AKU MENG-AKU-AKU


 
Ada orang, berjalan..
ke depan namun sebenarnya ke belakang, ke belakang namun sebenarnya ke depan

Ada orang, berkata..
B namun sebenarnya A, A namun sebenarnya B

Ada orang, menghadap..
ke kiri namun sebenarnya ke kanan, ke kanan namun sebenarnya ke kiri

Ada orang, berkiblat...
ke timur namun sebenarnya ke barat, ke barat namun sebenarnya ke timur

Ada orang, berkeyakinan..
berpindah namun sebenarnya tetap, tetap namun sebenarnya berpindah

Ada orang, bermata..
melek namun sebenarnya buta, buta namun sebenarnya melek

Siapa ada orang, mengaku..
"Hai, itu aku.."
yang sebenarnya aku
bukan diminta mengaku atau pun mengaku-aku

Metro mini 79, 4 Agustus 2010



AKU RASA... Alhamdulillah

Aku yang merasakan Ramadhan
Hari-hari adalah tanggal tua
Berteduh kolak se-kali, berpeluk nasi se-kali
Merasuk lebih dekat musik perut-perut anak pinggiran

Alhamdulillah…

Aku yang merasakan Ramadhan
Dalam sunyinya kegaduhan
dalam nyaringnya tong kosong
Dalam gorong-gorong zaman

Alhamdulillah…

Aku yang merasakan Ramadhan
Menyedu udara malam aroma knalpot angkotan
Menyusuri berkilo trotoar jalanan
Merasakan polusi zaman dalam hari-hari malam

Alhamdulillah…

Aku yang merasakan Ramadhan
Menjelajah maya
Mencari arah
Menemukan cahaya

Alhamdulillah…

Aku yang merasakan Ramadhan
Yang tertutup rapat… terbuka lebar
Yang sesak bejubal… lega terlapang
Yang terkapar… bangkitlah segarrrr

Alhamdulillah…

Aku yang merasakan Ramadhan
Merasakan kemerdekaan
Aku yang merasakan Ramadhan
Merasakan kedamaian

Alhamdulillah…


Adalah Alhamdulillah aku yang dalam kesendirian

Aku yang merasakan kehadiran-Nya
Dalam kesendirianku adalah dua

Yang merasakan kehadiran-Nya
Adalah ridho-Nya

Kau kah, dia kah, kalian kah, itu kah, ini kah, mereka kah, aku kah…

Lillahi ta'ala...

Ramadhan, 30 Agustus 2010



Aku Rindu Wajah Hijaumu

Dunia..
Kau semakin renta saja
Tulang-tulang pencakar langitmu
berserakan di mana-mana

Dunia..
Kau semakin renta saja
Kepulan-kepulan teknologimu
Merobek-robek luar-dalam lapisan kulitmu

Dunia..
Kau semakin renta saja
Tanah lembutmu terpaping aspal beton
Kapan terakhir aku menapakinya

Dunia..
kau semakin renta saja
kepalamu tak lagi beruban
botakmu bertambah panjang kali lebar

Dunia…
aku rindu wajah hijaumu


Sedap Malam, 19 April 2011