْبَحَ – أَضْحَى – ضَلَّ – أَمْسَى – بَاتَ (Untuk menunjukkan waktu)

Contoh:

بَاتَ الْوَلَدُ نَائِمًا (Anak itu tidur di malam hari)

2. لَيْسَ (Untuk penafian)

Contoh:

لَيْسَ النَّجَاحُ سَهْلاً (Kesuksesan itu tidaklah mudah)

3. صَارَ (Untuk menunjukkan terjadinya perubahan)

Contoh:

صَارَ مُحَمَّدٌ شَابًّا (Muhammad telah menjadi seorang pemuda)

4. مَادَامَ (Untuk menunjukkan jeda waktu)

Contoh:

لاَ تَخْرُجْ مَادَامَ الْيَوْمُ مُمْطِرًا (Jangan keluar selama hari masih hujan)

5. مَابَرِحَ – مَانْفَكَّ – مَافَتِئَ – مَازَالَ (Untuk menunjukkan adanya kesinambungan)

Contoh:

مَازَالَ الْسَارِقُ مُكَدِّرًا (Pencuri itu senantiasa membuat resah)

Penjelasan Audio:

Khobar Kaana

Catatan Kaana

Catatan Kana:

1. Apabila isim kaana berupa isim mu’rob, maka kaana selalu dalam bentuk mufrodnya walaupun isim kaana tersebut berupa isim mutsanna atau jamak.

Contoh:

كَانَ الْمُسْلِمُ مُجْتَهِدًا

كَانَ الْمُسْلِمَانِ مُجْتَهِدَيْنِ

كَانَ الْمُسْلِمُوْنَ مُجْتَهِدِيْنَ

2. Apabila isim kaana berupa isim mabni yang berupa dhomir, maka kaana ditashrif sesuai dengan dhomirnya.

Contoh:

هُوَ مُسْلِمٌ –> كَانَ مُسْلِمًا

هُمَا مُسْلِمَانِ –> كَانَا مُسْلِمَيْنِ

أَنَا مُسْلِمٌ –> كُنْتُ مُسْلِمًا

3. I’rob dari khobar kaana yang berbentuk murokkab adalah fii mahalli nashbin فِي مَحَلِّ نَصْبٍ )

Penjelasan Audio:

Khobar Inna Dan Saudari-Saudarinya

خَبَرُ إِنَّ وَأَخَوَاتُهَا

Inna dan saudari-saudarinya merupakan huruf yang masuk pada susunan mubtada dan khobar, sehingga menashabkan mubtada dan merofa’kan khobar.

Mubtada’ yang telah dinashabkan oleh inna dan saudari-saudarinya dikenal dengan Isim Inna.

Khobar yang telah dirofa’kan oleh inna dan saudari-saudarinya dikenal dengan Khobar Inna.

Sehingga istilahnya menjadi berubah, dari mubtada menjadi isim inna dan khobar menjadi khobar inna.

Contoh:

إِنَّ اللهَ حَكِيْمٌ (Sesungguhnya Allah adalah Maha Bijaksana)

إِنَّ عَلِيًّا ذَكِيٌّ (Sesungguhnya Ali adalah Anak yang cerdas)

إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ (Sesungguhnya Agama ini mudah)

Perincian kalimat:

اللهُ حَكِيْمٌ — إِنَّ اللهَ حَكِيْمٌ

عَلِيٌّ ذَكِيٌّ — إِنَّ عَلِيًّا ذَكِيٌّ

الدِّينُ يُسْرٌ — إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ

Penjelasan Audio:

Saudari-Saudari Inna

Saudari-Saudari Inna:

1. إِنَّ, أَنَّ = Untuk Taukid (Menguatkan sesuatu)

Contoh:

إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِيْنَ (Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar)

وَاعْلَمُوْا أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ (Ketahuilah sesungguhnya pertolongan itu bersama kesabaran)

2. لَيْتَ = Untuk berandai-andai

Contoh:

لَيْتَ النَّتِيْجَةَ حَسَنَةٌ (Seandainya nilainya baik)

3. كَأَنَّ = Untuk Tasybih (Menyerupakan)

Contoh:

كَأَنَّ عُمَرَ أَسَدٌ (Seakan-akan Umar adalah singa)

4. لَكِنَّ = Untuk Menyatakan kebalikan dari kalimat sebelumnya

Contoh:

اَلْكِتَابُ صَغِيْرٌ لَكِنَّهُ مُفِيْدٌ (Kitab itu kecil akan tetapi berfaidah)

5. لَعَلَّ = Untuk pengharapan

Contoh:

لَعَلَّ الْجَوَّ مُعْتَدِلٌ (Mudah-mudahan udaranya nyaman)

6. لاَ النَّافِيْةُ لِلْجِنْسِ = Untuk meniadakan jenis

Contoh:

لاَ رَجُلَ فِي الْبَيْتِ (Tidak ada seorang lelaki pun di dalam rumah itu)

Penjelasan Audio:

Tashrif Inna Bersama Dhomirnya

Tashrif Inna:

Tashrif Inna Bersama Dhomirnya

Penjelasan Audio:

Macam-Macam Isim Inna

Diagram Isim Inna Murob Dan Mabni

Isim Inna terbagi dua, yang berupa isim Mu’rob dan Mabni.

A. Isim Inna yang berupa isim mu’rob

Contoh:

إِنَّ مُحَمَّدًا جَالِسٌ (Sesungguhnya Muhammad duduk)

إِنَّ الإِمْتِحَانَ سَهْلٌ (Sesungguhnya Ujian itu mudah)

إِنَّ الْمَرْأَتَيْنِ حَاضِرَتَانِ (Sesungguhnya dua wanita itu hadir)

إِنَّ اللاَّعِبِيْنَ مُجِدُّوْنَ (Sesungguhnya para pemain itu bersungguh-sungguh)

B. Isim inna yang berupa isim mabni

Contoh:

إِنَّهَا قَائِمَةٌ (Sesungguhnya dia -perempuan- berdiri)

إِنَّكَ أُسْتَاذٌ (Sesungguhnya kamu adalah seorang ustadz)

إِنِّي طَالِبٌ (Sesungguhnya aku adalah seorang pelajar)

Penjelasan Audio:

Pembagian Khobar Inna

أَنْوَاعُ خَبَرِ إِنَّ : 
(Pembagian Khobar Inna)

Diagram Pembagian Khobar Inna

Macam-Macam Khobar Inna:

1. Mufrod

Contoh:

إِنَّ الْجَنَّةَ حَقٌّ

(Sesungguhnya keberadaan Surga adalah benar)

2. Jar Majrur

Contoh:

إِنَّ اللهَ فِي السَّمَاءِ

(Sesungguhnya Allah berada di atas langit)

3. Zharaf

Contoh:

وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ

(Sesungguhnya jalan keluar bersama dengan kesusahan)

4. Jumlah Ismiyyah

Contoh:

إِنَّ عُمَرَ وَلَدُهُ صَالِحٌ

(Sesungguhnya anaknya Umar adalah anak shalih)

5. Jumlah Fi?liyyah

Contoh:

إِنَّ اللهَ يَرَى

(Sesungguhnya Allah Melihat)

Penjelasan Audio:

Catatan Khobar Inna

Catatan Khobar Inna:

1. Untuk menentukan mana isim inna dan khobarnya, terlebih dahulu harus dicari mana mubtada dan khabarnya, sehingga apabila didapatkan khobar di depan atau mubtada di belakang maka isim dan khobar inna juga menyesuaikan.

Contohnya adalah kalimat:

فِي الْبَيْتِ الرَّجُلُ (Seorang laki-laki itu di dalam rumah)

Maka kata فِي الْبَيْتِ adalah khobar muqoddam, sedangkan الرَّجُلُ adalah mubtada muakhkhor.

