Sebab pernikahan adalah kunjungan Bilqis ke istana Nabi Sulaiman, yang ternyata di sana ia menemukan istananya, berkat doa Ashif bin Barhaya.
Menurut riwayat, nabi Sulaiman a.s. memiliki tujuh puluh perwira tempur yang masing-masing membawahi seribu tentara penunggang kuda. Menurut Muhammad bin Ishak, setiap panglima memimpin limaraus pasukan tempur penunggang kuda.
Ratu Bilqis adalah seorang wanita yang amat cantik rupawan. Tiada baginya ccat sedikit pun. Ia benar-benar wanita yang sempurna keayuannya. Namun jin telah menghasutnya. “Ia mempunyai dua cela.” Katanya kepada Nabi Sulaiman. “Pertama, kurang tinggi semampai, dan kedua, betisnsya seperti betis unta.”
Kemudian Nabi Suaiman mengundangnya ke istana. Ia menginstruksikan untuk memindahkan istana sang ratu ke kerajaannya. Selainitu, ia juga mengerahkan punggawa dan bawahannya untuk membuat mahligai-mahligai indah persisi seperti kerajaan Bilqis, yang terbuat dari kaca dan marmer pualam, dengan sungai-sungai yang berkelok-kelok mengalir di bawah dan di sekeliling istana, serta kolam dan telaga-telaga yang berisikan katak, ikan dan kura-kura aneka ragam yang timbul tenggelam menari-nari amat menarik. Juga jembatan-jembatan kaca dan intan permata manikam di atas permukaan air.
Beberpa saat saja rampunglah segalanya sebelum Ratu tiba. Setelah sampai, Nabi Sulaiman menyambutnya dan bertanya: “Beginikah istana Anda?”
“Seperti inilah.” Ia menjawab dan curiga. Ia melihat itu sama persis dengan istananya. Dari jawaban tersebut, Nabi Sulaiman tahu bahwa sang ratu adalah seorang yang cerdik, lalu Nabi Sulaiman mempersilahkannya masuk. Di kala hendak melewati titian kaca na kemilau, sang Ratu Ayu menyibakkan kainnya, akrena menyangka air. Saat itulah nampak oleh Nabi Sulaiman dua betis putih indah tanpa noda.
“Itu jembatan kaca dan emas permata.”
“Kiranya aku tengah berada di dalam istanaku. Di tengah-tengah bala tentara dan inang. Aku seperti tengah berada did aerah kekuasaanku, sungguh, ternyata aku sedang hadir di arena kemahakuasaan Allah, Maha Diraja yang Mahatinggi, yang tak mungkin apapun mampu menyamai-Nya.” Kata sang ratu dalam hati.
“Tuhanku, sesungguhnya aku zalim terhadap diriku,d an aku psrah (Islam) bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam.”
(Qs. 27:44).
Akhirnya, Nabi Sulaiman menikah dengan ratu Bilqis.