Para Pendahulunya


Tidak ada keraguan lagi bahwa fislafat memasuki Spanyhol sesudah abag ke 3 H/ ke 9 M. Sebagian salinan naskah kuno Rasa’il Ikhwan al-Shafa yang terdapat di Eropa dianggap berasal dari Maslamah ibn Ahmad al-Majriti, Maslamah adalah seorang ahli matematika besar Spanhyol. Dia termasyhur selama masa pemerintahan Hakam II dan meninggal pada tahun 598 H/110 M.

Di antara para pengikutnya, ibn Shafa, Zahwari, Karmani dan abu Muslim Umar ibn Ahmad ibn Khaldun al-Hardhrami terkenal karena ilmu matematika mereka. Karmani dan ibn Khaldun juga dikenal sebagai filosof. Ibn Khaldu, berasal dari Seville dan meninggal pada tahun 449 H/1054 M.

Karmani, yang nama lengkapnya abu al-Hakam Amr ibn Abd al-Rahman ibn Ahmad ibn Ali, berasal dari Cordova, berkelana ke negeri-negeri Timur dan belajar ilmu pengobatan dan ilmu hitung di Harran. Sekembalinya ke Spanyol dia menetap di Saragossa. Menurut pernyataan Qadhi Sa’id dan Maqqari, dia merupakan orang pertama yang membawa naskah Rasa’il Ikhwan al-Shafa ke Spanyol. Karmani meninggal di Saragossa pada tahun 450 H/ 1063 M.

Tapi sebenarnya filsafat telah memasuki Spanyol jauh sebelum Rasa’il Ikhwan al-Shafa diperkenalkan di negeri itu. Muhammad ibn Abdun al-Jabali pergi ke Timur pada tahun 347 H/ 952 M. Belajar logika bersama abu Sulaim Muhammad ibn Thahir ibn Bahran al-Sijidtani, dan kembali ke Spanyol pada tahun 360 H/ 965 M.

Begitu juga Ahmad dan Umar, dua orang putra Yunus al-Baraani, memasuki Bhagdad pada tahun 339 H/ 935 M, mempelajari berbagai ilmu bersama Tsabit ibn Sinan ibn Tsabit ibn Qurrah, dan setelah beberapa lama, kembali ke Spanyol pada tahun 351 H/ 956 M.

Dari sini jelas bahwa filsafat berasal dari Timur dan di bawa ke Barat dan bahwa pada abad ke 4 H/ ke 10 M, para pelajar dari Spanyol mempelajari matematika, hadis tafsir dan fiqh di samping logika dan ilmu-ilmu filsfat di Baghdad, Basrah, Damaskus dan Mesir.

Tapi sejak akhir abad ke 4 H/ ke 10 M, ketika fisafat dan logika di kutuk di Spanyol dan para penganjur ilmu-ilmu ini dihukum mati, orang awam tidak lagi menyukai ilmu-ilmu ini sampai abad ke 5 H / ke 11 M dan 12 M. Inilah sebabnya ibn Bajjah, ibn Tufail dan ibn Rusyd harus menghadapi hukuman mati, penjara dan kutukan. Hanya sedikit sekali orang pada masa itu yang berani berurusan dengan ilmu-ilmu rasional.

Di antara pendahulu ibn Bajjah, ibn Hazm pantas diberi perhatian khusus. Ibn Hazm berada di tempat yang sangat tinggi dalam teolog dan ilmu-ilmu keagamaan lainnya. Karyanya Kitab al-Fashl fi al-Milal Wan-Nihal adalah unik, yang di dalamnya dia menulis pernytaan-pernyataan kebenaran dan doktrin-doktrin Kristenm Yahudi dan yang lain-lainnya tanpa menyatakan prasangka apa pun.

Tapi dalam bidang filsafat dia tidak pernah disebut-sebut oleh sarjana Spanyol mana pun dan yang lain berkata bahwa ibn Hazm adalah seorang ahli hadis, ilmu hukum dan polemik. Dia menulis banyak buku mengenai logika dan fislafat yang di dalamnya terdapat banyak kesalahan.

Menu