Puisi-Puisi Amalia Ulfah


Masih, kah?
Masihkah kita; 
Nyanyian sorga dari tanah yang merekah
didebum basah.

Masihkah aku;
Gelora panas dari air yang alir
disulut lecut.

Masihkah engkau;
Jelaga panas dari detak sentak
dirindu aku.

Masihkah doa;
adalah kau aku kita, melambai dari pojok jarum jam
yang mati kata.

Masihkah Tuhan;
adalah doa
adalah kau
adalah aku
adalah kita
adalah rindu.

Bernyanyilah bisu; 
bulan menerawang dari balik ketiakku, menunggu nada.
Berteriaklah rindu;
dingin merengkuh dari balik ketiakmu, menunggu aswasada.

dan datanglah aruda;
kembang lenguh yang datang tiba-tiba.

Debarmu menyebar,
debarku tersebar.

dan Tuhan tertawa di tengah kekosongan kita.

18 April 2011


Memasung Tuhan
Barangkali, 
Air bah duka telah ngalir dari tanah arsy
: tempat Tuhan menitah Ibrahim
mengenalkan Yang Maha ke manusia
: tempat Tuhan utus Musa
membebas perbudakan manusia
: tempat Tuhan menurunkan Isa
menyebar agama sebagai kasih di dunia
: tempat Tuhan suruh Muhammad
menggelora agama ; jalan keluar
penindasan antar manusia.

Barangkali,
Umat-umat segala nabi sedang lupa pada tujuan,

Mengapa tuhan mencipta :
merah-kuning-hijau,
akal-hati,
bulan-matahari,
senja-pagi.

Sedang zaman kian melaju, peradaban menyemu

Kekuasaan Tuhan:
menjelma tangan manusia
haus darah sesama

kuasa Tuhan:
diperkosa para pembunuh bertopeng agama

inikah dongeng?
manusia bar-bar telah berhasil memasung Tuhan
: mengibar kobar konflik serta perang
: menjauhi penafsiran: mengunggul keliaran
: menggema otot dan teriakan
: membuta duduk bersama dalam perbedaan

Barangkali ya barangkali
kitalah yang tengah memasung tuhan
demi
menjadi
Tuhan
itu
sendiri.