“........ dan tiada seorang pun yang mengetahui serdadu Tuhanmu, kecuali Dia.”
(Qs. 74:31).
Namrud adalah seorang raja perkasa lagi zalim. Pasukannya berjumlah tujuh ratus ribu penunggang kuda berbaju besi. Mereka menggunakan penutup kepada yang kuat, bersenjatakan amat lengkap, gagah tegap.
Suatu hari Namrud menantang Nabi Ibrahim a.s.:
“Hai Ibrahim, Jika Tuhanmu mempunyai seorang raja, utuslah ia untuk beradu kekuatan denganku, dan rubuhkanlah kursi kerajaanku!.”
“Ilahi, Namrud telah siap di atas kuda bersama bala tentaranya menanti prajurit-Mu. Utuslah nyamuk-nyamuk makhluk-Mu yang terlemah.” Ibrahim bermunajat.
Sementara Namrud dan para prajurit perangnya berkumpul siap tempur, Allah swt. mengirimkan rombongan nyamuk amat banyaknya memenuhi daratan di tepi laut.
“Ya Allah, apa tugas kami?” tanya mereka.
“Hari ini rizkimu adalah daging dan darah serdadu Namrud. Bertebaranlah kalian! Bergegaslah ke sana!” firman Allah.
Terbanglah nyamuk-nyamuk itu menyerbu tentara Namrud dengan daya sengatnya dapat menembus baju besi dan penutup kepala mereka, dan mengisap darahnya. Maka bergelimpangan jasad-jasad kaku tiada bernyawa dalam sekejap. Namrud dapat melarikan diri. Ia diberi waktu oleh Allah untuk menyaksikan kematian tentaranya, untuk menyelamatkan diri dan bertobat. Melihat petaka dahsyat itu, nabi Ibrahim a.s. takjub.
“....... dan tiada seorang pun yang mengetahui tentara Tuhanmu, kecuali Dia.”
(Qs. 74:31).
Pada detik-detik kematian Namrud, Allah Ta’ala mengutus seekor nyamuk berputar-putar mengelilingi sebatang pohon. Setelah tiga hari terbang, ia hinggap dan masuk hidung Namrud, menyelusup dan menghisap otak dan sumsunya selama empat hari sampai mati.
Kisah di atas menyiratkan bahwa seolah-olah Allah swt. menegaskan kepada Namrud:
“Kukaruniai engkau, hai Namrud, hidup dengan maksiat kepada-Ku. Jika dalam sisa hari-hari di dunia engkau kembali kepda-Ku dan beriman, maka selamatlah dirimu dan Kukabulkan tobatmu. Tetapi apabila kau tetap dalam kekafiran, maka Aku akan mencelakakanmu. Dan hal itu tidak berarti bahwa Aku tidak memiliki sifat pemurah dan belas kasih.”