Perkara Yang Membatalkan Keabsahan Puasa

 


Beberapa hal yang dapat membatalkan puasa dan membuat puasa Ramadhan-nya tidak sah dan harus diulangi (diqadha) pada bulan yang lain adalah sebagai berikut:

1. Memasukkan Suatu Benda Dengan Sengaja ke Dalam Lubang (Rongga, Jauf). Seperti makan dan minum (QS. al-Baqarah, 2: 187). Masuknya benda ke dalam rongga tubuh (Arab, jauf, jawf) dapat membatalkan puasa. Yang dimaksud rongga tubuh tidak hanya hidung dan mulut, tapi mencakup juga rongga-rongga tubuh yang lain yang detailnya terjadi perbedaan pendapat antara ulama mazhab empat (lihat: Makna Jauf menurut Ulama Fikih Mazhab Empat)
2. Melakukan Hubungan Seksual dengan Sengaja.
3. Mengobati Kemaluan dan Dhubur. 
Pengobatan yang dilakukan pada salah satu dari dua jalan (kemaluan dan dubur) atau kedua-duanya, bagi orang yang sakit, membatalkan puasa.
4. Muntah Disengaja
5. Keluar Air Mani Sebab Bersentuhan.
6. Haid
7. Nifas
8. Gila
9. Murtad


Pengertian Jauf (Rongga) Menurut Ulama Fikih Mazhab Empat

Ulama mazhab empat (Maliki, Hanafi, Syafi'i, Hanbali) sepakat bahwa masuknya benda ke dalam jauf (rongga) tubuh dapat membatalkan puasa. Namun mereka berbeda pendapat tentang rongga atau lubang tubuh apa saja yang membatalkan puasa apabila kemasukan benda dari luar. 

1. Madzhab Syafi'i 
Jauf itu ialah otak dan hulu kerongkongan sampai usus dan lambung. mulut bagian dalam itu sudah termasuk Jauf, yaitu tempat keluarnya huruf Ha (kecil - ح) yang berada di awal bagian tenggorokan (Ibnu Hajar Al-Haitami dalam Tuhfatul Muhtaj).

2. Mazhab Hanbali
Yang dimaksud Jauf dalam fiqih shaum itu ialah Ma'idah [معدة], yaitu lambung sebagai tempat makanan dan tempat pencernaannya. Kalau hanya masuk kedalam rongga namun tidak sampai lambung atau usus, maka tidak dikatakan membatalkan puasa. Tapi mereka juga. Otak (rongga tengkorak) [دماغ] juga termasuk jauf.

3. Madzhab Hanafi
Jauf ialah antara Lubbah [اللبة] (bagian bawah tenggorokan dan permulaan dada) sampai 'Aanah [العانة] (bagian tubuh yang ditumbuhi bulu kemaluan).

4. Madzhab Maliki
Jauf itu bukan hanya lambung akan tetapi mencakup rongga tubuh bagian dalam juga. Otak (rongga tengkorak) [دماغ] tidak termasuk Jauf. Pendapat yang masyhur ialah otak termasuk dalam Jauf

Dr. Muhammad Ali Albar

Dr. Muhammad Ali Albar dalam Al-Muftirat fi Majal al-Tadawi menyatakan:


الجهاز الهضمي من أوله إلى آخره أنبوب مجوف، إلا أنه يضيق في مواضع مثل المريء، ويتسع في مواضع مثل المعدة. وهو على حقيقة الجوف المقصود في الصيام، إذ هو موضع الطعام والشراب، وكل ما يدخل إلى الجهاز الهضمي متجاوزاً الفم والبلعوم يكون سبباً للإفطار ومفسداً للصيام، ومن المعلوم أن هناك قناة ما بين العين والأنف، فإذا وضع الإنسان قطرة في عينه فإنها تصل إلى الأنف، ومن الأنف قد تصل إلى البلعوم، ولذا اعتبرها كثير من الفقهاء مسببة للإفطار، وأما الأذن فإن وضع أي سوائل في الأذن الخارجية لا تصل إلى الأذن الوسطى (التي تصل إلى البلعوم، وتعرف بالقناة البلعومية السمعية)، وبالتالي فالسوائل لا تصل إلى القناة السمعية البلعومية، إلا إذا كانت طبلة الأذن مخروقة