Sehingga apabila kemasukan inna, kalimatnya menjadi:

إِنَّ فِي الْبَيْتِ الرَّجُلَ

2. Jika mubtada berbentuk dhomir maka isim inna menyesuaikan,

Contoh:

هُمْ مُسْلِمُوْنَ

Menjadi,

إِنَّهُمْ مُسْلِمُوْنَ

Contoh lain:

أَنْتَ ذَكِيٌّ

Menjadi,

إِنَّكَ ذَكِيٌّ

Penjelasan Audio:

Tabi’ Dan Tawabi’

Na’at Man’ut

اَلنَّعْتُ
(Na’at)

Na’at adalah tabi’ yang menyifati isim sebelumnya. Na’at bisa disebut sifat.

Contoh:

جَاءَ إِمَامٌ عَادِلٌ (Seorang imam yang adil telah datang)

تُصَلِّي مُسْلِمَةٌ صَالِحَةٌ (Seorang muslimah yang shalihah sedang shalat)

Ketentuan-Ketentuan Na’at:

1. Na’at harus mengikuti man’ut dari sisi ta’yin (kejelasan) nya.

Contoh:

رَجَعَ طَالِبٌ مَاهِرٌ (Seorang mahasiswa yang pandai telah kembali)

رَجَعَ الطَّالِبُ الْمَاهِرُ (Seorang mahasiswa yang pandai itu telah kembali)

2. Na’at harus mengikuti man’ut dari sisi ‘adad (jumlah) nya.

Contoh:

رَجَعَ طَالِبٌ مَاهِرٌ (Seorang mahasiswa yang pandai telah kembali)

رَجَعَ طَالِبَانِ مَاهِرَانِ /a> (Dua orang mahasiswa yang pandai telah kembali)

رَجَعَ طُلاَّبٌ مَاهِرُوْنَ (Para mahasiswa yang pandai telah kembali)

3. Na’at harus mengikuti man’ut dari sisi nau’ (jenis) nya.

Contoh:

رَجَعَ طَالِبٌ مَاهِرٌ (Seorang mahasiswa yang pandai telah kembali)

رَجَعَ طَالِبَةٌ مَاهِرَةٌ (Seorang mahasiswi yang pandai telah kembali)

Penjelasan Audio:

Faidah Tambahan Na’at Man’ut

Catatan:

1. Apabila man’ut berupa isim jama’ yang tidak berakal (جَمْعٌ لِغَيْرِ عَاقِلٍ) maka na’atnya boleh berbentuk mufrod muannats atau jama’ muannats.

Contoh:

اِنْفَجَرَتِ الْجِبَالُ الْعَالِيَةُ (Gunung-gunung yang tinggi itu meletus)

اِنْفَجَرَتِ الْجِبَالُ الْعَالِيَاتُ (Gunung-gunung yang tinggi itu meletus)

2. Setiap jumlah (kalimat) yang terletak setelah isim nakirah maka dia dianggap sebagai na’at (sifat).

Contoh:

هَذَا عَمَلٌ يُفِيْدُ (Ini adalah amalan yang berfaidah)

مَضَى يَوْمٌ بَرْدُهُ قَارِصٌ (Hari yang dinginnya menusuk telah berlalu)

Penjelasan Audio:

‘Athaf Ma’thuf

اَلْعَطْفُ
(‘Athaf)

‘Athaf adalah tabiط yang terletak setelah huruf-huruf athaf (huruf-huruf penghubung / penyambung)

Contoh:

جَاءَ عُمَرُ وَعُثْمَانُ (Umar dan Utsman telah datang)

نَامَ مُحَمَّدٌ ثُمَّ عَلِيٌّ (Muhammad tidur kemudian Ali)

Penjelasan Audio:

Macam-Macam Huruf ‘Athaf

Huruf-huruf ‘athaf ada lima, yaitu:

1. وَ

Digunakan untuk sekedar menggabungkan dua kata atau lebih (مُطْلَقُ الْجَمْعِ)

Contoh:

جَاءَ مُحَمَّدٌ وَحَسَنٌ وَسَعِيْدٌ (Muhammad, Hasan dan Sa?id telah datang)

2. فَ

Digunakan untuk menggabungkan dua kata atau lebih secara berurutan dengan tanpa adanya jeda ((اَلتَّرْتِيْبُ مَعَ التَّعْقِيْبِ))

Contoh:

جَاءَ مُحَمَّدٌ فَحَسَنٌ فَسَعِيْدٌ (Muhammad datang, kemudian Hasan, kemudian Sa?id)

Faidah:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

… ْثُمَّ اسْتَقْبِلُ القِبْلَةَ فَكَبِّر

Kemudian hendaklah menghadap ke arah kiblat kemudian (langsung) bertakbirlah.

Dalam hadits ini menyebutkan perbuatan langsung, setelah seseorang menghadap kiblat, kemudian ia langsung bertakbir. Maka faidahnya, tidak ada pengucapan niat dalam shalat.

3. ثُمَّ

Digunakan untuk menggabungkan dua kata atau lebih secara berurutan dengan disertai adanya jeda ( (اَلتَّرْتَيْبُ مَعَ التَّرَاخِي))

Contoh:

دَخَلَ الْمَسْجِدَ مُحَمَّدٌ ثُمَّ حَسَنٌ (Muhammad masuk masjid kemudian -beberapa saat kemudian- Hasan)

4. أَوْ

Digunakan untuk menggabungkan dua kata atau lebih untuk menunjukkan sebuah pilihan atau untuk mengungkapkan keragu-raguan.

Contoh:

يُبَاحُ لِجَمِيْعِ الطُّلاَّبِ لَعِبٌ أَوْ تَعَلُّمٌ فِي يَوْمِ الإِجَازَةِ (Dibolehkan bagi segenap mahasiswa untuk bermain atau belajar pada hari libur)

نَقَلَ الْخَبَرَ مُحَمَّدٌ أَوْ عَلِيٌّ (Yang menukil kabar adalah Muhammad atau Ali)

5. أَمْ

Digunakan untuk menggabungkan dua kata atau lebih guna menuntut suatu kejelasan. Huruf ini biasanya terletak setelah huruf istifham “a” (ا)

Contoh:

هَلْ أَبُوْكَ مُهَنْدِسٌ أَمْ طَبِيْبٌ (Apakah Bapakmu seorang Insinyur ataukah Dokter?)

Penjelasan Audio:

Taukid

اَلتَّوْكِيْدُ
(Taukid)

Taukid adalah tabi? yang disebutkan di dalam kalimat untuk menguatkan atau menghilangkan keragu-raguan dari si pendengar.

Contoh:

جَاءَ الأُسْتَاذُ نَفْسُهُ (Ustadz itu telah datang)

حَضَرَ الطُّلاَّبُ كُلُّهُمْ (Para Mahasiswa semuanya telah datang)

1. تَوْكِيْدٌ لَفْظِيٌّ

Taukid yang disebutkan dalam suatu kalimat dengan cara mengulang lafazh yang hendak dikuatkan.

Contoh:

مَاتَ حَسَنٌ حَسَنٌ (Hasan Hasan telah meninggal)

قُتِلَ عَلِيٌّ عَلِيٌّ (Ali Ali telah dibunuh)

2. تَوْكِيْدٌ مَعْنَوِيٌّ

Yaitu taukid yang disebutkan dalam suat kalimat dengan cara menambahkan lafazh-lafazh khusus ((أَلْفَاظُ التَّوْكِيْدِ))

Catatan:

Alfazhuzh taukid harus bersambung dengan dhomir-dhomir yang sesuai dengan dengan kata yang ingin dikuatkan.

