Adi mempunyai dua orang anak: Syadid dan Syaddad. Adi adalah seorang yang tekin mempelajari al-Kitab, di samping seorang yang mempunyai karisma dan pengaruh besar yang menundukkan para raja saat itu.
Suatu hari seusai membaca suatu keterangan tentang hal-ihwal surga di al-Kitab, ia berkata : “Aku akan membuat sebuah taman surgawi di dunia ini seperti surga yang dilkukiskan itu.” Lalu ia bermusyawarah dengan para raja untuk mewujudkan hasratnya itu. Dengan penuh antusias meereka menyambut: “Segala urusan ada dalam genggamanmu, bahkan seluruh dunia tunduk kepadamu, serta seluruh perbendahaaraan kami adalah milikmu.”
Maka ia memerintahkan mereka untuk mengumpulkan bhan-bahannya: emas, perak, intan, permata, mutiara dan ratna kumala dari barat sampai timur. Di samping itu, ia juga menunjuk tiga ratus arsitek dan insinyur dari berbagai negeri, yang masing-masing membawahi seribu pekerja.
Mulailah mereka sibuk mondar-mandir mencari lokasi yang strategis. Akhirnya mereka menemukan suatu daerah yang sesuai, penuh panorama indah menarik. Di situlah mereka membangun taman surgawi dengan emas permata dan butiran-butiran mutiara. Dan mempercantiknya dengan hamparan intan kumala yang berkilauan. Selain itu, ditata tetanaman dan bebungaan yang sejuk menawan serta tetumbuhan dengan ranting emas berlian.
Setelah itu, mereka membangun istana dan villa-villa menjulang, bertahtahkan marmer pualam, batu-batu yakut merah dan ratna mutu manikam dan perhiasan lainnya. Sementara di pelatarannya ditaburi misik dan aroma wewangian.
Setelah rampung, mereka melapor kepada putera Adi yang bernama Syaddad bahwa taman surga yang diinginkan telah selesai. Maka ia berangkat. Untuk berkeliling diperlukan masa sepuluh tahun lamanya.
Sebenarnya, perbuatan para raja dan pendukung Adi – mengumpulkan pelbagai jenis perhiasan itu – merupakan suatu kezaliman semata. Di kala itu di dunia, tiada lagi emas dan intan berlian, sampai-sampai seuntai kalung seorang anak yang sedang menggantung di lehernya diambil dengan paksa.
Sang anak bertanya kepada mereka saat kalungnya diminta: “Mengapa kalian ambil kalungku ini?” Mereka menyahut: “Ini perintah paduka raja.”
Mendengar jawaban itu, bocah itu bengong seraya memandang ke langit penuh hampa: “Ya Ilahi, Engkau Mahatahu kelakuan manusia zalim terhadap hamba-hambamu yang lemah. Maka tolonglah hamba, Engkau Maha Penolong!” Kemudian Allah swt. mengutus malaikat Jibril a.s. untuk berteriak senyaring-nyaringnya menjadikan Syaddad dan para pendukungnya mati bergelimpangan sebelum sempat menapakkan kakinya di taman surgawi itu, dan musnahlah orang-orang kafir itu.
“Dan berapa banyak telah Kami binasakan umat sebelum mereka. Adakah kamu melihat seorang pun dari mereka, atau kamu dengar suaranya yagn samar-samar.”
(Qs. 19:98).