Rambut Rasulullah Shallallahu'alaihi wa Sallam


Sejarah asal muasal rambut Nabi Muhammad SAW

Ketika Rasulullah SAW melakukan haji bersama para sahabat, dan saat melakukan tahalul para sahabat berebut untuk mendapatkan potongan rambut Nabi yang sengaja beliau bagikan kpd sahabat sahabat beliau. Banyak diantara sahabat jika ada orang yang sakit, mereka meminumkan air yang sebelumnya telah dialirkan ke bejana yang berisi beberapa helai rambut Nabi dikubur, serta ada pula yang menaruh rambut Nabi shallallahu álayhi wasallam di turban mereka, yang dengan barakah rambut ini, dengan izin Allah, mereka selalu memperoleh kemenangan di medan perang. Semua ini tidaklah mengurangi keyakinan mereka bahwa sumber utama kesembuhan ataupun kemenangan tentulah adalah Allah Ta’ala.

Siapakah yang berani mengklaim memiliki iman yang lebih murni daripada para sahabat Nabi shallallahu álayhi wasallam sepeninggal Nabi? Tabarruk mereka didasari keimanan dan kecintaan mereka pada beliau shallallahu álayhi wasallam, yang mereka yakini sebagai sebaik-baik ciptaan, serta kekasih Allah Ta’la (habiibullah). Dan sebagian adalah seperti keseluruhannya. Bagi mereka melihat atau menyentuh anggota tubuh Nabi, adalah bagaikan melihat dan menyentuh Nabi shallallahu álayhi wasallam secara langsung. Maka, adakah Allah Ta’ala akan menolak doa dan hajat mereka yang mencintai Kekasih-Nya dengan menghormati dan mencintai bahkan anggota tubuh Kekasih-Nya yang telah wafat? Dengan keyakinan inilah, para sahabat bertabarruk dengan apa-apa yang terhubungkan kepada Nabi shallallahu álayhi wasallam sebagai wasilah doa mereka pada Allah Ta’ala. Mereka menggunakan apa pun yang mereka lihat terhubungkan dengan Nabi shallallahu álayhi wasallam apatah itu anggota tubuhnya, apatah itu, keluarganya, ataupun tempat-tempat maupun benda yang pernah beliau sentuh, seperti akan kita lihat pada bagian-bagian berikutnya. Insya Allah.

1. Bukhari meriwayatkan dalam Shahihnya pada Kitabul libas (bab pakaian) dalam pasal berjudul “Tentang rambut abu-abu”, bahwasanya ‘Usman ibn Abd Allah ibn Mawhab mengatakan: “Keluargaku mengirim diriku pergi ke Ummu Salamah dengan secangkir air. Ummu Salamah membawa keluar suatu botol perak yang berisi sehelai rambut Nabi shallallahu álayhi wasallam, dan biasanya jika seseorang memiliki penyakit mata atau kesehatannya terganggu, mereka mengirimkan secangkir air kepadanya (Ummu Salamah) agar ia mengalirkan air itu lewat rambut tersebut (dan diminum). Kami biasa melihat ke botol perak itu dan berkata, ‘Aku melihat beberapa rambut kemerahan’”.

2. Anas berkata, “Ketika Rasulullah shallallahu álayhi wasallam mencukur kepalanya (setelah hajji), Abu Talha adalah orang pertama yang mengambil rambutnya” (Hadits Riwayat Bukhari).

3. Anas juga berkata: “Nabi shallallahu álayhi wasallam melempar batu di al-Jamra, kemudian ber-qurban, dan menyuruh seorang tukang cukur untuk mencukur rambut beliau di bagian kanan lebih dulu, lalu memberikan rambut tersebut pada orang-orang” (Hadits Riwayat Muslim).

Dia berkata: “Talhah adalah orang yang membagi-bagikannya”. (Hadits Riwayat Muslim, Tirmidhi, dan Abu Dawud).

Dia juga berkata: “Ketika Rasulullah shallallahu álayhi wasallam mencukur rambut kepalanya di Mina, beliau shallallahu álayhi wasallam memberikan rambut beliau dari sisi kanan kepalanya, dan bersabda: Anas! Bawa ini ke Ummu Sulaym (ibunya). Ketika para shahabat radiyallahu ‘anhum ajma’in melihat apa yang Rasulullah shallallahu álayhi wasallam berikan pada kami, mereka berebut untuk mengambil rambut beliau shallallahu álayhi wasallam yang berasal dari sisi kiri kepala beliau shallallahu álayhi wasallam, dan setiap orang mendapat bagiannya masing-masing. (Hadits Riwayat Ahmad).