Penjelasan Audio:

Lafazh-Lafazh Taukid

Diantara lafazh-lafazh taukid adalah:

1. نَفْسُ

Contoh:

صَامَ مُحَمَّدٌ نَفْسُهُ (Muhammad benar-benar telah puasa)

2. عَيْنُ

Contoh:

جَائَتْ مَرْيَمُ عَيْنُها (Maryam benar-benar telah datang)

3. كِلاَ

Contoh:

عُثْمَانُ وَعَلِيٌّ كِلاَهُمَا فِي الْجَنَّةِ (Utsman dan Ali keduanya benar-benar di surga)

4. كِلْتَا

Contoh:

حَضَرَتْ مُدَرِّسَتَانِ كِلْتَاهُمَا (Dua pengajar wanita itu benar-benar telah datang)

5. كُلُّ, جَمِيْعُ, عَامَةُ

Contoh:

رَجَعَ الطُّلاَّبُ جَمِيْعُهُمْ (Para mahasiswa itu benar-benar telah kembali)

Penjelasan Audio:

Faidah Tambahan Taukid

Faidah Tambahan:

Apabila ditemukan kata yang bentuknya adalah mufrad akan tetapi secara makna mempunyai anggota bagian maka ia dikuatkan dengan lafazh taukid jamak.

Contoh:

جَاء الْجَيْشُ جَمِيْعُهُ

اَلأُمَّةُ الإِسْلاَمِيَّةُ جَمِيْعُهَا قَلْبٌ وَاحِدٌ

Penjelasan Audio:

Badal

اَلْبَدَلُ
(Badal)

Badal adalah tabi? yang disebutkan di dalam suatu kalimat untuk mewakili kata sebelumnya, baik mewakili secara keseluruhan ataupun sebagiannya saja.

Contoh:

يَجْلِسُ الأُسْتَاذُ مُحَمَّدٌ (Ustadz Muhammad sedang duduk)

ضُرِبَ عَلِيٌ رِجْلُهُ (Ali dipukul kakinya)

Badal bisa dikenal dengan menambahkan kata “yaitu” pada terjemah kata yang digantikan.

Penjelasan Audio:

Macam-Macam Badal

1. َبَدَلٌ مُطَابِقٌ

Yaitu badal yang menggantikan kata sebelumnya (mubdal minhu) secara utuh.

Contoh:

اَلإِمَامُ أَحْمَدُ رَجُلٌ صَالِحٌ (Imam Ahmad adalah seorang lelaki yang shalih)

2. بَدَلُ الْبَعْضِ مِنَ الْكُلِّ

Badal yang mewakili anggota bagian dari kata sebelumnya.

Contoh:

اِنْهَدَمَ الْبَيْتُ جِدَارُهُ (Rumah itu dindingnya roboh)

3. بَدَلُ الاِشْتِمَالِ

Badal yang mewakili sebagian sifat dari kata sebelumnya.

Contoh:

يُعْجِبُنِي الْبَيْتُ نَظَافَتُهُ (Kebersihan rumah itu mengagumkanku)

Penjelasan Audio:

Catatan Badal

Catatan:

1. Badal ba’dhi minal kulli dan badal isytimal harus bersambung dengan dhomir yang sesuai dengan mubdal minhu nya.

2. Biasanya badal ditemukan dalam suatu kalimat setelah:

a. Nama orang atau gelar

Contoh:

كَتَبَ الشَيْخُ مُحَمَّدٌ رِسَالَةً مُفِْيدَةً (Ali bin Abi Thalib berkata)

قَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ (Syaikh Muhammad menulis sebuah risalah yang berfaidah)

b. Isim Isyarat

Contoh:

هَذَا الْكِتَابُ مُفِيْدٌ (Kitab ini berfaidah)

ذَلِكَ الْبَيْتُ نَظِيْفٌ (Rumah itu bersih)

c. Pembagian

Contoh:

اَلْكَلِمَةُ ثَلاَثَةُ أَقْسَامٍ: اِسْمٌ وَفِعْلٌ وَحَرْفٌ (Kalimat terbagi tiga: Isim, Fi?il dan Huruf)

الشِّرْكُ نَوْعَانِ: أَكْبَرُ وَأَصْغَرُ (Syirik terbagi dua: Besar dan Kecil)

Penjelasan Audio:

Catatan Khusus Badal

Catatan Khusus:

Apabila badal berupa lafadz ابن, maka mubdal minhu (yang dibadali/kata yang terletak sebelumnya) tidak boleh ditanwin, sedangkan lafadz ابن dihilangkan alifnya(menjadi بن) dan kata yang terletak setelahnya dimajrurkan sebagai mudhaf ilaih

Contoh:

مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ
قَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ

Penjelasan Audio:

Manshubatul Asma – Maf’ul Bih

Macam-Macam Maf’ul Bih

أَنْوَاعُ الْمَفْعُوْلِ بِهِ
(Macam-Macam Maf’ul Bih)

Macam Maf'ul Bih

1. Maf’ul bih yang berupa isim mu’rob

Contoh:

يَقْرَأُ مُحَمَّدٌ اَلرِّسَالَةَ (Muhammad membaca surat)

اِشْتَرَى مُحَمَّدٌ كِتَابَيْنِ (Muhammad membeli dua buah buku)

قَاتَلَ الْمُسْلِمُوْنَ الْكَافِرِيْنَ (Orang-orang muslim memerangi orang-orang kafir)

2. Maf’ul bih yang berupa isim mabni

Contoh:

رَأَيْتُكَ (Aku telah melihat kamu)

نَصَحَ الأُسْتَاذُ هَذَا الطَّالِبَ (Ustadz telah menasihati murid ini)

شَاهَدْنَا ذَلِكَ اللَّعِبَ ? (Kami telah menyaksikan permainan itu)

Penjelasan Audio:

Letak-Letak Maf’ul Bih Dalam Struktur Kalimat

Letak-letak maf’ul bih dalam struktur kalimat:

1.? فِعْلٌ – فَاعِلٌ – مَفْعُوْلٌ بِهِ

Contoh:

رَفَسَ مُحَمَّدٌ اَلْكُرَّةَ (Muhammad menendang bola)

ذَبَحَ مُحَمَّدٌ اَلْغَنَمَ (Muhammad menyembelih kambing)


2.? فِعْلٌ – مَفْعُوْلٌ بِهِ – فَاعِلٌ

Contoh:

أَكَلَ الرُّزَّ اَلْوَلَدُ (Anak kecil itu makan nasi)

سَأَلَ الأُسْتَاذَ تِلْمِيْذٌ (Murid itu bertanya kepada guru)

3.? فِعْلٌ فَاعِلٌ – مَفْعُوْلٌ بِهِ

Contoh:

سَأَلْتُ الأُسْتَاذَ (Aku bertanya kepada ustadz)

قَرَأْتُ الْمَجَلَّةَ (Aku membaca majalah)

4.? فِعْلٌ فَاعِلٌ مَفْعُوْلٌ بِهِ

Contoh:

أَمَرْتُكَ (Aku memerintahkan kepada kamu)

ضَرَبَهُ (Dia memukulnya)

5.? فِعْلٌ مَفْعُوْلٌ بِهِ – فَاعِلٌ

Contoh:

سَأَلَنِي أُسْتَاذٌ (Seorang ustadz bertanya kepadaku)

رَحِمَكَ اللهُ (Semoga Allah merahmatimu)

6.? مَفْعُوْلٌ بِهِ – فِعْلٌ فَاعِلٌ

Contoh:

إِيَّاكَ نَعْبُدُ (Hanya kepada-Mu kami menyembah)

خُبْزًا أَكَلْتُ (Aku hanya makan roti)

Faidah tambahan:

Pola ke enam biasanya digunakan untuk pembatasan / pengkhususan.

Penjelasan Audio:

Catatan Maf’ul Bih

Catatan Maf’ul Bih:

Di dalam satu kalimat, terkadang ditemukan maf’ul bih lebih dari satu.

