:Sesungguhnya Kami mengirim kepada mereka angin yang amat kencang.”
(Qs. 54:19).
“Hai Hud, apa pun yang akan terjadi kami akan tetap menyembah berhala-berhala, persetan dengan dakwahmu! Kami tak pernah gentar kepadamu. Kalau memang kau benar-benar seorang Rasul, turunkanlah kepada kami sikssa!” Ucap kaun Hud.
“Sungguh, pasti siksa Allah itu akan datang menghancurkan kalian!” tanggap Hud tenang.
Untuk membuktikan kata-kata Rasul-Nya itu, Allah swt. menahan hujan selama tiga tahun, hingga terjadilah paceklik dan kemarau panjang. Ketika itu Nabi Hud a.s. berseru: “Tobatlah kalian kepada Allah!.”
“Kami tak akan bertobat. Kami akan mengutus orang-orang pilihan untuk pergi ke negeri Makkah mencari air.” Jawab mereka.
Pada saayang telah ditentukan, berangkatlah enam orang ke sana. Setibanya di Makkah, dua orang dari mereka masuk Islam, dan berdoa: “Ilahi, hamba tahu Engkau akan menghancurkan kaum Hud, namun kami sekarang bukan lagi termasuk mereka. Oleh karena itu, kabulkanlah doa kami. Penuhilah segala kebutuhan kami!.”
“Sebutlah permintaanmu, niscaya akan diberi!” mereka tiba-tiba mendengar suara itu.
“Ya Tuhan, hamba memohon dipanjangkan umur sebanyak umur tujuh ekor garuda.” Doa seorang di antara mereka.
“Baiklah, permintaanmu akan dipenuhi,” sambut suara tadi.
“Wahai Tuhan, hamba datang ke sini bukan untuk mengobati orang sakit, bukan pula untuk membebaskan tawanan. Tuhanku, beri minumlah suku ‘Ad seperti dahulu.” Doa yang satu lagi.
Seuasai berdoa beraraklah awan merah, putih dan hitam.
“Pilihlah awan yang kamu senangi!” kata suara gaib itu.
“Aku memilih yang hitam.” Katanya sambil memandangi awan-awan itu.
“Berarti engkau memilih penyakit mata yang akan menimpa kaum ‘As,” kata suara itu lagi.
Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk mengatur angin topan supaya berhembus dahsyat dengan bergumpal sebesar lubang kerah baju perang.
Mengenai angin, Wahab bin Mubbah al-Yamani berkata bahwa di lapis tanah yang paling besar terdapat angin yang bernama ‘Aqim. Ia akan bertiup amat kerasnya pada hari kiamat, menjebol gunung-gunung dan mengguncangkan bumi serta meruntuhkan langit.
“Dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali benturan .......”
(Qs. 69:24).
Untuk mengatur angin ini, Allah menugaskan tujuh puluh ribu malaikat. Satu malaikat diperintahkan membawa segumpal dari angin tersebut untuk menumbangkan kaum ‘Ad.
“Berapakah ukuran angin yang mesti hamba kirim?” tanya sang malaikat.
“Sebesar lubang hidung banteng.”
“Besar sekali, wahai Tuhan?”
“Kalau begitu, bawalah seukuran lubang jarum!.”
Ketika kaum ‘Ad melihat arak-arakan awan itu, mereka girang. “Inilah dia, hujan akan segera turun!.”
“Bukan, itu bukan hujan. Itulah siksa Allah yang amat pedih yang pernah kau minta untuk disegerakan!” sambut Nabi Hud a.s. mengingatkan mereka.
Di kala angin topan itu tiba, sebanyak tujuh ribu orang lelaki keluar mendaki gunung. Mereka saling merentangkan tangan, saling berpegangan erat. Setelah kian keras tiupan angin itu, berteriaklah mereka sambil lari pontang-panting, dan akhirnya terbanting jatuh.
Hitamlah langit kini. Dan menggunturlah petir, kemudian angin turun menumbangkan bangunan-bangunan hingga berhamburan laksana tepung terhempas angin. Maka Kaum ‘Ad pun jungkir balik mati bagai pelepah-pelepah korma yang patah.
Menurut Lathaiful Qashash, saat itu Nabi Hud mengumpulkan kaum muslimin (pengikutnya) di sebuah daerah tertentu. Maka selamatlah ia dan pengikutnya.
“Sesungguhnya telah Kami kirim kepada mereka angin yang sangat dahsyat.”
(Qs. 54:19).
Wahab bin Munabbih berkata bahwa ada tujuh macam angin: tiga angin rahmat dan empat angin azab. Yang tergolong angin rahmat, adalah:
1. An-Nasyirat:
“ ..... dan demi angin yang tertiup keras (membawa hujan).”
(Qs. 77:3).
2. Mubassyirat:
“ ......dan sebagian ayat (tanda-tanda) kekuasaan-Nya adalah Dia yang mengirimkan angin (membawa kabar gembira)”
(Qs. 30:46).
3. Adz-Dzariyat:
“Demi angin yang menerbangkan debu dengan kuatnya.”
(Qs. 51:1).
Adapun yang tergolong angin azab (bencana) adalah:
1. Ash-Sharshar:
“.....maka mereka (kaum ‘Ad) dibinasakan dengan angin yang amat kencang lagi dingin.”
(Qs. 69:5).
2. Al-‘Aqim:
“Ingatlah, saat Kami mengirim kepada mereka angin yang membinasakan.”
(Qs. 51:41).
3. Al-‘Ashif:
“ ..... dan mereka bergembira karenanya, maka datanglah angin badai.”
(Qs. 10:22).
4. Al-Qashif
: “..... lalu Dia meniupkan kepadamu angin topan.”
(Qs. 17:69).