Qarun Ditelan Bumi


Ketika Allah Ta’ala memerintahkan menulis Taurat dengan tinta emas, Musa berkata : “Ilahi, di mana aku mesti mendapatkan tinta emas itu?” Kemudian Allah mengajarinya ilmu kimia.

Tersebutlah pada zaman itu, seorang yang fakir dan papa, sarat dengan tanggungan keluarganya yang amat banyak. Qarun namanya, meskipun demikian ia selalu beribadat. Ia bangun pada malam hari dan puasa pada siangnya. Melihat ihwal yang memprihatinkan itu, kalbu Nabi Musa a.s. terusik dan jatuh iba kepadanya, maka ia pun mengajarinya ilmu kimia dengan harapan dapat meringankan beban derita hayatnya dalam rangka bertakwa kepada Allah swt. Akhirnya, Qarun menjadi kaya raya.

“......... dan Akmi telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta, uang kunci-kuncinya sangat berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat......”
(Qs. 28:76).

Demikianlah al-Qur’an melukiskan kekayaan Qarun. Jumlah kunci lemari dan petinya sebanyak muatan seratus unta.

Al-Mujahit berkata: “Berat setiap kuncinya adalah satu dirham (pada riwayat lain setengah diirham), dan tiap satu buah kunci dapat digunakan untuk seratus buah pintu.

Kesibukannya mengumpulkan dan mengurusi hartanya yang melimpah ruah itu, membuat ia mulai meninggalkan ibadat-ibadat sunnat.

Akhirnya, ketika Allah Rabbul ‘alamin menyuruh Nabi Musa a.s. meminya zakatnya, Qarun menolak, karena sayang akan betapa banyaknya harta yang mesti dikeluarkannya. Ia memiliki seribu budak lelaki dan seribu pelayan perempuan, yang masing-masing memiliki kuda tunggangan lengkap dengan pakaian dan pelananya dari emas.

Pada saat itu, kaum Bani Israil terbagi dua kelompok. Kelompok pertama adalah pengikut Musa, sedang kelompok kedua adalah pendukung Qarun. Sesudah berulangkali Musa a.s. menuntut zakatnya, ia menjawab amat sombong dan menantang: “Baiklah, tunggulah esok. Aku akan menghimpun penduduk Mesir untuk berdebat denganku. Bila aku kalah, akan kukeluarkan zakatku, Jika tidak, tidak!.”

Sebenarnya ia ingin membuat suatu tipu muslihat terhadap Nabi Musa a.s. Seba ia akan mengundang seoarng wanita jelita pelacur terkenal dukana di negeri itu. Qarun berkata kepadanya: “Esok aku akan mengumpulkan kaum Bani Israil. Bila kau melihat Musa datang, berbicaralah bahwa ia telah menghamilimu. Kau akan kuberi hadiah yang banyak lagi memuaskan.” Pada hari yang didtentukan, Bani Israil berdatangan memenuhi undangannya, disusul oleh Musa yang disambut hangat oleh mereka.

“Wahai Musa, nasihatilah kami dengan nasihat yang berguna!.” Pinta mereka.

Nabi Musa a.s. mulai berkhutbah: “Barangsiapa mengambil barang orang lain, niscaya akan kupotong tangannya. Barang siapa merampok, akan kutebas batang lehernya. Dan barangsiapa berzina, akan kurajam.”

“Musa!, bagaimanakah bila engkau sendiri yang berbuat?” tanya Qarun.

“Hukumnya sesuai dengan hukum Allah.” Jawab Musa a.s.

“Aku mempunyai seorang saksi bahwa engkau telah berzina dengan seorang perempuan. Dan ia mengaku telah hamil. Inilah dia orangnya!.”

Qarun menunjuk kepada seorang wanita di sampingnya. Ketika wanita itu berdiri untuk berbicara membenarkan ucapan Qarun, Allah swt. menanamkan rasa takut dikalbunya, maka terlontarlah dari mulutnya kalimat yang sebenarnya:

“Sungguh, Musa tidak seperti yang dituduhkan Qarun, Qarun telah mengundangku ke sini. Ia telah menyediakan hadiah yang besar untukku agar aku memfitnah Musa. Sekarang aku takut dan bertobat kepada Allah.”

Mendengar penuturan tersebut, merah padamlah Musa lantaran marah.

“Hai musuh Allah, apa pula maksud kedurjaanmu ini?” kata Musa sambil meninggalkan kumpulan orang. Selanjutnya ia sujud kepada Allah mengadukan ulah jahat Qarun.

“Wahai Musa, Allah telah menjadikan bumi tunduk menerima perintahmu demi kehancuran Qarun!.” Kata Jibrl a.s. Musa lantas kembali menemuinya. Ia tengah duduk di atas singgasananya yang bepermadanikan sutera na indah berhiaskan warna-warni lukisan.

Tongkat Musa dipukulkannya ke bumi sembari menunjuk Qarun, maka amblaslah singgasananya. Qarun sempat melompat. Musa kembali berkata: “Wahai Bummi telanlah Qarun!” Ia amblas sampai ke lutut. Pada saat naas itu, ia tunduk berlutut di hadapan Musa. Namun Musa tidak perduli: “Hai bumi, telanlah dia!.” Maka Qarun pun lenyap bersama istananya dilumat bumi.

Kisah di atas mengisyaratkan bawah Qarun binasa karena tiga faktor utama: “Cinta dunia, menolak membayar zakat dan berbuat dusta kepada Musa a.s. Maka wahai yang bangga dengan hidup bergelimang materi, ambillah kisah Qarun ini sebagai pelajaran. Janganlah mendustai seseorang. Wahai yang enggan membayar zakat, petiklah hikmah dari peristiwa amblasnya Qarun. Dan wahai para hartawan, pikir dan hayatilah binasanya Qarun. Dengarlah untaian kata berikut:

Jika Anda kaya
Beramallah
Tiadalah kedermawanan memfanakan harta
Malah mendatangkan barakah
Dan kebakhilan tiada ‘kan mengekalkannya
Dialah penyebab musnahnya

Menu