Contoh:

أَعْطَى الْمُدَرِّسُ مُحَمَّدًا جَائِزَةً (Pengajar itu memberi Muhammad hadiah)

عَلَّمَ الأُسْتَاذُ الطُّلاَّبَ عِلْمَ النَّحْوِ (Guru itu mengajarkan para mahasiswa ilmu nahwu)

ظَنَنْتُ عَلِيًّا مَرِيْضًا (Aku menyangka Ali sakit)

Penjelasan Audio:

Maf’ul Fih (Zhorof)

اَلْمَفْعُوْلُ فِيْهِ
(Maf’ul Fih)

Maf’ul fih (zhorof) adalah isim yang menunjukkan keterangan waktu atau tempat terjadinya suatu perbuatan.

Contoh:

شَافَرْتُ لَيْلاً (Aku bersafar pada waktu malam)

صُمْتُ يَوْمَ الإِثْنَيْنِ (Aku berpuasa pada hari senin)

جَلَسْتُ أَمَامَ الْمِنْبَر (Aku duduk di depan mimbar)

نَامَ الْكَلْبُ خَلْفَ الْبَابِ (Anjing itu tidur di belakang pintu)

Catatan:

1. Maf’ul fiih yang digunakan untuk menunjukkan keterangan waktu dikenal sebagai zhorof zaman ظَرْفُ الزَّمَانِ

2. Maf’ul fiih yang digunakan untuk menunjukkan keterangan tempat dikenal sebagai zhorof makan ظَرْفُ الْمَكَانِ

Diantara contoh zhorof zaman adalah:

صَبَاحًا (Pagi hari)

لَيْلاً (Malam hari)

شَهْرًا (Bulan)

تَارَةً (Terkadang)

قَبْلَ (Sebelum)

آنِفًا (Baru saja)

غَدًا (Besok)

اَلآنَ (Sekarang)

أَحْيَانًا (Kadang-kadang)

Diantara contoh zhorof makan adalah:

فَوْقَ (Di atas)

بَيْنَ (Di antara)

عِنْدَ (di sisi)

وَرَاءَ (Di belakang)

تَحْتَ (Di bawah)

حَوْلَ (Sekitar)

يَمِيْنَ (Sebelah kanan)

شِمَالَ (Sebelah kiri)

نَحْوَ (Arah)

Penjelasan Audio:

Macam-Macam Zhorof

أَنْوَاعُ الظَّرْفِ
Macam-Macam Zhorof

Macam-Macam Zhorof

A. Zhorof mutashorrif adalah lafazh zhorof yang dapat difungsikan untuk selain zhorof.

Contoh:

صُمْتُ يَوْمَ الإِثْنَيْنِ (Aku berpuasa pada hari senin)

يَوْمُ الْجُمُعَةِ يَوْمٌ مُبَارَكٌ (Hari jum’at adalah hari yang diberkahi)

B. Zhorof ghoiru mutashorrif adalah lafazh yang hanya dapat difungsikan sebagai zhorof dan tidak dapat difungsikan untuk yang lainnya.

Di antara contohnya adalah:

قَبْلَ, بَعْدَ, أَثْنَاءَ, عِنْدَ, أَمَامَ, وَرَاءَ

Contoh:

لاَتَرْقُدْ قَبْلَ الْوُضُوْءِ (Janganlah kamu tidur sebelum wudhu)

Penjelasan Audio:

Catatan Zhorof

Catatan Zhorof:

1. Zhorof ghoiru mutashorrif boleh di-jer-kan dengan huruf ?مِنْ

Contoh:

دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ مِنْ قَبْلِكُمْ (Aku telah memasuki masjid sebelum kalian)

2. Ada beberapa zhorof yang bentuknya adalah mabni.

Contoh:

أَمْسِ (Kemarin)

حَيْثُ (Di manapun)

Penjelasan Audio:

Maf’ul Liajlih

اَلْمَفْعُوْلُ لأََجْلِهِ
Maf’ul Liajlih

Maf’ul liajlih adalah isim yang digunakan untuk menjelaskan sebab terjadinya perbuatan.

Contoh:

صَلَّيْتُ إِيْمَانًا بِاللهِ (Aku shalat karena iman kepada Allah)

زُرْتُ عَلِيًّا حُبًّا لَهُ (Aku mengunjungi Ali karena cinta kepadanya)

أَعْطَيْتُ الْفَقِيْرَ طَعَامًا شَفَقَةً لَهُ (Aku memberi orang fakir itu makanan karena kasihan kepadanya)

Maf’ul liajlih di bentuk dari amalan-amalan hati.

Lafazh-lafazh yang biasa menjadi maf’ul liajlih:

إِكْرَامًا (Karena hormat)

حَيَاءً (Karena malu)

حُزْنًا (Karena sedih)

رَحْمَةً (karena sayang)

خَوْفًا (karena takut)

حَسَدًا (karena iri)

Catatan:

Lafazh-lafazh maf’ul liajlih dapat di-jer-kan dengan huruf lam.

Contoh:

أَعْطَيْتُ الْفَقِيْرَ طَعَامًا لِشَفَقَتِهِ (Aku memberi orang fakir itu makanan karena kasihan kepadanya)

Penjelasan Audio:

Maf’ul Muthlaq

اَلْمَفْعُوْلُ الْمُطْلَقُ
Maf’ul Muthlaq

Maf’ul muthlaq adalah isim yang berasal dari lafazh fi’il yang berfungsi untuk penguat makna, penjelas bilangan atau penjelas sifat.

Contoh:

حَفِظْتُ الدَّرْسَ حِفْظًا (Aku telah menghafal pelajaran itu dengan sebenar-benarnya hafal)

ضَرَبْتُهُ ضَرْبًا (Aku telah memukulnya dengan sebenar-benar memukul)

حَفِظْتُ الدَّرْسَ حَفْظَةً (Aku telah menghafal pelajaran itu dengan sekali hafal)

ضَرَبْتُهُ ضَرْبَةً (Aku telah memukulnya dengan sekali pukul)

حَفِظْتُ الدَّرْسَ حِفْظًا جَيِّدًا (Aku telah menghafal pelajaran itu dengan hafalan yang baik)

ضَرَبْتُهُ ضَرْبًا شَدِيْدًا (Aku telah memukulnya dengan pukulan yang keras)

Penjelasan Audio:

Ketentuan-Ketentuan Maf’ul Muthlaq

Ketentuan-Ketentuan Maf’ul Muthlaq:

1. Maf’ul muthlaq harus menggunakan mashdar (kata kerja yang dibendakan).

2. Apabila mashdar yang merupakan maf’ul muthlaq berdiri sendiri, maka ia berfungsi sebagai penguat makna.

Contoh:

رَفَسْتُ رَفْسًا (Aku menendang dengan sebenar-benarnya menendang)

3. Maf’ul muthlaq yang berfungsi untuk menjelaskan bilangan, biasanya mengikuti wazan فَعْلَةً

Contoh:

رَفَسْتُ رَفْسَةً (Aku menendang dengan sekali tendang)

4. Apabila mashdar yang merupakan maf’ul muthlaq disifati atau diidhofahkan, maka ia berfungsi sebagai penjelas sifat atau jenis.

Contoh:

رَفَسْتُ رَفْسًا شَدِيْدًا (Aku menendang dengan tendangan yang keras)

رَفَسْتُ رَفْسَ الْجُنُودِ (Aku menendang seperti tendangan para tentara)

5. Terkadang fi’il dari maf’ul muthlaq dihilangkan.

Contoh :

شُكْرًا (Terima kasih)

Yang asalnya adalah:

أَشْكُرُكَ شُكْرًا (Aku berterima kasih kepadamu dengan betul-betul terima kasih)

Penjelasan Audio:

Maf’ul Ma’ah

اَلْمَفْعُوْلُ مَعَهُ
(Maf’ul Ma’ah)

Maf’ul ma’ah adalah isim yang terletak setelah huruf (?) yang mempunyai arti “bersama” untuk menunjukkan kebersamaan.

