Ummu Aiman telah mendapat tempat yang agung di hati Rasulullah saw. Beliau tidak pernah lupa bahwa dia adalah sebagai ibu sepeninggal ibu kandungnya. Ummu Aiman juga lebih mencintainya dariapda dirinya sendiri, bahkan mencurahkan segenap kasih sayangnya untuknya.
Diriwayatkan dari Anas r.a., dia berkata:
“Rasulullah pergi menjumpai Ummu Aiman dan aku pergi bersamanya. Kemudian ia memberikannya sebuah bejana berisikan minuman. Aku tidak tahu apakah Ummu Aiman mendapati beliau sedang puasa atau beliau tidak mau. Kemudian dia pun berteriak kepada beliau dan menggerutu kepadanya.”
(HR. Muslim).
Imam Nawawi berkata, “Maksud hadits tersebut adalah Nabi saw., menolak minuman darinya, mungkin dikarenakan puasa atau sebab yang lain sehingga Ummu Aiman marah dan mengingkari perbuatan beliau dengan kemarahan. Dia berbuat demikian karena dialah yang menjaga serta mendidiknya.” Dalam sebuah hadits disebutkan:
“Ummu Aiman adalah ibu setelah ibuku.”
(HR. Muslim).