“Maka himpunkanlah segenap daya (sihir) kalian, lalu datanglah dengan berbaris!.”
(Qs. 20:64).
Fir’aun dan Haman berkilah lantang: “Hai Musa kau pergi dari sisi kami untuk belajar sihir. Sekarang kau pulang untuk menghancurkan kami dengan ilmumu. Sungguh kami akan kumpulkan para tukang sihir untuk menandingimu.” Berkumpullah para tukang sihir dengan 7000 perangkat yang menakutkan orang yang menyaksikannya, dan membuat Musa gentar, seperti gentarnya seorang Muslim tatkala meliaht malaikat maut hendak mencabut nyawanya, karena saat itu iblis berusaha menyerobot imannya. Pada detik-detik tersbut malaikat datang melipur dukanya.: “Janganlah engkau takut dan bersedih hati. Giranglah dengan surga untukmu!.”
Maka datanglah wahyu Allah kepada Musa pada saat gundah gulana itu: “Wahai Musa janganlah gentar dan takut! Janganlah gentar! Engkau pasti akan menang!.”
“Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang telah mereka buat.”
(Qs. 20:69).
Musa melihat tukang-tukang sihir itu melempar tali temali dan tongkat hingga menjelma menjadi ribuan ular. Namun Musa yakin pada ke-Mahakuasaan Allah Ta’ala. Saat itu, ia melemparkan tongkat, dan jadilah seekor ular yang luar biasa besarnya, menyerang orang-orang kafir, para tukang sihir dan ular-ular buatan mereka. Mereka berhamburan menyelamatkan diri. Dan tiba-tiba menjertilah Fir’aun sejadi-jadinya saat ular besar itu mendekatinya.
“Musa, tolonglah aku!.” Teriaknya.
“Kami beriman kepada Allah, Tuhan alam semesta. Tuhan Harun dan Musa!” ikrar para tukang sihir beramai-ramai sambil bersembah sujud di hadapan Musa yang baru saja mengambil tongkatnya. Ketika mereka bersujud, Allah menyingkapkan tabir, lapisan bumi, sehingga mereka dapat memandang lapis bumi yang ketujuh. Dan ketika mengangkatkan kepala mendongak ke langit, Allah bukakan pula tabir hingga menampaklah di mata meraka Arasy, yang menjadikan mereka kian rindu kepada Allah swt.
“Mengapa kalian beriman tanpa swizinku. Sesungguhnya ia (Musa0 adalah guru sihirmu yang terbesar. Niscaya akan kupotong tangan dan kaki kalian dan akan kusalib di batang-batang kurma!” seru Fir’aun sembari mengancam.
“Engkau tak akan mampu memutuskan tali ma’rifat kami dengan Allah, yang telah kokoh terjalin di kalbu ini, kendati engkau memotong tangan dan kaki kami sekalipun!.” Sahut mereka.
Kisah ini menunjukkan bahwa para tukang sihir dan orang-orang kafir berkhianat dan merintangi kebenaran dan mu’jizat Musa as. Namun setelah mereka pasrah dan bertobat dari dosa-dosa, maka Allah menyibakkan tabir langit dan bumi bagi mereka, dan Allah memuliakan mereka denegan iman dan menjadikan mereka sebagai kekasih dan kesayangan-Nya.
Demikian juga ummat Nabi Muhammad saw. Tatkala mereka menuju rumah Allah dengan pasrah, serta dengan rasa sesasl dan tobat, suci dari najis, berniat ibadah penuh ikhlas, bagaimana mungkin tidak akan mendapatkan anugerah dari-Nya, dan tak memperoleh tempat abadi, yaitu surga?” Kisa itu juga menunjukkan bahwa Allah swt. memberikan tiga nama kepada tongkat Musa as.:
1. Hayyat : “....maka tiba-tiba jadilah ia ular besar yang berjalan.”
(Qs. 20:20).
2. Jan : “Ia seperti ular yang sangat besar.”
(Qs. 27:10).
3. Tsu’ban : “Maka tiba-tiba ia berupa ular yang nyata.”
(Qs. 26:32).
Sedangkan Allah swt. memberi nama kalimat tauhid dengan tujuh puluh nama. Maka ketahuilah, andai tongkat itu adalah mu’jizat Musa a.s., maka kalimat tauhid adalah mujizat Allah al-Maula.
“........... dan kalimat Allah itu tinggi ........
(Qs. 9:40).
Dan bila tongkat Musa a.s. mampu mengalahkan tujuh ribu sihir, apalagi kalimat Allah, yang mampu melebur dosa-dosa tujuh puluh tahun yang lewat dan yang akan datang.