Contoh:

 

سَارَ عَلِيٌّ وَالْجَبَلَ (Ali berjalan bersama dengan gunung)

جَاءَ مُحَمَّدٌ وَغُرُوْبَ الشَّمْسِ (Muhammad datang bersamaan dengan terbenamnya matahari)

Penjelasan Audio:

Perbedaan Wau Ma’iyyah Dan Wau Athaf

Perbedaan antara wau ma’iyyah dengan wau ‘athof:

1. Isim yang terletak setelah wau maiyyah selalu mansub, adapun isim yang terletak setelah wau ‘athof tergantung ma’thufnya.

Contoh :

سَارَ عَلِيٌّ وَالْجَبَلَ = waunya adalah wau ma’iyyah

سَارَ عَلِيٌّ وَحَسَنٌ = waunya adalah wau ‘athof

2. Pelaku pada wau ma’iyyah hanya terdiri dari satu pihak, sedangkan pelaku pada wau ‘athof terdiri dari dua belah pihak.

Catatan:

Pada dasarnya, huruf wau yang terletak di antara dua buah isim adalah wau ‘athof. Oleh karena itu seandainya sebuah kalimat cocok untuk dimaknai dengan wau ‘athof, maka wau tersebut adalah wau ‘athof.

Penjelasan Audio:

Hal

اَلْحَالُ
(Hal)

Hal adalah isim mansub yang digunakan untuk menjelaskan keadaan fa’il atau maf’ul bih saat terjadinya fi’il (perbuatan).

Contoh:

صَلَّى مُحَمَّدٌ قَاعِدًا (Muhammad shalat dalam keadaan duduk)

ذَهَبَ مُحَمَّدٌ إِلَى الْمَسْجِدِ مَاشِيًا (Muhammad pergi ke masjid dengan berjalan)

رَأَيْتُ الأُسْتَاذَ رَاكِبًا (Aku melihat ustadz sedang naik kendaraan)

Penjelasan Audio:

Ketentuan-Ketentuan Hal

Ketentuan-ketentuan Hal:

1. Hal merupakan isim yang mansub.

Contoh:

صَلَّى مُحَمَّدٌ قَاعِدًا (Muhammad shalat dalam keadaan duduk)

2. Hal berbentuk isim nakiroh, sedangkan shohibul hal (isim yang dijelaskan keadaannya oleh Hal) berbentuk isim ma’rifat.

Contoh:

أَكَلَ الْوَلَدُ قَائِمًا (Anak itu makan dalam keadaan berdiri)

اَلْوَلَدُ = Shohibul hal, ma’rifat

قَائِمًا = Hal, nakiroh

3. Hal mengikuti shohibul hal dari sisi nau’ (mudzakkar atau muannats) dan ‘adad(mufrod, mutsanna, jama’).

Contoh:

شَرِبَ مُحَمَّدٌ جَالِسًا (Muhammad minum dalam keadaan duduk)

شَرِبَتْ فَاطِمَةُ جَالِسَةً (Fatimah minum dalam keadaan duduk)

أَكَلَ الْوَلَدُ قَائِمًا (Anak itu makan dalam keadaan berdiri)

أَكَلَ الْوَلَدَانِ قَائِمَيْنِ (Dua anak itu makan dalam keadaan berdiri)

Penjelasan Audio:

Macam-Macam Hal

أَنْوَاعُ الْحَالِ
Macam-Macam Hal

Macam Hal

1. Mufrod

Yaitu hal yang berbentuk tunggal. Termasuk bentuk mufrod disini adalah isim mufrod, mutsanna dan jama’.

Contoh:

أَكَلَ الْوَلَدُ قَائِمًا

(Anak itu makan sambil berdiri)

أَكَلَ الْوَلَدَانِ قَائِمَيْنِ

(Dua anak itu makan sambil berdiri)

أَكَلَ الأَوْلاَدُ قَائِمِيْنَ

(Para anak itu makan sambil berdiri)

2. Murokkab

Yaitu hal yang terdiri dari jumlah ismiyyah ataupun fi’liyyah.

Contoh:

لاَ تَشْرَبْ وَأَنْتَ قَائِمٌ (Janganlah minum sambil berdiri)

جَاءَ الْوَلَدُ يَبْكِي (Anak itu datang sambil menangis)

Penjelasan Audio:

Faidah Hal

Setiap jumlah yang terletak setelah isim nakiroh, maka ia adalah sifat, adapun apabila terletak setelah isim ma’rifat maka ia adalah hal.

Contoh:

سَمِعْتُ طُيُوْرًا تُغَرِّدُ (Aku mendengar burung-burung berkicau)

تُغَرِّدُ = Sifat

سَمِعْتُ الطُّيُوْرَ تُغَرِّدُ (Aku mendengar burung-burung berkicau)

تُغَرِّدُ = Hal

Penjelasan Audio:

Tamyiz

اَلتَّمْيِيْزُ?
(Tamyiz)

Tamyiz adalah isim nakiroh yang disebutkan dalam suatu kalimat untuk memberi penjelasan sesuatu yang masih samar.

Sesuatu yang masih samar yang dijelaskan oleh tamyiz dikenal dengan istilah mumayyaz (اَلْمُمَيَّزُ).

Contoh:

اِشْتَرَيْتُ عِشْرِيْنَ كِتَابًا (Aku membeli dua puluh kitab)

عِشْرِيْنَ = Mumayyaz

كِتَابًا = Tamyiz

اِشْتَرَيْتُ دِرْهَمًا فِضَّةً (Aku membeli satu dirham perak)

دِرْهَمًا = Mumayyaz

فِضَّةً = Tamyiz

Penjelasan Audio:

Macam Mumayyaz: Malfuzh

أَنْوَاعُ الْمُمَيَّز
Macam-Macam Mumayyaz

Macam Mumayyaz

A. Mumayyaz malfuzh adalah mumayyaz yang disebutkan dalam pembicaraan atau kalimat.

Mumayyaz malfuzh ada 4, yaitu:

1.  أََسْمَاءُ الْكَيْل (Nama-nama takaran)

Contoh:

اِشْتَرَيْتُ لِتْرًا رُزًّا (Aku membeli satu liter beras)

2.  أََسْمَاءُ الْوَزْن (Nama-nama timbangan)

Contoh:

اِشْتَرَيْتُ كِيْلَوْغَرَامًا لَحْمًا (Aku membeli satu kilo daging)

3.  أََسْمَاءُ الْمَسَاحَة (Nama-nama jarak/ukuran)

Contoh:

اِشْتَرَيْتُ مِتْرًا قُمَاسًا (Aku membeli satu meter kain)

4.  أََسْمَاءُ الْعَدَد (Nama-nama bilangan)

Contoh:

اِشْتَرَيْتُ عِشْرِيْنَ بَيْتًا (Aku membeli 20 rumah)

Penjelasan Audio:

Mumayyaz Malhuzh

B. Mumayyaz malhuzh adalah mumayyaz yang tidak ditampakkan dalam pembicaraan atau kalimat. Mumayyaz malhuzh biasanya untuk menggantikan mubtada’ atau fa’il.

Contoh:

اَلْمُدَرِّسُ أَكْثَرُ مِنَ الطَّالِبِ خِبْرَةً (Pengajar itu lebih banyak dibandingkan dengan murid pengalamannya)

Asalnya adalah,

خِبْرَةُ الْمُدَرِّسِ أَكْثَرُ مِنْ خِبْرَةِ الطَّالِبِ (Pengalaman pengajar itu lebih banyak dibandingkan dengan murid)

أَنَا أَكْثَرُ مِنْكَ مَالاً (Aku lebih banyak dari kamu hartanya)

Asalnya,

مَالِي أَكْثَرُ مِنْ مَالِكَ (Hartaku lebih banyak daripada hartamu)

حَسُنَ عَلِيٌّ وَجْهًا (Ali bagus wajahnya)

Asalnya,

حَسُنَ وَجْهُ عَلِيٍّ (Wajah Ali bagus)

طَابَ مُحَمَّدٌ نَفْسًا (Muhammad baik jiwanya)

Asalnya,

طَابَتْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ (Jiwa Muhammad baik)

Penjelasan Audio:

Tamyiz ‘Adad

تَمْيِيْزُ الْعَدَد
(Tamyiz ‘Adad)

Tamyiz ‘adad adalah tamyiz yang digunakan untuk menjelaskan mumayyaz yang berupa ‘adad (bilangan).