4. Ibn al-Sakan meriwayatkan lewat Safwan ibn Hubayra dari ayah Safwan: Tsabit al-Bunani berkata: Anas ibn Malik berkata kepadaku (di tempat tidurnya saat menjelang wafatnya): “Ini adalah sehelai rambut Rasulullah shallallahu álayhi wasallam. Aku ingin kau menempatkannya di bawah lidahku.” Tsabit melanjutkan: Aku menaruhnya di bawah lidahnya, dan dia (Anas) dikubur dengan rambut itu berada di bawah lidahnya.”

5. Abu Bakr berkata: “Aku melihat Khalid ibn Walid meminta gombak (rambut bagian depan) Nabi shallallahu álayhi wasallam, dan dia menerimanya. Dia biasa menaruhnya di atas matanya, dan kemudian menciumnya.” Diketahui bahwa kemudian dia menaruhnya di qalansuwa (tutup kepala yang dikelilingi turban) miliknya, dan selalu memenangkan perang. (riwayat Al-Waqidi di Maghazi dan Ibn Hajar di Isaba).

Ibn Abi Zayd al-Qayrawani meriwayatkan bahwa Imam Malik berkata: “Khalid ibn al-Walid memiliki sebuah qalansuwa yang berisi beberapa helai rambut Rasulullah shallallahu álayhi wasallam, dan itulah yang dipakainya pada perang Yarmuk.

6. Ibn Sirin (seorang tabi’in) berkata: “Sehelai rambut Nabi shallallahu álayhi wasallam yang kumiliki lebih berharga daripada perak dan emas dan apa pun yang ada di atas bumi maupun di dalam bumi.” (riwayat Bukhari, Bayhaqi dalam Sunan Kubra, dan Ahmad)

7. Dalam Shahih Bukhari, vol 7, kitab 72, no. 784, Utsman bin Abd-Allah ibn Mawhab berkata, “Orang-orangku mengirim semangkuk air ke Ummu Salamah.” Isra’il memberikan ukuran tiga jari yang menunjukkan kecilnya ukuran wadah yg berisi beberapa helai rambut Nabi shallallahu álayhi wasallam. Utsman menambahkan, “Jika seseorang sakit karena suatu penyakit mata atau penyakit lainnya, dia akan mengirimkan suatu wadah berisi air ke Ummu Salamah (dan dia akan mencelupkan rambut Nabi ke dalamnya dan air tersebut akan diminum).

Aku melihat ke wadah (yang berisi rambut Nabi) dan melihat beberapa helai rambut kemerahan di dalamnya.”

Hafiz Ibn Hajar dalam Fath al-Bari, Vol. 10, hlm, 353, mengatakan: “Mereka biasa menyebut botol perak tempat menyimpan rambut Nabi itu sebagai jiljalan dan botol itu disimpan di rumah Ummu Salamah.”

Hafiz al-’Ayni berkata dalam ‘Umdat al-Qari, Vol. 18, hlm. 79: “Ummu Salamah memiliki beberapa helai rambut Nabi dalam sebuah botol perak. Jika orang jatuh sakit, mereka akan pergi dan mendapat barokah lewat rambut-rambut itu dan mereka akan sembuh dengan sarana barokah itu. Jika seseorang terkena penyakit mata atau penyakit apa saja, dia akan mengirim istrinya ke Ummu Salamah dengan sebuah mikhdaba atau ember air, dan dia (Ummu Salamah) akan mencelupkan rambut itu ke dalam air, dan orang yang sakit itu meminum air tersebut dan dia akan sembuh, setelah itu mereka mengembalikan rambut tsb ke dalam jiljal.”

Khalid bin Walid bertabaruk dengan rambutnya Rasulullah ketika turun didalam peperangan, suatu ketika Khalid mencari sesuatu di tanah, sementara musuh sudah menyerang tentara umat islam, bertanya seorang sahabat : Apa yang kamu cari-cari? sementara musuh telah menyerang, Khalid berkata : Aku mencari rambut Rasulullah s.a.w yang terjatuh dari serbanku, rambut tersebut selalu ku bawa didalam perperangan sehingga Allah memberikan kemenangan kepada umat islam.

Di tengah perang yang sedang berkecamuk hebat, ketika penutup kepalanya terlepas karena tersabet pedang musuh, ia tak perduli dengan serangan orang kafir. Dia lebih khawatir kehilangan rambut sang Nabi… daripada kehilangan nyawanya sendiri.

kita merasa sangat sedih jika peninggalan barang bersejarah Nabi Besar Muhammad SAW ditelantarkan bahkan dengan berbagai upaya menghapus jejak rekam sejarahnya. semoga anak cucu kita dimasa masa akan datang tetap merasa dan terpanggil untuk selalu menjaga peninggalan Nabi Muhammad SAW, paling tidak Al Qur'an dan Sunnahnya.