Setelah menyerahkan Nabi Muhammad saw., kepada ibundanya, pergilah Halimah r.a., dengan hatinya yang penuh dengan kesedihan dan duka atas perpisahan dengan sang kekasih – Baginda Muhammad saw, serta air mata yang berderai di atas pipinya.
Bukanlah yang mengalir dari mata itu airnya,
Melainkan jiwa yang mengalir kemudian menetes.
Meskipun demikian, dia merasa sangat yakin dalam dirinya bahwa Allah SWT akan mengumpulkna dengan sang kekasih dan dia akan melihatnya kembali.