Tamyiz adad biasa dikenal dengan istilah ma’dud (اَلْمَعْدُوْدُ)

Contoh:

اِشْتَرَيْتُ ثَلاَثِيْنَ قَلَمًا (Aku membeli tiga puluh pena)

ثَلاَثِيْنَ = ‘Adad

قَلَمًا = Ma’dud

Penjelasan Audio:

Hukum ‘Adad Ma’dud

Hukum ‘adad dan ma’dud:

1. Jika ‘adadnya berupa bilangan 3-10, maka ma’dud berbentuk jamak majrur.

Contoh:

ثَلاَثَةُ أَوْلاَدٍ (Tiga orang anak)

خَمْسَةُ رِجَالٍ (Lima orang laki-laki)

سَبْعَةُ أَيَّامٍ (Tujuh Hari)

2. Jika ‘adadnya berupa bilangan 11-99, maka ma’dud berbentuk mufrod manshub.

Contoh:

خَمْسَةَ عَشَرَ وَلَدًا (Lima belas orang anak)

أَرْبَعَةَ عَشَرَ رَجُلاً (Empat belas orang laki-laki)

عِشْرُوْنَ يَوْمًا (Dua puluh hari)

3. Jika ‘adadnya berupa bilangan 100 atau 1.000 atau kelipatannya, maka ma’dud berbentuk mufrod majrur.

Contoh:

مِائَةُ وَلَدٍ (Seratus orang anak)

أَلْفُ رَجُلٍ (Seribu orang laki-laki)

ثَلاَ ثُمِائَةِ يَوْمٍ (Tiga ratus hari)

Penjelasan Audio:

Rumus Hapal ‘Adad Ma’dud

Rumus Hapal ‘Adad Ma’dud:

Untuk mempermudah kita dalam menghafal hukum-hukum ‘adad ma’dud, dapat digunakan rumus:

جٍ مًا مٍ

جٍ = Maksudnya jamak majrur

ماً = Maksudnya mufrod manshub

مٍ = Maksudnya mufrod majrur

Penjelasan Audio:

Mustatsna

اَلْمُسْتَثْنَى
(Mustatsna)

Mustatsna adalah isim yang disebutkan setelah adatul istitsna (alat pengecualian) untuk menyelisihi hukum kata sebelum adatul istitsna. Kata yang terletak sebelum adatul istitsna dikenal dengan istilah mustatsna minhu اَلْمُسْتَثْنَى مِنْهُ

Contoh:

نَجَحَ الطُّلاَّبُ إِلاَّ حَسَنًا(Para siswa lulus kecuali Hasan)

إِلاَّ = Alat pengecualian / Adat istitsna

اَلطُّلاَّبُ = Mustatsna minhu

حَسَنًا = Mustatsna

حَضَرَ الرِّجَالُ إِلاَّ زَيْدًا (Para lelaki itu telah hadir kecuali Zaid)

إِلاَّ = Alat pengecualian

اَلرِّجَالُ = Mustatsna minhu

زَيْدًا = Mustatsna

أَدَاةُ الاِسْتِثْنَاء (Adatul istitsna) ada enam, yaitu:

إِلاَّ, غَيْرُ, سِوَى, خَلاَ, عَدَا, حَاشَا

Penjelasan Audio:

Hukum Mustatsna Dengan Illa

A. Hukum mustatsna dengan إِلاَّ

1. Wajib nashob, apabila kalimatnya positif dan  disebutkan mustatsna minhu.

Contoh:

رَجَعَ الْحَاضِرُوْنَ إِلاَّ مُحَمَّدَا (Para hadirin telah pulang kecuali Muhammad)

رَجَعَ التَّلاَمِيْذُ إِلاَّ وَلَدَيْن (Para siswa telah pulang kecuali dua orang anak)

2. Boleh nashob atau mengikuti mustatsna minhu apabila kalimatnya negatif dan disebutkan mustatsna minhu.

Contoh:

مَا رَجَعَ الْحَاضِرُوْنَ إِلاَّ مُحَمَّدًا / مُحَمَّدٌ (Para hadirin tidak pulang kecuali Muhammad)

مَا رَجَعَ التَّلاَمِيْذُ إِلاَّ وَلَدَيْنِ / وَلَدَان (Para siswa tidak pulang kecuali dua orang anak)

3. Di’irob sesuai dengan kedudukannya dalam kalimat, apabila kalimatnya negatif dan tidak disebutkan mustatsna minhu.

Contoh:

مَا رَجَعَ إِلاَّ مُحَمَّدٌ (Tidak ada yang pulang kecuali Muhammad)

مَا ضَرَبْتُ إِلاَّ زَيْدًا (Aku tidak memukul kecuali Zaid)

Penjelasan Audio:

Hukum Mustatsna Dengan Ghoir Dan Siwa

B. Hukum mustatsna dengan غَيْر dan سِوَى

Mustatsna dengan غَيْر dan سِوَى adalah selalu majrur.

Contoh:

رَسَبَ الطُّلاَّبُ غَيْرَ عَلِيٍّ (Para murid gagal kecuali Ali)

نَجَحَ الطُّلاَّبُ سِوَى حَسَنٍ (Para murid lulus kecuali Hasan)

 

Catatan:

1. Hukum I’rob غَيْر adalah mengikuti hukum mustatsna dengan إِلاَّ

Contoh:

a. Kalimat positif dan disebutkan mustastna minhu.

رَجَعَ الْحَاضِرُوْنَ غَيْرَ مُحَمَّدٍ

b. Kalimat negatif dan disebutkan  mustasna minhu.

مَا رَجَعَ الْحَاضِرُوْنَ غَيْرَ / غَيْرُ مُحَمَّدٍ

c. Kalimat negatif dan tidak disebutkan mustasna minhu.

مَا رَجَعَ غَيْرُ مُحَمَّدٍ

Penjelasan Audio:

Hukum Mustatsna Dengan Khola, ‘Ada Dan Hasya

Khobar Kana

خَبَرُ كَانَ وَأَخَوَاتِهَا
Khobar kana Dan Saudaranya

Penjelasan tentang khobar kana silakan dirujuk kembali pada pembahasan isim kana.

Contoh:

كَانَ مُحَمَّدٌ عَالِمًا

كَانَ الْوَلَدُ مُضْحِكًا

كَانَ الطَّالِبَانِ مُجْتَهِدَيْنَ

كَانَ الْمُسْلِمُوْنَ نَاجِحِيْنَ

كُنْتُ طَالِبًا

كُنْتُمْ طُلاَّبًا

Penjelasan Audio:

Isim Inna

اِسْمُ إِنَّ وَأَخَوَاتِهَا
Isim Inna Dan Saudaranya

Penjelasan tentang isim inna silakan dirujuk kembali pada pembahasan khobar inna.

Contoh:

إِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ

إِنَّ الطَّالِبَيْنِ حَاضِرَان

إِنَّ الْكَافِرِيْنَ خَاسِرُوْنَ

إِنَّكَ ذَكِيٌّ

إِنَّهُ قَوِيٌّ

إِنِّي مُجْتَهِدٌ

Penjelasan Audio:

Munada

اَلْمُنَادَى
Munada

Munada adalah isim yang disebutkan setelah huruf nida’ (huruf yang digunakan untuk memanggil).

Contoh:

يَا عَبْدَ اللهِ (Wahai hamba Allah)

يَا نَائِمًا اِسْتَيْقِظْ (Wahai orang yang tidur, bangunlah)

Huruf-huruf Nida’:

أَ = Untuk memanggil jarak dekat.

