Ini merupakan cara yang paling berat
bagi hawa nafsu, tak ada yang sanggup melaksanakannya kecuali orang
yang mendapat keberuntungan yang besar dari Allah; yaitu memadamkan
kedengkian permusuhan dan gangguan orang lain dengan berbuat baik
kepadanya. Setiap kali gangguan keburukan permusuhan dan kedengkian itu
bertambah, bertambah pula kebaikannya kepada musuhnya. Ia justru semakin
iba dan kasihan kepada musuhnya... hatinya pun tergerak untuk
menasehatinya.
Saya rasa Anda sulit mempercayainya apalagi mencobanya, maka renungkanlah firman Allah berikut:
وَلَا
تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ
أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ
حَمِيمٌ. وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا
إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ. وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ
فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ.
"Dan tidaklah, sama kebaikan dan
kejahatan. Tolaklah (kejahahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka
tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah
ia menjadi teman yang setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak
dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar, dan tidak
dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan
yang besar. Dan jika syaithan mengganggumu dengan suatu gangguan maka
mohonlah perlindungan kepada Allah, sesungguhnya Ia Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui." (QS. Fushshilat: 34-36).
أُوْلَئِكَ
يُؤْتَوْنَ أَجْرَهُم مَّرَّتَيْنِ بِمَا صَبَرُوا وَيَدْرَؤُونَ
بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ
"Mereka itu diberi pahala dua kali
disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan
kabaikan, dan sebagian dari apa yang kami rezkikan kepada mereka, mereka
nafkahkan." (QS. Al-Qashash: 54)
Perhatikanlah, bagaimana Nabi bercerita
tentang dirinya tatkala ia dianiaya kaumnya hingga berdarah, lalu
sembari beliau mengusap darah dari tubuhnya beliau berdoa:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِقَوْمِيْ فَإِنَّهُمْ لاَيَعْلَمُونَ
"Ya Allah ampunilah kaumku karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui!"
Lihatlah bagaimana beliau mengumpulkan
dalam dua kalimat ini empat kebaikan yang dengannya beliau menghadapi
kejahatan yang besar dari kaumnya;
Pertama: memaafkan mereka,
Kedua: memintakan ampunan untuk mereka,
Ketiga: memberikan udzur atas mereka bahwa mereka tidak mengetahui, dan
Keempat: simpati beliau
kepada kaumnya dengan menisbatkan mereka kepada dirinya ketika
mengatakan: "...ampunilah kaumku". Seperti layaknya ketika seseorang
hendak memintakan syafaat untuk orang lain maka ia akan mengatakan
kepada orang yang dimintainya: "Ini puteraku atau anak buahku atau
sahabatku, maka tolonglah dia demiku.."
Guna melunakkan dan melembutkan hati anda, perhatikanlah sekarang uraian berikut;
"Ketahuilah bahwa anda memiliki banyak
dosa antara anda dengan Allah, anda takut akan siksa-Nya dan berharap
akan ampunan magh-firah dan pemberian-Nya. Padahal Allah tidak akan
sekedar mengampuni dan memaafkan saja, Dia bahkan akan mencurahkan
nikmat-Nya kepada anda, memuliakan anda, dan mendatangkan kepada anda
banyak manfaat dan kebaikan di luar yang anda bayangkan.
Jika anda menghendaki cara yang demikian
dari Allah ketika Ia 'membalas' dosa dan kejelekan yang anda perbuat,
maka alangkah afdhal-nya jika anda melakukan hal yang sama terhadap
hamba-Nya. Kejahatan mereka anda balas dengan kebaikan agar Allah
membalas dosa anda dengan cara yang sama, karena sesungguhnya balasan
itu sesuai dengan jenis perbuatan.
Sebagaimana anda membalas kejahatan
orang lain kepada anda, seperti itulah Allah akan 'membalas' dosa-dosa
anda sebagai balasan yang setimpal.
Jadi, anda boleh pilih; balas dendam
atau maafkan... santuni atau biarkan! Karena barang siapa menyemai benih
ia akan menuai hasil, dan sebagaimana anda memperlakukan hamba-hamba
Allah demikian pulalah Allah akan memperlakukan anda.
Barangsiapa mampu menghayati makna di
atas dan merenungkan dengan akal fikirannya, niscaya akan ringan baginya
untuk berbuat baik terhadap orang yang jahat kepadanya. Apalagi jika di
samping itu ia akan mendapatkan pertolongan Allah dan kebersamaan
khusus dari-Nya (ma'iyyatullah), sebagaimana yang dikatakan Nabi kepada
orang yang mengeluhkan tentang kerabatnya yang senantiasa dia santuni
namun mereka berlaku jahat kepadanya, kata beliau:
وَلاَ يَزَالُ مَعَكَ مِنَ اللهِ ظَهِيْرٌ مَادُمْتَ عَلَي ذَلِكَ
"Allah akan senantiasa menolong dan bersamamu selama kamu tetap seperti itu."
Apalagi di samping itu ia juga akan
mendapat pujian manusia dan mereka akan bersatu memihaknya melawan
musuhnya. Karena siapa saja yang mendengar tentang orang baik yang
menyantuni orang yang jahat kepadanya pasti akan bersimpati kepadanya,
membelanya dan mendoakannya... dan ini merupakan fitrah manusia yang
diberikan Allah kepada para hamba-Nya.
Dengan kebaikannya ia seakan-akan
memiliki bala tentara yang dia tidak mengenal mereka, dan mereka pun
tak mengenalnya. Mereka siap membelanya tanpa imbalan sedikitpun
darinya. Apalagi jika ia tahu bahwa keadaannya dengan orang yang hasad
dan memusuhinya tak lepas dari satu diantara dua hal;
Pertama: Ia dapat menguasai,
'memperbu-dak' dan menaklukkan musuhnya dengan kebaikan. Bahkan musuh
itu akan luluh di hadapannya dan menjadi teman setianya, atau
Kedua: Ia dapat menjatuhkan mental
musuhnya bahkan membinasakannya, jika si musuh terus-menerus dalam
permusuhannya. Karena dengan kebaikan tersebut pada hakikatnya ia telah
menimpakan kekalahan yang berlipat ganda kepada musuhnya dari pada
kalau ia membalas dendam.
Siapa yang berani mencoba niscaya akan benar-benar merasakannya...
Allah lah yang memberi taufik dan
pertolongan... di tangan-Nya lah segala kebaikan... tiada Ilah
melainkan Dia... kepada-Nya lah kita berharap agar Dia menggerakkan hati
kita dan seluruh kaum muslimin untuk mewujudkannya dengan karunia dan
kemuliaannya.
Singkatnya, amalan ini memiliki lebih
dari seratus manfaat baik duniawi maupun ukhrawi, insya Allah kami akan
menjelaskannya di lain kesempatan.