Amalan-amalan
di Malam Nishfu Sya'ban
Keistimewaan Malam Nishfu Sya'ban
Menurut Imam Al-Syafi’I rahimahullah,
malam nishfu Sya’ban merupakan malam yang istimewa karena do’a pada malam
tersebut mustajab.
أن
الدعاء يستجاب فى خمس ليال أول ليلة من رجب وليلة نصف شعبان وليلتى العيد وليلة
الجمعة
Artinya :
“Sesungguhnga do’a dikabulkan pada 5 malam yaitu awal bulan
Rajab, malam nishfu Sya’ban, malam ‘Idul Fitri, malam ‘idul Adlha dan malam
Jum’at”
Beberapa keterangan dari ulama
menyebutkan bahwa malam nishfu Sya’ban merupakan malam yang paling utama
setelah Lailatul Qadr, dan juga merupakan malam dimana amal-amal dilaporkan
kepada Allah SWT (laporan tahunan).
Selain itu, pada malam nishfu Sya’ban,
Allah SWT juga menurunkan rahmat-Nya ke langit paling bawah dan mengampuni
dosa-dosa semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan musyahin (penebar
kebencian sesama umat Islam).
Amalan Malam Nishfu Sya'ban
Pada malam nisyfu Sya’ban dianjurkan memperbanyak
do’a, sebab do’a malam tersebut mustajab. Dan juga amaliyah-amaliyah lain
seperti dzikir, shalawat, istighafar dan shalat sunnah. Semua itu dalam rangka
menghidupkan malam nishfu Sya’ban dan merupakan perkara yang masyru’
disyari’atkan). Imam Ibnu Majjah meriwayatkan didalam kitab sunannya bahwa
Rasulullah SAW bersabda :
إذا
كانت ليلة النصف من شعبان فقوموا ليلها وصوموا نهارها فإن الله ينـزل فيها لغروب
الشمس إلى سماء الدنيا فيقول ألا من مستغفر لى فأغفر له ألا مسترزق فأرزقه ألا
مبتلى فأعافيه ألا كذا ألا كذا حتى يطلع الفجر
Artinya :
“Apabila telah datang malam Nishfu Sya’ban, maka
beribadahlah pada malam harinya dan berpuasalah pada siang harinya,
sesungguhnya (rahmat) Allah turun pada malam itu ke langit yang paling bawah
ketika terbenamnya matahari, kemudian Allah menyeru “Adakah orang yang meminta
maaf kepadaku, maka akan Aku ampuni. Adakah yang meminta rizqi, maka Aku akan
melimpahkan rizqi kepadanya. Adakah orang yang sakit, maka akan Aku sembuhkan”.
Dan hal-hal yang lain sampai terbitnya fajar”
Nabi SAW juga bersabda :
إن
الله ليطلع ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه, إلا لمشرك أو مشاحن
Artinya :
“Sesungguhnya Allah memperhatikan hambanya pada malam
Nishfu Sya’ban kemudian Ia akan mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang
musyrik dan musyachin (orang munafik yang menebar kebencian antar sesama umat
Islam)”
Masih banyak riwayat-riwayat yang
menuturkan tentang malam nishfu Sya’ban, satu sama lain saling menguatkan
sehingga bisa mengangkat (menaikkan kualitas) derajat hadits yang lemah menjadi
hasan (hasan li-ghayrihi).
Membaca Yasin 3 Kali di Malam Nishfu
Sya'ban
Diantara amaliyah yang biasa dilakukan
oleh umat Islam adalah membaca surah Yasin 3 kali. Pembacaan surah Yasin ini
dilakukan setelah shalat Maghrib, tepatnya setelah shalat sunnah ba’diyah
Maghrib dengan niat tersendiri;
Pertama, memohon kepada Allah agar
diberikan umur yang panjang dalam keta’atan dan kekuatan iman.
Kedua, memohon kepada Allah agar di
jaga dari segala macam bala’ (penyakit) serta memohon agar segala hajarnya
dikabulkan oleh Allah
Ketiga, memohon kekayaan hati kepada
Allah serta husnul Khotimah.
Amaliyah pembacaan Yasin 3 kali ini
merupakan amaliyah yang dianjurkan atas petunjuk para ulama (ijtihad para
ulama), disamping memang pada dasarnya membaca Yasin (surah Al-Qur’an)
merupakan hal yang baik.
Syaikh Ahmad Ad-Dairobiy didalam
kitabnya, Fathul Malikul Majid (19) mengatakan :
(ومن خواص صورة يس) كما قال بعضهم أن تقرأها ليلة النصف من
شعبان ثلاث مرات الأولى بنية طول العمر والثانية بنية دفع البلاء والثالثة بنية
الإستغناء عن الناس.
Artinya :
“Diantara keistimewaan surat Yasin, sebagaimana menurut
sebagian para Ulama, adalah dibaca pada malam Nishfu Sya’ban sebanyak 3 kali.