Contoh:

أَ عَبْدَ اللهِ اُكْتُبْ (Wahai Abdullah, tulislah)

أَيَا, هَيَّا, أَيْ = Untuk memanggil jarak jauh

Contoh:

أَيا عَبْدَ اللهِ هَلْ تَسْمَعُ صَوْتِي (Wahai Abdullah, apakah engkau mendengar suaraku?)

يَا = Dapat digunakan untuk memanggil dekat ataupun jauh.

Contoh:

يَا عَبْدَ اللهِ أَسْرِعْ (Wahai Abdullah, cepatlah)

Penjelasan Audio:

Macam-Macam Munada – Manshub

أَنْوَاعُ الْمُنَادَى
(Macam-macam Munada)

Macam Munada

1. مَنْصُوْبٌ

Munada selalu manshub dalam 3 (tiga) keadaan.

a. مُضَافٌ (mudhof)

Contoh:

يَا عَبْدَ اللهِ (Wahai Abdullah)

يَا رَسُوْلَ اللهِ (Wahai Rasulullah)

يَا أَبَا بَكْرٍ (Wahai Abu Bakr)

b. شَبِيْهٌ بِالْمُضَافِ (Mirip dengan mudhof)

Contoh:

يَا طَالِعًا جَبَلاً (Wahai pendaki gunung)

يَا سَاعِيًا فِي الْخَيْرِ (Wahai orang yang berusaha berbuat baik)

يَا حَامِلاً حَقِيْبَةً (Wahai orang yang membawa tas)

c. نَكِرَةٌ غَيْرُ مَقْصُوْدَةٍ Nakirah yang belum tentu orangnya

Contoh:

يَا رَجُلاً (Wahai lelaki)

يَا مُسْلِمًا (Wahai Muslim)

يَا طَالِبًا (Wahai mahasiswa)

Penjelasan Audio:

Macam-Macam Munada – Mabni

2. مَبْنِيُّ عَلَى عَلاَمَةِ الرَّفْعِ

Munada’ dimabnikan dengan tanda rafa’ pada 2 (dua) keadaan.

a. عَلَمٌ مُفْرَدٌ (Nama orang tunggal / terdiri dari satu kata)

Contoh:

يَا مُحَمَّدُ

يَا عَلِيُّ

b. نَكِرَةٌ مَقْصُوْدَةٌ (Nakirah yang sudah tertuju pada orang tertentu)

Contoh:

يَا رَجُلُ

يَا مُسْلِمُ

Penjelasan Audio:

Beda Munada Maqshudah Ghoiru Maqshudah

Faidah Munada:

Nakirah ghairu maqshudah dan nakirah maqshudah dapat terlihat dengan jelas perbedaannya dengan memperhatikan kasus-kasus berikut ini:

1. Orang yang tercebur di sungai padahal ia tidak bisa berenang. Ia meminta tolong pada orang-orang di sekitarnya untuk dapat menolongnya. Ia tidak peduli siapa yang akan menolongnya, yang jelas ia minta tolong dan berteriak barangkali ada orang yang mendengar dan mau menolongnya.

Maka orang ini dalam panggilannya menggunakan bentuk nakirah ghairu maqshudah.

Contoh:

يَا رَجُلاً أَنْقِذْنِي (Wahai lelaki, selamatkanlah aku)

2. Ada orang berkebangsaan Saudi datang ke Indonesia, setelah turun dari pesawat ia hendak membawa barang-barang bawaannya. Mengingat barang bawaannya cukup banyak, ia menoleh ke sebelah kanan dan meminta kepada seorang laki-laki yang berada di sampingnya untuk dapat membantunya. Ia belum begitu kenal siapa orang yang disampingnya itu, namun ia menginginkan orang di sampingnya yang akan membantunya.

Maka orang Saudi ini dalam panggilannya menggunakan bentuk nakirah maqshudah.

Contoh:

يَا رَجُلُ سَاعِدْنِي (Wahai lelaki bantulah aku)

Penjelasan Audio:

Munada Dengan Alif Lam

Memanggil kata yang terdapat “ال“:

Untuk kata yang terdapat “ال” nya, ada beberapa ketentuan dalam pemanggilannya.

1. Kata yang di panggil I’robnya marfu’

2. Menambahkan lafazh berikut setelah huruf nida’:

a. أَيُّهَا Untuk isim mudzakkar

b. أَيَّتُهَا Untuk isim muannats

Contoh:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ

يَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ

يَا أَيَّتُهَا الْمَرْأَةُ

يَا أَيَّتُهَا الْمُسْلِمَاتُ

Penjelasan Audio:

Faidah Munada

Faidah:

1. Khusus untuk lafazh jalalah Allah الله, hanya boleh menggunakan huruf nida’ يَا .

Contoh:

يَا اَللهُ

Biasanya untuk memanggil lafzhul jalalah Allah digunakan اَللّهُمَّ (Ya Allah)

2. Terkadang munada dibuang huruf nida’nya

Contoh:

رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَحِيْمٌ Asalnya adalah يَا رَبَّنَا

يُوْسُفُ أَعْرِضْ عَنْ هَذَا Asalnya adalah يَا يُوْسُفُ

3. Jika munada’ mudhof kepada ya’ mutakallim maka ya’ boleh dibuang.

Contoh:

رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا Asalnya يَا رَبِّي

وَلَدِ تَعَالَ! Asalnya يَا وَلَدِي

Penjelasan Audio:

Tawabi Dari Isim Manshub

Majruratul Asma Huruf Jer

Contoh Penggunaan Huruf Jer

Contoh masing-masing penggunaan huruf jer:

1. مِنْ (Dari)

خَرَجْتُ مِنَ الْمَنْزِل (Aku keluar dari rumah)

هَذِهِ الصَّدَقَةُ مِنَ الْمُحْسِنِيْنَ (Shadaqah ini dari orang-orang yang berbuat baik)

2. إِلَى (Ke)

سَأَذْهَبُ إِلَى الْمَسْجِد (Aku akan pergi ke masjid)

3. عَنْ (Dari)

هَذَا الْحَدِيْثُ رُوِيَ عَنْ عَائِشَةَ (Hadits ini diriwayatkan dari Aisyah)

4. عَلَى (Di atas)

اَلْكِتَاُب عَلَى الْمَكْتَب (Buku itu berada di atas meja)

5. فِي (Di dalam)

نَحْنُ نَطْلُبُ الْعِلْمَ فِي الْمَسْجِد (Kami menuntut ilmu di dalam masjid)

6. رُبَّ (Betapa banyak / sedikit)

رُبَّ عَمَلٍ صَالِحٍ تُعَظِّمُهُ النِّيَّةُ (Betapa banyak amalan yang kecil menjadi besar nilainya disebabkan oleh niat)

7. اَلْبَاءُ – بِ (Dengan)

كَتَبْتُ الدَّرْسَ بِالْقَلَم (Aku menulis pelajaran dengan pena)

8. اَلْكَافُ – كَ (Seperti)

عُمَرُ كَالأَسَدَ (Umar seperti singa)

9. اَللاَّمُ – لِ (Milik)

هَذَا الْكِتَابُ لِمُحَمَّدٍ (Kitab ini miliknya Muhammad)

10. حَتَّى (Sampai)

أَكَلْتُ السَّمَكَ حَتَّى رَأْسِه (Aku makan ikan sampai kepalanya)

11.  وَاوُ الْقَسَمِ (وَ)

وَاللهِ أَنَا مُسْلِمٌ (Demi Allah aku adalah seorang muslim)

12. تَاءُ الْقَسَمِ (تَ)

تَاللهِ أَنَا مُسْلِمٌ (Demi Allah aku adalah seorang muslim)

13, 14. مُنْذُ dan مُذْ (Sejak)

مَا رَأَيْتُهُ مُنْذُ الأُسْبُوْعِ الْمَاضِيَة (Aku tidak melihatnya semenjak seminggu yang lalu)

15, 16, 17. عَدَ ,خَلاَ dan حَاشَا (Selain / kecuali)

رَجَعَ الطُّلاَّبُ خَلاَ مُحَمَّدٍ (Para mahasiswa telah pulang kecuali Muhammad)

Penjelasan Audio:

Faidah Isim Majrur Dengan Huruf Jer

Faidah:

1. Huruf حَتَّى dapat masuk ke isim atau fi’il.

Jika حَتَّى masuk ke isim maka berfungsi sebagai huruf jer.

