Pengaruh


Di antara karya ibn Tufail, hanya Hayy ibn Yaqzan sajahlah yang masih ada sekarang. Karya itu merupakan suatu roman filsafat pendek, tapi pengaruhnya terhadap generasi berikutnya di Barat begitu besar sehingga karya tersebut dianggap sebagai “salah satu buku paling mengagumkan di Jaman Pertengahan.”

Mengenai semangatnya, karya itu menyamai Arabian Nights mengenai metodenya, ia bersifat filosofis segkaligus mistis. Ia menyatukan kesenangan dan kebenaran dengan jalan menggunakan imajinasi dan intuisi untuk membantu akal, dan daya tarik khusus inilah yang menjadikannya termasyhur dan mendorong orang untuk menterjemahkannya ke dalam bahasa Ibrani, Latin, Ingris, Belanda, Prancis, Spanyol, Jerman dan Rusia.

Bahkan sampai sekarang, minat dunia terhadap karya itu belum hilang. Edisi bahasa Arab baru-baru ini dari Ahmad Amin (1371 / 1952), yang diikuti terjemahan bahasa Persia dan Urdu pada dasawarsa yang sama, cukup menjadi bukti bahwa karya ibn Tufail tak kalah memikat bagi dunia modern, sebagai mana ia memikat dunia jaman pertengahan.

Risalah itu menarik perhatian the Quakers, dan George Kieth yang mendapati bahwa karya itu menopang “pandangan antusiastik” the Society of Friends, menerjemahkannya ke dalam bahasa Ingris pada tahun 1085 H/1674 M.

Begitu hebat pengaruh karya itu, atau menurut istilah Simon Oxkley “manfaat buruk”, sehingga dia merasa berkewajiban untuk menuliskan suatu lampiran tiga puluh enam lembar bagi versi bahasa Ingris dari buku tersebut (1120 H/1708 M), yang dimaksudkannya untuk menyangkal tesis ibn Tufail bahwa seorang individu, yang bernama cahaya batin a priori-nya, dapat mencapai kebenaran utama.

Utang Gracian Baltasar, seorang penulis Spanyol, terhadap ibn Tufail menarik perhatian dunia pada empat dasa warsa pertama abad ini.

Menurut L. Gauthier, kehidupan awal Andrenio, tokoh utama dalam karya Baltasar- El Criticon (Saragosa, 1062 H/1651 M), merupakan suatu “manifestasi” dan “tiruan yang tak terpungkiri” dari versi legendaris kelahiran Hayy. Tapi G. Gomez, seorang kritikus Spanyol, mengemukakan bahwa El Criticon, lebih dekat dengan kisah Yunani Dhu al-Qarnain wa Qissat al-Sanam wal-Malak wa Bintuhu, dibandingkan dengan Hayy ibn Yaqzan. D.K. Petrof, seorang Orientalis Rusia, juga beranggapan bahwa Gracian Baltasar merupakan kekecualian terhadap pengaruh ibn Tufail.

Tapi, L. Gauthier, dalam versi terakhir risalah itu (Bairut, 1355 H/1936 M), mempertahankan sikap Gomez dan Petrof dan mengambil kesimpulan bahwa Gracian Baltasar berutang kepada kisah dari Yunani Qissat al-Sanam secara tidak langsung lewat karya ibn Tufail Hayy ibn Yaqzan.

Pengaruh kerangka roman risalah ini juga dapat dilihat dalam Menedez Pelyo, Pou, Saif Bin dhi Yzan dan Taszan. Bahkan Robinson Crusie (1132 H/1719 M), karya Daniel Defoe, tidak merupakan kekecualian terhadap pengaruhnya, sebagaimana dibuktikan oleh A.R. Pastor dalam karyanya Idea of Robinson Crusoe.

Di antara murid-murid ibn Tufail, abu Ishaq al-Bitruji dan abu al-Walid ibn Rusyd dadalah paling menonjol. Dia berada di barisan depan dalam bidang astronomi lewat al-Bitruji yang teorinya tentang gerakan Muslim anti-Plotomeus. Dalam bidang filsafat dan pengobatan dia menguasai arena lewat ibn Rusyd yang paham rasionalismenya “berkobar bagi api yang ganas di sekolah-sekolah Eropa” dan menuntun pemikiran mereka selama tidak kurang dari tiga abad.


********************************************

Menu