Keluarnya Pelayan Minum Raja Dari Penjara


“Dan bersamanya (Yusuf a.s.) masuklah pula ke dalam penjara dua orang pemuda....”
(Qs. 12:36).

Yang satu adalah as-Saqi (pelayan minum raja), dan yang satu lagi ialah juru masak raja.

Mereka masuk penjara karena kaisar agung Romawi membujuk mereka berdua dengan uang agar mereka meracuni raja mereka. Si juru masak menerima uang itu, sedang si pelayan minum menolak, bahkan melaporkan hal itu kepada sang raja. Setelah menerima laporan itu, sang raja menjebloskan mereka ke dalam penjara untuk masa satu tahun (Dalam riwayat lain hanya tiga hari). Di dalam sel, mereka bertemu dengan Nabi Yusuf. Untuk menguji kebenran takwil Yusuf, mereka mencoba mengajukan impian kepada Yusuf, padahal mereka tak bermimpi.

Sebagian ulma mengatakan bahwa si pelayan minum memang bermimpi, sedang si juru masak tidak. Sebagian lagi mengatakan, malah keduanya bermimpi, tapi mereka menukarkan impina mereka untuk diajukan kepada Yusuf a.s. menurut riwayat yang paling benar, keduanya bermimpi.

“Aku pernah bermimpi melihat tiga mangkuk emas, dan aku memeras anggur di dalamnya untuk hidangan sang raja.” Kata as-Saqi.

“Aku bermimpi menjunjung roti da dimakan oleh burung, kata yang lain.” Mendengar keterangan tersebut, Yusuf a.s. mencoba mentakwilnya: “Wahai kedua teman sepenjaraku, seorang di antara kalian akan memberi minum tuannya arak, sedang yang lainnya disalib dan kepalanya dipatuk burung.” Seusai mendengar penjelasan Yusuf itu, seorang dari mereka tertawa mengejek: “Yusuf, sebenarnya aku tak pernah bermimpi seperti itu.” “Aku hanya mentakwil, sedang kepastian hanya di tanagn Allah.” Jawab Yusuf tenang.

“Telah diputuskan perkara yang kamu berdua menanyakannya....”
(Qs. 12:41).

Sesudah beberapa saat berselang, datanglah utusan raja mengambil si juru masak dan menyalibnya.

Kisah ini mengisyaratkan bahwa orang yang menantang dan tidak setia kepada raja (tuan)nya disalib dan ditebas kepaalanya, maka bagaimana orang yang mencoba-coba berkhianat dan menetang Allah?

Sementara itu, si pelayan minum tetap mendekam di balik terali-terali besi selama tiga hari. Kemudian dikeluarkan, Saat ia akan menghadap raja dengan penuh rasa bahagia, Yusuf a.s. berkata kepadanya : “Saudaraku, bicarakanlah tentang nasibku kepada tuanmu!.” Waktu Yusuf a.s. mengucapkan kata-kata itu, seakan-akan goyanglah gunung-gunung, guncanglah tembok-tembok, dan menyingkirlah malaikat-malaikat darinya. Lalu turun malaikat Jibril:

“Hai Yusuf, siapakah yang menaruh rasa “menyayangimu” di kalbu ayahnya?”

“Allah,” jawab Yusuf.

“Siapakah pula yang menyelamatkanmu dari tipu muslihat busuk saudara-saudaramu?”

“Tuhanku.”

“Dan siapakah yang memeliharamu di dalam sumur itu?”

“Juga Allah.”

“Siapa pula yang menjadikan engkau dicintai oleh Zulaikah?”

“Alalh, Tuhanku.”

“Lalu siapakah yang meluputkanmu dari tergelincir ke lembah dosa dengannnya?”

“Allah swt.”

“Hai Yusuf. Ketahuilah, Alalh teleh menghimpun pada dirimu segala ketampanan. Maka adakah engkau merasakan sesuatu kekurangan, sehingga engkau meminta tolong kepada selain Allah? Padahal kakekmu, Ibrahim (as.) tak pernah minta tolong kepada selain Allah, kepada Jibril sekalipun saat ia menawarkan kepada Ibrahim akan keselamatannya dari api yang berkobar.

Begitu pula kakekmu, Ismail (as) tak pernah meminta tolong kepada ayahnya saat ia disembelih. Ia malah mengatakan: “Ayah, akan ayah dapati puteramu (Insya Allah) dalam golongan orang-orang yang sabar.” Tetapi mengapa baru saja tiga hari dalam penjara engkau tak sabar, minta tolong kepada sang raja?”

Yusuf a.s. akhirnya menangis bertobat kepada Allah demi mendapat teguran itu: “Ilahi, demi kemuliaan kakekku, Ibrahim, Ishak dan Ismail, dan dengan kebenaran ayahku Ya’qub, kasihanilah dan maafkanlah hamba.”

Tak lama kemudian, Jibril a.s. datang lagi: Yusuf, Alalh swt. telah memaafkanmu. Kendati begitu, engkau tetap mesti meringkuk di dalam penjara selama tujuh tahun, karena satu kesalahan.” Dengan demikian bagaimanakah bila orang berkecimpung dalam lumpur dosa dan kesalahan selama tujuh puluh tahun? Berapa lamakah yang harus ditempuhnya untuk tinggal di tengah kobaran api neraka?

Menu