Al-Razi adalah seorang yang bertuhan, tetapi ia tidak mempercayai wahyu dan kenabian. Kita batasi diri kita dengan memberikan ringkasan gagasan-gagasan pokoknya.
Al-Razi membantah kenabian dengan alasan-alasan berikut:
1. Akal sudah memadai untuk membedakan antara yang baik dan yang jahat, yang berguna dan yang tak berguna. Dengan akal semata kita dapat mengetahui Tuhan dan mengatur kehidupan kita sebaik-baiknya. Lalu kenapa dibutuhkan nabi?
2. Tiada pembenaran bagi pengistimewaan beberapa orang untuk membimbing semua orang, sebab semua orang lahir dengan kecerdasan yang sama; perbedaannya bukanlah karena pembawaan alamiah, tetapi karena pengembangan dan pendidikan.
3. Para nabi saling bertentangan. Bila mereka berbicara atas nama satu Tuhan yang sama, mengapa terdapat pertentangan?
Setelahj menolak kenabian, al-Razi lalu mengkritik agama secara umum. Ia menjelaskan kontradiksi-kontradisksi kaum Yahudi, Kristen, Mani dan Majusi. Ia memberikan alasan berikut untuk pengikatan manusia kepada agama:
a. Meniru dan kebiasaan.
b. Kekuasaan ulama yang mengabdi negara
c. Manifestasi lahiriah agama, upacara-upacara dan peribadatan yang mempengaruhi mereka yang sederhana dan naif.
Ia menunjukkan kontradiksi-kontradiksi antar agama secara terinci.
Al-Razi mengkritik secara sistimatik kitab-kitab wahyu Al-Qur’an dan Injil. Ia mencoba mengkritik yang satu dengan menggunakan yang lainnya misal, ia mengkritik agama Yahudi dengan paham-paham mani. Kristen dengan Islam dan kemudian ia mengkritik al-Quran dengan Injil.
Ia terutama menolak mu’jizat Al-Quran, baik karena gayanya maupun isinya dan menegaskan bahwa adalah mungkin menulis kitab yang lebih baik dalam gaya yang lebih baik.
Ia lebih menyukai buku-buku ilmiah daripada kitab-kitab suci, sebab buku-buku ilmiah lebih berguna bagi kehidupan manusia daripada kitab-kitab suci. Buku-buku kedokteran, geometri, astronomi dan logika lebih berguna daripada Injil dan Al-Quran. Penulis-penulis buku-buku ilmiah ini telah menemukan kenyataan dan kebenaran melalui kecerdasan mereka sendiri tanpa bantuan para nabi.
Ilmu pengetahuan berasal dari tiga sumber: pemikiran, yang didasarkan pada logika, tradisi dari para pendahulu kepada para pengganti yang didasarkan pada bukti meyakinkan dan akurat seperti dalam sejarah dan naluri yang menuntuk manusia tanpa melalui banyak pemikiran.
Setelah mengkritk ia mengatakan bahwa tidaklah masuk akal bahwa Tuhan mengutus para Nabi, karena mereka melakukan banyak kemudharatan. setiap bangsa percaya hanya kepada para nabinya, dan menolak keras yang lain, yang mengakibatkan terjadinya banyak peperangan keagamaan dan kebencian antar bangsa yang memeluk berbagai agama berbeda.
Gagasan-gagasan al-Razi ini sangat berani. Tak seorang pemikir Muslim lain pun seberani dia.