Sudarno Nadi yang kemudian lebih dikenal dengan nama Kyai Haji Samanhudi, lahir di Laweyan, Solo, pada tahun 1868. Pendidikan umum diterimanya hanya di Sekolah Dasar, itupun tidak tamat. Sesudah itu ia belajar agama di Surabaya sambil berdagang batik.
Sekitar tahun 1911 terdapat persaingan yang tidak sehat antara pedagang-pedangang Indonesia dan pedangang-pedagang Cina. Pedagang-pedagang Indonesia banyak mendapat tekanan dari Pemerintah Belanda, sedangkan pedagang-pedagang Cina banyak mendapat bantuan. Karena itu, perdagangan bangsa Indonesia tidak dapat berkembang. Melihat keadaan yang pincang itu, Haji Samanhudi berusaha menyusun kekuatan di bidang perdagangan dan agama. Pada tahun 1911 ia mendirikan Serikat Dagang Islam (SDI) di Solo. Organisasi itu bertujuan membela kepentingan pedagang-pedagang Indonesia.
Lahirnya SDI mendapat sambutan yang luas. Dalam waktu singkat cabang-cabang SDI berdiri di luar kota Solo. Pemerintah Belanda terkejut melihat perkembangan tersebut. Sesudah itu, SDI ditingkatkan menjadi partai politik. Pada tanggal 10 September 1912 nama SDI diubah menjadi Serikat Islam (SI). Haji Samanhudi diangkat menjadi ketua kehormatan sampai tahun 1914. Sesudah itu, SI dipimpin oleh Haji Umar Said Cokroaminoto, dan tumbuh menjadi partai massa.
Sejak tahun 1920 Haji Samanhudi tidakk aktif lagi dalam partai. Kesehatannnya sering terganggu, tetapi perhatian terhadap pergerakan nasional tidak pernah padam. Lama namanya tidak terdengar. Sesudah Indonesia merdeka, ia kembali memperlihatkan kegiatan. Untuk membela Republik Indonesia yang sedang menghadapi ancaman serangan Belanda, Samanhudi mendirikan Barisan Pemberontak Indonesia Cabang Solo dan Gerakan Persatuan Pancasila. Waktu Belanda melancarkan Agresi meliter II, ia membentuk laskar yang diberi nama Gerakan Kesatuan Alap-alap. Laskar itu ditugasi menyediakan perlengkapan terutama bahan makanan untuk kesatuan-kesatuan tentara yang sedang bertempur di garis depan. Banyak jasa yang diberikannya selama berlangsungnya Agresi Militer II Belanda itu. IA meninggal dunia pada tanggal 28 Desember 1956 di Klaten dan dimakamkan di Desa Banaran, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukohardjo, Jawa Tengah. Kyai Haji Samanhudi diangkat menjadi Pahlawan Kemerdekaan Nasional berdasarkan surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 590 Tahun 1961.