Pada masa penghancuran politik besar-besaran, yang diikuti kemunduran intelektual, perlindungan Hulagu atas Tusi merupakan peristiwa sangat penting dalam sejarah pemikiran Muslim. Kebangkitan kembali dan berkembangnya ilmu-ilmu filsafat di akhir abag ke-7 H/ke-13 M berpusat di sekitar pribadi Tusi.
Bagi orang-orang Persi, dia dikenal sebagai “guru manusia” (Ustadz al-basyar).
Bar-Hebraeus menganggapnya sebagai “orang yang berpengathuan luas di semua cabang filsfat.”
Bagi Ivanow dia bagaikan “Kamus hidup.”
Dan Afnan menganggapnya sebagai “Juru ulas . . . . yang paling mahir dalam mengulas karya-karya ibn Sina di Persia. Pun orang mau tak mau akan terkesan oleh “kerajinan yang menakjubkan” yang diperlihatkannya dalam “menyunting dan mengembangkan” terjemahan yang dibuat oleh Tsabit bin Qurrah, Qusta bin Luqa dan Ishaq bin Hunain atas karya-karya ahli matematika dan astronomi dari Yunani.
Brockelman telah mengumpulkan lima puluh sembilan dari karya-karyanya yang masih ada.
Tapi Ivanow mengatakan bahwa ada “sekitar seratis lima puluh karya” yang telah ditulis olehnya.
Daftar yang diberikan oleh Mudarris Ridwi berkisar antara seratus tiga puluh judul, tidak termasuk dua puluh satu judul lainnya yang diragukan apakah memang benar karya itu ditulis oleh Tusi.
Tusi lebih pantas disebut sebagai sarjana yang mahir daripada seorang ahli pikir yang kreatif, dan kedudukannya terutama sebagai seorang panganjur gerakan kebangkitan kembali, sementara karya-karyanya kebanyak bersifat eklektis (bersifat memilih dari ebrbagai sumber).
Tapi meski dia seorang pengajur gerakan kebangkitan kembali dan seorang eklektis, dia tetap meiliki keaslian, terutama dalam menyajikan bahan tulisannya. Kepandaiannya yang beragam sungguh mengagumkan. Minatnya yang banyak dan berjenis-jenis mencakup filsafat, matematika, astronomi, fisika, ilmu pengobatan, mineralogi. Musik, sejarah, kesusastraan dan dogmatik.
Karya-karya penting filsafatnya sebagai berikut:
1. Asa al-Iqtibas (logika). 1947
2. Mantiq al-Tajrid (logika)
3. Ta’dil al-Mi’yar (logika)
4. Tajrid al-‘Aqa’id (dogmatik), Teheran, 1926.
5. Qawa’id-‘Aqa’id (dogmatik), Teheran, 1926.
6. Risaleh-i I'tiqadat (dogmatik).
7. Akhlaq-i Nasiri (Etika).
8. Ausaf al-Asyraf (Etika Sufi).
9. Risaleh dar Ithbat-i Wajib (metafisik).
10. Isbat-i Jauhar al-Mafariq (metafisik).
11. Risaleh dar Wujud-i Jauhar-i Mujarrad (metafisik).
12. Risaleh dar Itsbat-i ‘Aql-i Fa’a (metafisik).
13. Risaleh Darurat-i Marg (metafisik).
14. Risaleh Sudur Kathrat az Wahdat (metafisik).
15. Risaleh ‘Ilal wa Ma’lulat (metafisik).
16. Fushul (metafisik) Teheran, 1956.
17. Tashawwurat (metafisik), Bombay, 1950.
18. Talkhis al-Muhasal, Kairo, 1323/1905.
19. Hall-i Musykilat al-Isharat, Lucknow, 1293/1876.