Budi Pekerti Nabi Muhammad SAW Yang Agung


Budi pekerti Nabi Muhammad saw, yagn agung sangat tampak dalam kesehariannya, seperti:

1. Memiliki keistimewaan berupa lisan yang fasih dan mengena dalam berbicara.

2. Sosok yang penyantun, penyabar, dan pemaaf.

Sifat-sifat tersebut merupakan didikan langsung dari Allah. Setiap penyantun dikenal kebaikannya dan terjaga dari kesalahan. Rasulullah saw, memiliki kesabaran luar biasa meskipun makin banyak yang menyakitinya. Begitu juga, beliau sellau bersikap santun terhadap perbuatan berlebihan yagn dilakukan orang-orang jahil terhadapnya.

Aisyah berkata:
“Rasulullah selalu memilih perkara yang paling mudah ketika dihadapkan pada dua perkara, selama perkara tersebut tidak mengandung dosa. Apabila perkara tersebut mengandung dosa, beliau selalu menjauhinya. Beliau tidak pernah berniat balas dendam atas hal yang menimpa dirinya. Namun, beliau akan membalas ketika yang dianiaya adalah kehormatan Allah. Beliau juga terkenal menahan marah dan cepat merelakan kesalahan orang lain.”
(HR. Bukhari).

Bukti dari sifat dermawan beliau adalah selalu memberi tampa ada rasa takut menjadi fakir. Ibnu Abas mengatakan bahwa Nabi saw, adalah orang yang paling dermawan, apalagi di bulan Ramadhan, yaitu saat malaikat Jibril menemuinya. Malaikat Jibril sendiri menemui beliau setiap malam di bulan Ramadhan untuk tadarus Al-Qur’an. Rasulullah lebih cepat dalam menghapal kebaikan daripada angin yang berembus.
(HR. Bukhari).

Rasulullah adalah sosok pemberani, terutama dalam menyikapi saat-saat sulit. Tak jarang jika par apembesar dan panglima kafir lari dari belkiau. Rasulullah selalu berpegang teguh, pantang mundur, dan tak pernah genta. Tidaklah disebut pemberani melainkan diperhitungkan kekuatannya dan tiada yang menandinginya. Ali mengatakan bahwa ketika ia dan para sahabat diliputi ketakutan dan terancam bahaya, mereka berlindung di belakang Rasulullah sehingga beliaulah yagn paling dekat dengan musuh.
(HR. Nasai, Ahmad dan Muslim).

Anas megnatakan bahwa tatkala penduduk Madinah dikagetkan pada suatu malam, mereka mendatangi sumber suara. Rasulullah menjumpai mereka – setelah mendahului mereka dalam mendatangi sumber suara – beliau dalam keadaan menunggang kuda milik Abu Thalhah yagn berkalung pedang di lehernya.
Beliau pun bersabda:
“Kalian belum terjaga, kalian belum terjaga.”
(HR. Bukhari, Muslim dan Turmudzi).

Rasulullah adalah sosok yagn sangat pemalu. Abu Sa’id al-Khudri meriwayatkan bahwasanya Rasulullah lebih pemalu dari seorang gadis yagn berada dalam pingitannya. Ketika beliau marah, dapat diketahui dari raut wajahnya.
(HR. Bukhari, Muslim, dan Ibnu Majah).

Beliau dikenal orang yang paling berlama-lama dalam memandang wajah orang lain, beliau menundukkan pandangannya, serta tidak pernah berbicara yagn menyakitkan orang lain karena rasa malu dan kemuliaan diri beliau. Bahkan, beliau tidak pernah menyebut nama seseorang yagn dilaporkan kepadanya.

Beliau hanya berkata:
“Apa alasan suatu kaum melakukan hal itu.”
(HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).

Beliau yang pantas mendapat sanjungan dari seorang penyair:

Dan tundukkan pandangan karena rasa malu.
Dia tidak bicara melainkan disertai dengan senyuman.

Rasulullah adalah sosok manusia yagn paling adil, pemaaf, jujur katanya, dan dapat dipercaya. Hal ini diakui sendiri oleh lawan bicara dan musuh-musuhnya. Jadi, tidak heran jika beliau diberi gelar ‘al-Amin (paling dipercaya).” Sebelum diutus sebagai rasul. Bahkan, beliau menjadi rujukan kaumnya tiap kali ada permasalahn sebelum datangnya Islam.

Beliau dikenal yang paling rendah hati dan jauh dari kesombongan. Beliau melarang berdiri untuk menyambut kedatangannya, sebagaimana raja-raja yagn lain, yang selalu disambut kaumnya dengan bediri. Beliau juga dekat dengan fakir miskin, memenuhi undangan siapapun, dan tidak peduli undangan dari seorang budak ataupun dari majikan. Beliau tidak pandang bulu dalam bergaul. Ketika berkumpul dengan para sahabat, tak ada beda di antara mereka.

Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah menambal sandalnya, menjahit bajunya, mengerjakan sesuatu dengan tangannya sendiri, sebagai mana kalian mengerjakan sesuatu di rumah kalian.
(HR. Ahmad dan Ibnu Hibban).

Rasulullah adalah manusia biasa yang merawat baju, memerah susu kambingnya, dan melayani dirinya sendiri.
(HR. Ahmad, Bukhari, dan Turmudzik).

Rasulullah adalah sosok yang paling menepati janji, selalu menjalin silaturahmi, paling penyayang kepada sesama, paling baik cara bergaulnya, paling baik akhlaknya, jauh dari perangai yang buruk, tidak pernah beruat keji, tidak pernah melaknat orang lain, tidak pernah di pasar, tidak pernah membalas kejelekan dengan kejelekan bahkan memaafkannya.

Belaiu juga tidak pernah membiarkan orang lain berjalan di belakangnya dan tidak pernah merasa tinggi derajatnya di depan pelayan-pelayannya, baik dalam ha berpakaian maupun makan. Beliau melayani orang yang melayaninya, tidak pernah membentak para pelayannya, dan tidak pernah mencela pekerjaan mereka. Beliau juga mencintai orang-orang miskin, duduk bersama mereka, mengantar jenazah mereka, dan tidak pernah mencela orang-orang fakir.

Secara global, Rasulullah saw, memiliki sifat-sifat kesempurnaan. Allah telah mendidiknya sehingga menjadi berbudi pekerti mulia.

Allah berfirman kepadanya sebagai pujian:
“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.”
(QS. Al-Qalam (68): 4).

Inilah yang menggerakkan jiwa untuk mendekatinya, membuat hati mencintainya, menjadikannya pemimpin yang dicintai, melembutkan tabiat kaumnya setelah mereka membencinya. Dari hal ini sehingga mereka masuk Islam secara berbondong-bondong.



Menu