Setelah menetapkan kebebasan berkehendak dan kebangkitan kembali tubuh, Tusi lalu menetapkan perlunya kenabian dan kepemimpinan spiritual.
Pertentangan minat serta kebebasan individu mengakibatkan tercerai-berainya kehidupan sosail, dan ini memerlukan Aturan suci dari Tuhan untuk mengatur urusan-urusan manusia.
Tapi Tuhan sendiri berada di luar jangkauan indera, oleh karena itu Dia mengutus para nabi untuk menuntun orang-orang. Ini, pada gilirannya, memerlukan perantara kepemimpinan spiritual setelah para nabi itu untuk menerapkan Aturan suci tersebut.