Biografi / Riwayat Hidup.
Nama : Nyi. Siti Walidah Ahmad Dahlan
Tempat Tanggal Lahir : Yogyakarta, Tahun 1872
Wafat / Mininggal : Di Yogyakarta 31 Mei 1946
Pekerjaan : Pendiri Asrama Untuk Pelajar Putri
Suami : KH. Ahmad Dahlan
Adapun organisasi yang pernah di ikuti :
Gelar Kepahlawanan yang Telah di Dapatkannya :
Pahlawan Nasional ( SK Presiden Repoblik Indonesia No.042/TK/Tahun 1971 Tanggal 22 September 1971 ). Sebagai istri dari seorang pejuang dan ulama besar, Siti Walidah atau lebih dikenal dengan Nyi Ahmad Dahlan sangat berperan membantu suaminya KH Ahmad Dahlan dalam perjuangan kemerdekaan serta pengenbangan organisasi Muhammadiyah dia termasuk wanita pemberani dan tangguh.
Tangtangan yang di Hadapi Oleh Nyi Ahmad Dahlan.
Tangtangan yang di hadapi adalah ancaman akan di sandera dan suaminya akan di bunuh kalau berani datang ke Banyuwangi. Akan tetapi ancaman tersebut tak sedikitpun menyurutkan langkah pasangan suami istri itu yang tetap datang ke banyuwangi.
Selain mengembangkan Muhammadiyah ia juga memperjuangkan kesetaraan hak antara laki-laki dan perempun. Ia menginginkan agar kaum hawa juga mendapat kesembatan yang sama untuk maju.
Pada tahun 1918, Muhammadiyah mendirikan Muhammadiyah bagian wanita, walaupun tampa anggaran dan peraturan lain, organisasi itu telah menyelenggarakan kegiatan untuk mengasuh anak yatim. Kemudian atas nasehat Haji Muchtar, seorang anggota penting di muhammadiyah, nama organisasi itu di ubah menjadi Aisyiyah yang memiliki peraturan-peraturan dan pengurus tetap.
Kepemimpinan Aisyiyah di serahkan ketangan Nyi Ahmad Dahlan, namun perjalanan selanjutnya, Nyi Ahmad Dahlan hanya menjadi penasehat dan pelindung Aisyiyah. Untuk memberikan pendidikan bagi kaum wanita, ia kemudian menyarankan agar Aisyiyah mendirikan asrama-asrama untuk para pelajar putri. Di asrama itu mereka dididik dengan ilmu agama ke masyarakatan rasa kebangsaan juga tak luput ditanamkan ilmu-ilmu yang menyangkut kenegaraan, agar kelak mereka dapat berperan aktif, dalam pengerakan Nasional.
Sebagai istri dari seorang pejuang dan ulama besar. Siti Walidah atau yang lebih di kenal dengan Nyi Ahmad Dahlan sangat berperan membantu suaminya KH Ahmad Dahlan dalam perjuangan kemerdekaan serta pengembangan organisasi Muhammadiyah, sebagai istri yang setia ia banyak memberi dukungan moril kepada suaminya.
Pernikahannya dengan pendiri Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan memberikannya kesembatan untuk menimba ilmu dari sangsuami. Takhanya menjalankan perannya sebagai seorang istri, ia juga membantu suaminya mengembangkan Muhammadiyah dengan berdakwah kesejumlah daerah, KH. Ahmad Dahlan yang dikenal sebagai sosok pembaruan Islam, membuat dia banyak dikecam masyarakat Siti Walidah bahkan pernah mendapat ancaman akan di sandera dan suaminya akan dibunuh kalau berani ke Bayuwangi.
Sebagai mubalik Nyi Ahmad Dahlan berbicara jelas dan fasih. Beberapa kali tokoh wanita ini memimpin kongres dengan sukses, hingga kongres Aisyiyah ke 23 pada tahun 1934 ia masih memimpin. Namanya semakin tersohor ketika kongres Aisyiyah di Surabaya.
Ia takpernah mengenyam pendidikan di Sekolah umum karena pada waktu itu perempun belum mendapat kesembatan, Siti Walidah sebagai mana anak-anak perempuan lainnya untuk menikah. Namun walaupun begitu. Ia mampu memimpin kongres berskala cukup besar, hal tersebut menambah kekaguman masyarakat kepadanya.
Di masa awal revolusi, diusianya yang mulai senja. Ia tetap giat membantu perjungan untuk mendukung tentara yang sedang bertempur di medan perang. Ia menganjurkan kaum wanita untuk mendirikan dapur umum, para pemudapun di anjurkan agar terus berjuang mempertahankan kemerdekaan. Siti Walidah juga dikenal sebagai salah satu tokoh wanita yang rajin bertukar pikiran tentang perjuangan dengan Presiden Repoblik Indonesia Ia itu Soekarno dan Jendral Sudirman.
Di usianya yang ke 74 tahun tepatnya pada 31 Mai 1946 Ia menghembuskan nafas terakhirnya di Yogyakarta. Ia kemudian dimakamkan di sana. Atas jasa-jasanya kepada Negara. Nyi H. Siti Walidah. Ahmad Dahlan diberi gelar pahlawan Nasional. SK Presiden Republik Indonesia No. 042/TK/Tahun/1971/Tanggal 22 September 1971.
Mungkin dari sekilas tentang Nyi Ahmad Dahlan, di atas tadi dapat sebagai motivasi bagi kita yang ada pada masa sekarang, kalau kita lihat dari berbagai aspek ataupun situasi yang terjadi pada masanya, kita rasa tangtangan dan halangan sangat banyak dan tidak hanya ancaman akan dibunuh oleh masyaraka Bayuwangi saja, mungkin caci maki lebih banyak dari pada ancaman, dari pihak lain contohnya penjajah yang masih berambisi untuk menguasi Negara Republik Indonesia, susahnya mendapatkan informasi, makanan, dan lain sebagainya.
Semoga dengan tulisan singkat ini kita bisa berjuang lebih semanggat lagi pada masa sekarang, agar keberasilan yang telah diraih oleh Nyi Ahmad Dahlan terus tetap berjalan dengan sebagai mana yang dituangkan dalam sariat Islam semestinya.