Jika حَتَّى masuk ke fi’il maka berfungsi sebagai huruf penashob.

Contoh:

اِجْتَهِدْ حَتَّى تَصِلَ إِلَى مَا تَرْجُوْ (Bersungguh-sungguhlah sampai engkau mencapai apa yang engkau harapkan)

2. Huruf Qasam (sumpah) ada tiga yaitu وَ, تَ, ب Semuanya diartikan “Demi”.

بِاللهِ – تَاللهِ – وَالله

Secara penggunaan bahasa, “ta” hanya boleh digunakan untuk lafzhul jalalah Allah, adapun “bi” dan “wa” boleh untuk selain lafzhul jalalah Allah. Adapun secara syar’i, maka sumpah tidak boleh ditujukan kecuali kepada Allah ta’ala.

Contoh:

وَعَبْدِ الْقَادِرِ الْجَيْلاَنِي = Boleh secara bahasa (akan tetapi berdasarkan syar’i tidak boleh)

تَعَبْدِ الْقَادِرِ الْجَيْلاَنِي = Tidak boleh secara bahasa (dan juga berdasarkan syar’i)

Penjelasan Audio:

Majrur Dengan Idhafah

اَلْمَجْرُوْرُ بِالإِضَافَةِ
(Majrur Karena Idhafah)

Idhafah adalah bentuk penyandaran suatu isim dengan isim yang lain.

Contoh:

كِتَابُ مُحَمَّدٍ (Bukunya Muhammad)

خَاتَمُ ذَهَبٍ (Cincin emas)

1. Isim yang pertama yaitu كِتَابُ dan خَاتَمُ dikenal dengan istilah mudhaf.

2. Isim yang kedua yaitu مُحَمَّدٍ dan ذَهَبٍ dikenal dengan istilah mudhaf ilaihi.

Mengingat susunan idhafah adalah terdiri dari mudhaf dan mudhaf ilaihi, terkadang istilah idhafah dikenal dengan istilah mudhaf – mudhaf ilaihi.

I’rab mudhaf adalah mengikuti kedudukannya didalam kalimat adapun I’rab mudhaf ilaihi  adalah selalu majrur.

Contoh:

كِتَابُ مُحَمَّدٍ مُفِيْدٌ (Bukunya Muhammad bermanfaat)

أَسْتَعِيْرُ كِتَابَ مُحَمَّدٍ (Aku meminjam bukunya Muhammad)

هَذِهِ الْمُلاَحَظَةُ مَوْجُوْدَةٌ فِي كِتَابِ مُحَمَّدٍ (Catatan ini terdapat di bukunya Muhammad)

Penjelasan Audio:

Macam-Macam Mudhaf Ilaihi

أَنْوَاعُ الْمُضَافِ إِلَيْهِ
(Macam-Macam Mudhof Ilaihi)

Macam-Macam Mudhof Ilaihi

1. Mu’rob

Mudhof ilaihi yang berbentuk isim mu’rab harus selalu majrur. Contoh:

كِتَابُ الْمُسْلِمِ

كِتَابُ الْمُسْلِمَيْنِ

كِتَابُ الْمُسْلِمِيْنَ

حَدِيْثُ عَائِشَةَ

2. Mabni

Mudhof ilaihi yang berbentuk isim mabni tidak mengalami perubahan harokat akhir (sesuai bentuk aslinya).

Contoh:

كِتَابُكَ (Kitabmu – laki-laki)

كِتَابُكِ (Kitabmu – wanita)

Penjelasan Audio:

Syarat-Syarat Idhofah

شُرُوْطُ الإِضَافَةِ
(Syarat-Syarat Idhofah)

Syarat-syarat idhofah ada 3:

1. Mudhof tidak boleh ditanwin. Contoh:

حَقِيْبِةٌ = mudhof

مُحَمَّدٌ = mudhof ilaihi

Susunan idhofahnya adalah,

حَقِيْبَةُ مُحَمَّدٍ (Tas Muhammad)

جَوَّالٌ = mudhof

مُحَمَّدٌ = mudhof ilaihi

Susunan idhofahnya adalah:

جَوَّالُ مُحَمَّدٍ (Handphone Muhammad)

2. Membuang nun mutsanna atau jama’ pada mudhof. Contoh:

كِتَابَانِ = mudhof

مُحَمَّدٌ = mudhof ilaihi

Susunan idhofahnya adalah,

كِتَابَا مُحَمَّدٍ (Kitab Muhammad)

مُدَرِّسُوْنَ = mudhof

مَعْهَدٌ = mudhof ilaihi

Susunan idhofahnya adalah,

مُدَرِّسُوْ مَعْهَدٍ (Para pengajar ma’had)

3. Membuang alif lam dari mudhof

Contoh:

الرَّسُوْلُ = mudhof

اللهُ = mudhof ilaihi

Susunan idhofahnya adalah,

رَسُوْلُ اللهِ (Rasulullah)

البَابُ = mudhof

الْمَسْجِدُ = mudhof ilahi

Susunan idhofahnya adalah,

بَابُ الْمَسْجِدِ (Pintu Masjid)

Penjelasan Audio:

Faidah Idhofah

Faidah:

1. Secara umum, kandungan makna idhofah mempunyai tiga arti:

a. Bermakna مِنْ (dari)

Contoh:

خَاتَمُ حَدِيْدٍ (Cincin besi)

Maknanya adalah,

خَاتَمٌ مِنْ حَدِيْدٍ (Cincin dari besi)

b. Bermakna لِ (milik)

Contoh:

بَيْتُ عَلِيٍّ (Rumah Ali)

Maknanya adalah,

بَيْتٌ لِعَلِيٍّ (Rumah milik Ali)

c. Bermakna فِي (di dalam)

Contoh:

عَذَابُ القَبْرِ (Azab Kubur)

Maknanya adalah,

عَذَابٌ فِي القَبْرِ (Azab di dalam kubur)

2. Apabila mudhof berupa isim yang berakhiran dengan alif, dan mudhof ilaihi berupa ya’ mutakallim, maka ya’ ditulis dengan harakat fathah

Contoh:

يَدَايَ (Kedua tanganku)

Asalnya adalah يَدَانِ sebagai mudhof, nunnya dibuang sehingga bentuknya menjadi يَدَا .

mengingat يَدَا berakhiran alif, maka ketika diidhofahkan kepada ya’ mutakallim menjadi يَدَايَ .

هُدَايَ (Petunjukku)

Asalnya adalah,

اَلْهُدَى dan ya’ mutakallim (ي)

سِوَايَ (Selainku)

Asalnya adalah,

سِوَى dan ya’ mutakallim (ي)

3. Apabila mudhof berupa isim yang berakhiran dengan ya’ dan mudhof ilaihi berupa ya’ mutakallim, maka ya’ ditulis dengan fathah yang ditasdid.

Contoh:

مُدَرِّسِيَّ (Para pengajarku)

Asalnya adalah,

مُدَرِّسِيْنَ dan ya’ mutakallim (ي)

مُحَامِيَّ (Pengacaraku)

Asalnya adalah,

اَلْمُحَامِي dan ya’mutakallim (ي)

مُفْتِيَّ (Muftiku)

Asalnya adalah,

مُفْتِي dan ya’ mutakallim (ي)

Penjelasan Audio:

Tawabi’ Lil Majrur