1. Jujur
Yaitu jujur dalam ucapan. Sifat mulia ini telah dikenal masyarakat Arab sebelum datangnya Islam. Setelah itu, datanglah Islam yang mengukuhkannya.
2. Menjamu Tamu
Mereka memberi makan kepada tamu yang datang. Hal ini termasuk tanda kedermawanan yang membuat pelakukanya terpuji. Islam pun datang untuk menguatkan, sebagaimana sabda Rasulullah saw:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, hendaklah memuliakan tamunya.”
3. Menepati janji
Masyarakat Arab membiasakan diri tepat janji dan pantang merusaknya meskipun terkadang harus mengorbankan harta. Ini merupakan akhlak yang mulia. Islam pun mengukuhkan sifat ini dengan firman Allah:
“ ... Orang-orang yang menepati janji apabila berjanji ......”
(QS. Al-Baqarah (2): 177).
4. Menghormati Tetangga, Melindungi Orang Yang Meminta Perlindungan darinya. Tidak pernah mengingkarinya dalam Kondisi Apa pun.
Dalam sebuah hadits disebutkan:
“Kami telah menolong orang-orang yang engkau tolong wahai Ummu Hani.”
Kaum Muslimin telah melindungi Abu al-Ash bin rabi’ – padahal ia termasuk orang musyrik – sampai ia memasuki Kota Madinah untuk mengambil titipan dan hartanya, kemudian kembali ke Makkah. Selang beberapa hari, ia pun masuk Islam.
5. Sabar dan Tahan Uji
Masyarakat Arab terbiasa dengan ujian, hingga mereka pun berkata, “Seorang wanita merdeka sedang lapar. Meskipun demikian, ia tidak memakan kedua payudaranya.” Islam pund atang dan mengukuhkan sifat mulia ini. Allah berfirman:
“ ... Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu ... “
(QS. Ali ‘Imran (3) : 200)
Dan Rasulullah bersabda:
“Barang siapa bersabar, ia pasti meraih kesuksesan.”
6. Pemberani, Pantang Mundur, dan Menjaga Harga Diri.
Masyarakat Arab paling tidak suka dihina dan direndahkan. Inilah yang menjadikan mereka istimewa dari yang lain, baik laki-laki maupun perempuan. Hal ini dibuktikan dalam ksiah dansyair-syair mereka.
7. Menghormati Tempat-tempat dan Bulan-Bulan yang Dimuliakan.
Hal ini mereka lakukan dengan cara tidak berperang dalam waktu dan tempat tersebut, kecuali dalam keadaan terpaksa. Mereka juga selalu menjamin keamanan para pendatang yang mengunjungi tanah haram meskipun mereka memiliki masa lalu yang buruk.
8. Mereka mengharamkan untuk Menikahi Ibu dan Anak Perempuan Sendiri.
9. Mereka membiasakan diri mandi jinabat.
10. Mereka membiasakan berkumur dan Istinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung dan mengeluarkannya).
11. Bersiwak, Bersuci, Memotong Kuku, dan Mencabut Bulu Ketiak.
12. Berkhitan untuk Anak laki-laki dan Khufadh (mengurangi) untuk anak Perempuan.
13. Memotong Tangan Kanan bagi Pencuri.
14. Haji dan Umrah.
Itulah sejumlah kebiasaan-kebiasaan terpuji yang dikenal masyarakat Arab di masa jahiliah sebelumd atangnya Islam. Meskipun kebiasaan-kebiasaan tersebut tidak dimiliki semua orang dalam masyarakat Arab, secara umum mereka memilikinya. Andaikata tidak ada keinginan penulis untuk meringkas pasti penulis akan mencantumkan bukti-bukti berupa ucapan mereka secara tersusun rapi. Cukuplah kisa Abu Sufyan yang mewakilinya.
Sesungguhnya Abu Sufyan bin Harb saat menghadapi Heraklius penguasa Romawi di Syam, yang menanayai tentang Nabi saw., Abu Sufyan tidak menyembunyikan sedikit pun hal-hal yang ditanyakan kepadanya. Padahal waktu itu dia masih musyrik dan masih dalam memerangi Islam.