AHAMMIYYATU MA'RIFATILLAH
( أَهَمِّيَّةُ مَعْرِفَةِ اللهِ )
إِفْتَحُوْا عَلَى صِبْيَانِكُمْ أَوَّلَ كَلِمَةٍ لا إله إلا الله
Bukalah (bacakanlah) atas bayi-bayi kalian kalimat pertama: لا إله إلا الله (HR. Hakim)
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
Setiap bayi yang lahir berdasarkan atas fitrah (suci, Islam). Kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia Yahudi, Nasrani, atau Majusi (HR Bukhari-Muslim)
Dialog keduanya telah berlangsung sekian sesi. Ulama itu telah menyampaikan berbagai argumentasi yang mantap. Tapi Ateis itu masih saja menyangkal
Tidak seperti biasanya, Ulama itu belum juga hadir, padahal waktu dialog sudah tiba
Sang Ateis menunggu
Akhirnya, Ulama itu pun datang.
A: “Kenapa terlambat?”
U: “Maaf. Saat saya sampai di sungai, perahunya sudah berangkat. Saya harus menunggu. Tapi kemudian, tiba-tiba meluncur sebuah pohon besar ke arah saya. Pohon itu membelah sendiri menjadi papan-papan yang terserut halus. Bahkan kemudian membuat sebuah perahu yang cantik. Dengan perahu itulah saya akhirnya dapat menyeberangi sungai.”
A: “Ah, nggak mungkin.”
U: “Benar.”
A: “Nggak mungkin pohon dapat membelah sendiri kemudian jadi perahu.”
U: “Perahu saja tidak dapat ada dengan sendirinya, bagaimana alam semesta ini yang Anda katakan ada dengan sendirinya?”
Maka kali ini Ateis itu pun diam seribu bahasa
تَحْرِيْرُ النَّاسِ مِنْ عِبَادَةِ الْمَخْلُوْقِ إِلَى عِبَادَةِ الله وَحْدَهُ
Membebaskan manusia dari penyembahan makhluk kepada penyembahan Allah semata
الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram
أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ تَعَالَى يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمْ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
"Tiada suatu kaum pun yang sama berkumpul dalam salah satu rumah dari rumah-rumah Allah - yakni masjid - sambil membaca Kitabullah dan saling bertadarus di antara mereka itu, melainkan turunlah ketenangan di atas mereka, serta mereka akan diliputi oleh kerahmatan dan diliputi oleh para malaikat dan Allah menyebut-nyebutkan mereka itu kepada makhluk-makhluk yang ada di sisiNya - yakni para malaikat." (HR Abu Dawud)
إِنَّ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا وَرَضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّوا بِهَا وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ آَيَاتِنَا غَافِلُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami (10:7)
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آَمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (7:96)
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ
Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami-pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. (6:44)
إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ فِي الدُّنْيَا وَهُوَ مُقِيْمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا هُوَ اسْتِدْرَاجٌ ثُمَّ تَلاَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم { فَلَمَّا نَسُواْ } الآية وما بعدها
Jika engkau melihat Allah Ta’ala memberikan kepada hamba di dunia padahal dia tetap dalam ma’siyat, maka sesungguhnya itu adalah istidraj, kemudian Rasulullah SAW membaca 6:44 dan sesudahnya. (HR Ahmad, Thabrani, dan Baihaqi)
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ
وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ أَكْبَرُ
Dan keridaan Allah adalah lebih besar (dari semua itu)