Fathimah adalah seorang wanita zuhud. Ia dicintai Rasul. Kehadiran Fathimah bagi Rasullullah merupakan buah kenangan dai isterinya tercinta, Khadijah r.a. Fathimah mempunyai banyak apnggilan: al-Batul (yang banyak beribadah), az-Zahra (yang cemerlang), at-Thahirah (yang suci bersih).
Demi, ia tak memiliki seorang yang mengasuh dan membesarkannya. Tak ada baginya seorang Ibu yang menuntunnya. Demi nasib Fatimah tersebut, Allah mengutus Jibril a.s. untuk menegaskan : “Allah amat mencintai puterimu itu. Aku akan menikahkannya dengan seorang yang Kucintai.” Rasul bersujud sebagai rasa syukur kepada Allah setelah mendengar penuturan Jibril itu.
Rasul segera memeberi tahu Ali dan Fathimah. Lalu mengundang para sahabt di Masjid untuk menghadiri upacara pernikahan mereka. Bersamaan dengan itu, turunlah Jibril membawa pesan ari Allah bahwa Ali harus membaca khutbah nikahnya sendiri. Ali pun berkhutbah: “Segala puji bagi Allah, Yang Mahaesa dengan Kemahaagungan-Nya, yang Tunggal dengan Kemahasempurna-Nya.
Pencipa segenap makhluk yang nampak dan yang tidak, yang berbangsa-bangsa dan berbagai rupa. Tiada yang menyerupai-Nya. Maka bertasbihlah kalian kepada-Nya, wahai hadirin! Dialah Allah, tiada Tuhan selain-Nya, yang menitahkan para hamba-Nya menikah, dan mereka menaatinya.
Alhamdulillah atas segala nikmat-Nya. Aku bersaksi tiada Tuhan kecuali Allah dengan pesaksian yang dapat mengantarkan si pengucapnya kepada Allah untuk mendapatkan ridha-Nya, keselamatan serta perlindungan dari-Nya, pada hari ketika manusia lari dari saudara, ibu dan bapaknya, dan dari sahabat dan anaknya.
Semoga Dia melimpahkan rahmat dan kesejahteraan kepada junjungan kita, Muhammad Nabi pilihan, akrena wahyu dan ridha-Nya, dengan shalawat yang dapat menyampaikan si pengucapnya kepada “selalu dekat dengan-Nya.” Juga, semoga tercurah kepada kerabat, sahabt dan para pecinta beliau.
“Pernikaha sesuai dengan takdir Allah. Aku adalah hamba Allah, putera hamba-Nya, yang mencintai-Nya, yang meminang sebaik-baik wanita dunia. Kuserahkan maskawin empat ratus dirham tunai untuk Fathimah. Nikahkan aku dengannya, Ya Rasulullah, di atas jalan para Rasul terdahulu!.”
“Kunikahkan puteriku, Fathimah, denganmu, Ya Ali! Allah telah emnikahkanmu dan ridha memilihmu!” sambut rasul saw.
Kuterima Fathimah dari Allah dan darimu, Ya Rasulullah!” ucap Ali r.a.
Demikian pernikahan sahabt Ali dan Fathimah r.a. yang terjadi pada hari Jum’at, seperti juga para Rasul sebelumnya. Itulah sebabnya Allah menyeru Ummat Nabi Muhammad untuk mengikat silaturahmi pada hari Jum’at. Sbagai contoh : Shalat Jum’at, yang merupakan bentuk silaturahmi.
“Hai orang-orang yang beriman, bila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum’at, bergegaslah untuk mengingat Allah, dan tinggalkanlah jual beli. Demikianitu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.
“Maka jika shalat sudah ditunaikan, bertebarlah kamu di muka bumi, dan carllah karunia Allah, dan dzikirlah kepada Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”
“Dan bila mereka melihat perniagaan (perbuatan main-main), maka bubarlah mereka menuju ke sana, meninggalkan engkau sendirian (berkhutbah), Katakanlah : “Apa yang di sisi Alalh lebih baik daripada perniagaan, dan Alalh sebaik-baik pemberi rizki.”
(Qs. 62: 9 – 11).
Sebab musabab turunnya ayat ersebut ialah: “Pada suatu hari Jum’at, Rasulullah saw. sedang berkhutbah di atas mimbar. Sekonyong-konyong datang al-Kalbi pulang dari berniaga di negeri Syam. Ia memukul-mukul tamburnya memberitahukan kepulangannya. Demi mendengar suara itu, bubarlah jamaah Jum’at, meinggalkan Rasul berdiri di atas mimbar bersama dua belas orang hadirin.
Lalu Rasulullah bersabda:
“Demi Allah yang jiwa Muhammad di tangan-Nya! Andaikan Masjid tidak ada orang yang dua belas itu, niscaya akan menjulanglah kobaran api Jahanam.”
“Dan andai Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.”
(Qs. 2:251).
Sebagian ulma mengatakan bahwa Alalh swt. mengaruniakan hari Sabtu kepada Nabi Musa bin Imran dan lima puluh Nabi Lainnya. Dan Allah menganugerahkan hari Ahad kepada Nabi Isa dan lima puluh Nabi lainnya. Dan juga mengaruniakan hari Senin kepada Rasulullah saw. beserta enam puluh tiga Rasul yang lain. Sedangkan kepada Nabi Sulaiman bin Daud bersama limapuluh Nabi lain, Allah memberikan Hari Selasa dan untuk Nabi Ya’qub dan lima puluh Rasul-Nya, Allah mengaruniakan hari Rabu. Dan kepada Nabi Adam serta limapuluh Rasul-Nya yag lain, Allah memberikan Hari Kamis.
Rasuulullah saw. bertanya: “Apakah keistimewaan umatku?”
“Hari Jum’at. Dan surga sebagai hadiah untuk ummatmu, dengan rahmat-Ku!” sambut Allah swt.
Jumlah para Nabi sekitar 124.000. Yang diangkat menjadi Rasul sebanyak 313.
Ya Allah, ampunilah kami. Dan tetapkanlah pikiran, pendirian dan keimanan kami. Dan matikanlah kami semua dalam al-Islam, Ya Arhamar Rahimin!”
Semoga Alalh senantiasa melimpahkan salam sejahtera yang abadi kepada panutan kami, Nabi Muhammad saw., kerabat dan para sahabt sejatinya. Amin ya Rabbal ‘Alamin.!
Wahadulillah.