Yang pertama dengan niat meminta panjang umur, kedua niat terhindar dari
bencana dan ketiga niat agar tidak bergantung kepada orang lain”
Demikian juga Syaikh Al-Hut
al-Bairutiy didalam Asnal Mathalib fi Ahaditsi Mukhtalifatil Maratib (234) juga
memberikan komentar,
وأما
قراءة سورة يس ليلتها بعد المغرب والدعاء المشهور فمن ترتيب بعض أهل الصلاح من عند
نفسه قيل هو البونى ولا بأس بمثل ذلك
Artinya :
“Adapun pembacaan surat Yasin pada malam Nishfu Sya’ban
setelah Maghrib dan do’a yang masyhur, termasuk amaliyah dari sebagian ulama,
dikatakan bahwa ia adalah Syaikh Al-Buni, dan tidak masalah melakukan hal
tersebut”.
Shalat Sunnah Malam Nishfu Sya’ban
Shalat sunnah yang dikerjakan pada
malam nishfu Sya’ban adalah hakikatnya shalat sunnah Muthlaq, shalat sunnah
yang tidak terikat dengan batasan waktu atau boleh dikerjakan kapan saja,
kecuali pada waktu-waktu yang dilarang untuk shalat.
Dan malam nishfu Sya’ban bukan
merupakan termasuk waktu yang dilarang untuk melakukan shalat sunnah muthlaq.
Sehingga melarang pelaksanaan shalat nishfu Sya’ban sama halnya melarang
pelaksaaan shalat sunnah Mutlak.
Terkait hal ini, terdapat hadits yang
dikatakan mursal jayyid, diriwayatkan Imam Al-Baihaqi yang menyebutkan bahwa
Rasulullah SAW shalat pada malam nishfu Sya’ban.
عن
السيدة عائشة رضى الله عنها قالت: قام رسول الله صلى الله عليه وسلم من الليلى
فصلى فأطال السجود حتى ظننت أنه قد قبض فلما رأيت ذلك قمت حتى حركت ابهامه فتحرك
فرجعت فسمعته يقول فى سجوده أعوذ بعفوك من عقابك وأعوذ برضاك من سخطك وأعوذ بك منك
إليك لا أحصى ثناء عليك أنت كما أثنيت على نفسك. فلما رفع رأسه من السجود وفرغ من
صلاته قال يا عائشة أو يا حميراء أظننت أن النبى صلى الله عليه وسلم قد خاس بك؟
قلت لا والله يا رسول الله ولكنى ظننت أنك قد قبضت لطول سجودك فقال أتدرين أى ليلة
هذه قلت الله ورسوله أعلم قال هذه ليلة النصف من شعبان إن الله عز وجل يطلع على
عباده فى ليلة النصف من شعبان فيغفر للمستغفرين ويرحم المسترحمين ويؤخر أهل الحقد
كما هم. رواه البيهقى من طريق العلاء بن الحارث عنها وقال هذا مرسل جيد
Artinya :
“Rasulullah bangun di tengan malam kemudian beliau salat,
kemudian sujud sangat lama, sampai saya menyangka bahwa beliau wafat. Setelah
itu saya bangun dan saya gerakkan kaki Nabi dan ternyata masih bergerak. Saya
kembali lagi dan saya mendengar Rasul berdoa… kemudian Rasul bangkit dari sujudnya
selesai melakukan shalatnya”, kemudian Nabi berkata “Wahai Aisyah, apakah kamu
mengira Aku berkhianat padamu?”, saya berkata “Demi Allah tidak, wahai Rasul,
saya mengira engkau telah tiada karena sujud terlalu lama. Rasul bersabda
“Tahukauh kamu malam apa sekang ini?” Saya menjawab “Allah dan Rasulnya yang
tahu”. Rasulullah bersabda “ini adalah malam Nishfu Sya’ban, sesungguhnya Allah
‘Azza wa Jalla memperhatikan hamba-hamba-Nya pada malam Nishfu Sya’ban, Allah
akan mengampuni orang-orang yang meminta ampunan, mengasihi orang-orang yang
meminta dikasihani, dan Allah tidak akan memprioritaskan orang-orang
pendendam”. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa para Imam Madzhab, seperti
Imam Syafii dan Imam Ahmad bin Hanbal mengkategorikan hadis Mursal sebagai hadis
yang dapat diterima (Hadis Maqbul) bila memenuhi beberapa persyaratan,
diantaranya Sahabat atau Tabiin yang digugurkan dari sanad merupakan seorang
yang dikenal kredibilitasnya, tidak bertentangan dengan hadis lain yang lebih
shahih dan sebagainya, sebagaimana yang tercantum dalam kitab-kitab Ulumul
Hadits.
Sehingga, tepatlah apa yang dituturkan
oleh seorang Ibnu Taimiyyah didalam Al-Fatawa Al-Kubra terkait shalat malam
nishfu Sya’ban, sebagai berikut :
إذا
صلى الإنسان ليلة النصف وحده، أو في جماعة خاصة كما كان يفعل طوائف من السلف، فهو
أحسن
Artinya :
“Apabila seseorang shalat pada malam nishfu Sya’ban secara
sendiri atau berjama’ah secara khusus, sebagimana hal itu telah biasa dilakukan
oleh sekelompok-sekelompok salafush shaleh, maka itu ahsan (bagus)”