Akhlaq-I Nasiri


Tidak ada yang menyeleweng lebih jauh dari kebenaran selain penegasan bahwa Akhlaq-i Masiri yang ditulis oleh Tusi semata-mata merupakan “terjemahan” dari karya ibn ‘Miskawaih Tahdzib al-Akhlaq.

Sang pengarang, tak diragukan lagi, diberi tugas oleh Nasir al-Din ‘Abd al-Rahim, Gubernur Isma’illiah dari Quhistan, untuk menertejemahkan Kitab al-Thaharat (Tahdzib al-Akhlaq) dari bahasa Arab ke dalam bahasa Parsi, tapi dia tidak mau menerima tugas itu karena takut akan “mengubah dan menodai karya aslinya.”

Di samping itu, karya Miskawaih terbatas pada penggambaran disiplin moral; disiplin yang menyangkut urusan rumah tangga dan politik menurut Tusi, tidak terdapat dalam karya tersebut. Padahal hal ini merupakan aspek-aspek yang sangat penting dari “filsafat praktis” dan karena itu tidak boleh diabaikan.

Dengan mengingat ini, Tusi menyusun Akhlaq-i Nasiri berdasarkan pola berikut:

Mengenai isinya, bagian mengenai filsafat moral merupakan suatu “ringkasan” dan bukan suatu terjemahan dari Kitab al-Thaharat, tapi bentuknya, pengaturan pokok pembicaraannya serta klasisikasi masalahnya merupakan karya Tusi sendiri, yang dengan jelas memberikan kesan- keasliannya.

Mengenai filsafat rumah tangga dan politik, Tusi berutang banya kepada ibn Sina dan al-Farabi, sekali pun begitu tambahan dua bagian ini menyempurnakan filsafat praktis (hikmat-i ‘amali) dalam segala detailnya, dan ini menguatkan penegasan Tusi bahwa karya Akhlaq-i Nasiri ditulis “bukan dengan gaya tiruan atau terjemahan, tapi benar-benar merupakan suatu upaya.”

Menu