Kebinasaan Kaum Nabi Saleh


“Sesungguhnya Kami telah mengirim kepada mereka suatu jeritan yang membinasakan.”
(Qs. 54:31).

Nabi Saleh a.s. menerangkan kepada kaumnya bahwa pada zaman itu akan lahir seorang bayi yang kelak akan menjadi penyebab kehancuran mereka. Mendengar keterangan tersebut, berkumpullah para tokoh mereka, mengadakan rapat untuk menjauhkan diri dari isteri-isteri mereka.

Barangsiapa ternyata isterinya hamil dan melahirkan anak laki-laki, maka anak tersebut berhak dibunuh. Kemudian isteri seseorang melahirkan bayi laki-laki. Karena anak pertama, ia dibiarkan oleh orang tuanya hingga dewasa. Kehadiran Qidar (demikian nama anak itu) menjadikan mereka kesal dan dendam terhadap Nabi Saleh. Lalu mereka bermusyawarah akan membunuhnya.

“....... dan adalah di sebuah negeri terdapat sembilan orang pembuat kerusakan di muka bumi, bukan memelihara kesejahteraannya.”
(Qs. 27:48).

Mereka sepakat: “Kita pergi ke sebuah daerah, lalu kita kembali secara sembunyi-sembunyi. Setelah itu kita bunuh Saleh, dan bersumpah bahwa kita bukan pelakunya, bahkan kita tak mengetahui pembunuh misterius itu.”

Pada suatu hari seusai asyik minum arak di suatu tempat, mereka membutuhkan air. Kebetulan hari itu adalah giliran unta Nabi Saleh meminum air yang ada di sekitar negeri itu. Setelah gagal mencari air di berbagai tempat, berkatalah Qidar yang sudah pemuda. “Bagaimana kalu kubunuh saja unta itu? Gara-gara dia, kita tidak kebagian air, habis diminum olehnya.”

“Suatu gagasan yang baik, Qidar.”

Tidak lama kemudian ia pergi dengan pedang terhunus, bersembunyi direrumputan semak belukar di balik bukit, menanti unta Nabi Saleh pulang dari sumber air. Setelah dekat, Qidar menyeret dan membunuhnya. Qidar selanjutnya menuju ke tempat persembunyian unta itu yang teletak tidak jauh dari lereng bukit guna membunuh anaknya. Sesampai di sana, gunung pun pecah, berkat kudrat Ilahi. Qidar tertimpa akhirnya mati terkubur di bawah reruntuhan batu gunung sebelum sempat membunuh anak unta itu.

Said bin Musayyab berkata bahwa penyebab utama terbunuhnya unta Nabi Sale a.s. adalah minuman keras. Begitu juga penyebab dibunuhnya Nabi Yahya a.s. dan kezaliman kaum Nabi Nuh a.s. Minuman keras juga penyebab orang-orang Bani Israil menyembah sapi, dan penyebab terjadinya permbunuhan terhadap Usman bin Affan.

Begitu juga terbunuhnya Husen, cucu Rasulullah saw. Itulah makanya Rasulullah bersabda:

“Minuman keras adalah ibu dan pangkal segala bencana dan kejadian.”

Setelah Nabi Saleh a.rsenang-senanglah hari ini. Tiga hari lagi kalian akan merasakan balasan Allah, yang akan datang kepada kalian dengan ciri-ciri wajah kalian akan berwarna merah pada hari pertama, dan warna kuning pada hari kedua, serta warna hitam pada hari ketiga.” Maka ketika nampak tanda-tandan itu, mereka mengancam Saleh : “Kita akan bunuh Saleh, seperti membunuh untanya!.”

Ketika mereka beramai-ramai menuju rumah Saleh a.s. datanglah Jibril a.s. berpekik amat kerasnya mengguncangkan tembok-tembik negeri, merontokkan nyawa-nyawa mereka. Allah yang Mahakuasa mampu mengeluarkan unta Nabi Saleh a.s. dari gunung. Dia juga mampu menyelamatkan unta itu dari pembunuhan mereka. Namun Allah menakdirkan unta itu terbunuh, agar-agar orang-orang Muslim yang mendengar dan membaca kisahnya merasa tersinggung dan dihina serta merasa tersakiti hatinya, untuk pada akhirnya mendapat kebahagiaan. Sedangkan orang kafir, yang membenci Nabi Saleh dan membunuh untanya, bergembira lantaran berhasil melaksanakan niat jahatnya itu, guna akhirnya memperoleh siksaan pedih.

Hal itu juga seperti tragedi berdarah yang menimpa cucu Rasulullah saw. Sayyidina Husein r.a. Pada hakikatnya Allah kuasa menyelamatkannya dari pembunuhan musuhnya yang biadab itu. Namun Allah swt. menakdirkan Husein terbunuh, agar akhirnya musuh-musuhnya itu tertimpa siksaan pedih abadi, sedangkan kaum Muslimin yang tentunya tersinggung dan terhina lantaran itu, akhirnya memperoleh pahala dengan menarik hikmah dari peristiwa itu. Mengapa terhadap para pembunuh unta Nabi Saleh tersebut Allah swt. langsung mengazabnya – dengan pekikan Jibril, sedangkan kepada para pembunuh cucu Rasul (Husaein r.a.) Allah tidak langsung menyiksanya? Padahal Husein nyata-nyata jauh lebih utama dan mulia ketimbang unta tersebut ?

Jawabnya sebagai berikut:

1. Unta tersebut adalah penyebab berkobarnya api cobaan (fitnah) bagi kaum Nabi Saleh a.s.

“Sesungguhnya kami kirimkan unta betina sebagai cobaan bagi mereka, maka tunggulah tindakan mereka dan bersabarlah.”
(Qs. 54:27).

2. Setelah Rasulullah lahir, Allah swt. menghilangkan siksaan langsung.

“Dan tiadalah Allah menyiksa mereka sedangkan engkau (Muhammad) ada di kalangan mereka.”
(Qs. 8:33).

3. Husein r.a. adalah keturunan seorang yang diutus untuk menjadi rahmat bagi alam semesta.

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rakhmat bagi semesta alam.”
(Qs. 21: 107).

4. Pada masa Nabi Saleh a.s. pintu azab senantiasa terbuka, sedang pada masa sesudah kenabian Muhammad Rasulullah, pintu-pintu rakhmatlah yang selalu terbuka.

“Dan tiadalah Kami mengutus engkau, melainkan untuk menjadi rakhmat bagi semesta alam.”
(Qs. 21:107).


Menu