Nama-Nama Nabi Muhammad SAW Dan Gelarnya


Muhammad bin Jubair bin Muth’im meriwayatkan dari bapaknya bahwasanya Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya aku memiliki banyak nama, aku adalah Muhammad, Ahmad, Al-Mahi (yang menghapus kekufuran dengan izin Allah), al0Hasyir (yang mengumpulkan manusia di bawah kakiku dengan izin Allah), al-‘aqib (tidak ada seoang pun setelahkuj). Dan Allah telah memberi nama beliau Ra’uf Rahim"
(HR. Muslim).

Pendapat Imam Nawawi tentang sanda Rasulullah:
“Aku adalah al-Mahi (yang menghapus kekufuran dengan izin Allah).”

Para ulama berpendapat bahwasanya yang dimaksud menghapus kekufuran adalah menghilangkan kekufuran dari negeri Makkah, Madinah, dan negeri Arab lainnya, serta menghilangkan segala hal yang mencegah beliau di dunia ini. Beliau juga berjanji akan mewujudkan hak-hak umatnya.

Para ulama berpendapat bahwa penghilangan di sini bersifat umu. Artinya, beliau muncul dengan bukti dan kemenangan – sebagaimana firman Allah:
“..... agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama ....”
(QS. Al-Fath (48) : 28).

Hadits lain juga menjelaskan bahwa kata “penghapus” di sini artinya setiap kejelekan orang-orang yang mengikuti beliau akan dihapus. Jadi, inilah yang dimaksud dengan menghilangkan kekufuran.

Sebagaimana firman Allah:
“Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu (Abu Sufyan dan kawan-kawannya), “Jika mereka berhenti (dari kekafirannya) niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka yang telah lalu .... “
(QS. Al-Nafal (8) : 38) dan dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Islam menghancurkan ajaran sesat sebelumnya (HR. Muslim).

Adapun sabda Rasulullah:
“Aku adalah pengumpul yang seluruh manusia dikumpulkan atas jejakku.” Maksudnya beliau dikumpulkan dahulu sebelum manusia yang lain. Hal ini sesuai dengan riwayat yang lain: “Manusia akan dikumpulkan di bawah telapak kakiku.”.

Kemungkinan juga berarti dikumpulkan pada saat beliau berdiri dengan munculnya tanda-tanda hari berkumpul sebagai isyarat bahwa tidak adan nabi dan syariat setelah beliau.


Adapun kata “al-Aqib” beliau menafsirkan dalam hadits yang berarti tidak ada nabi yang datang setelahnya (Nabi Muhammad, saw.).

Al-Hariz mengatakan bahwa yang tampak dari teks adalah Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya aku memiliki lima nama yang khusus, tidak ada seorang pun sebelumku yang menyamainya, bahkan para pembesar umat sebelumku.”

‘Iyadh mengatakan bahwa Allah menghapus nama-nama ini yang berarti bahwa Dia tidak memberi nama seorang pun dengan nama tersebut sebelum Nabi saw. Hanya saja, sebagian masyarakat Arab memberi nama anak mereka ‘Muhammad’ mendekati kelahiran Nabi saw. Hal ini dikarenakan mereka mendengar dari para dukun dan rahib bahwa seorang nabi akan diutus di masa ini, yang diberi nama Muhammad. Akbitnya, mereka berharap keturunan merekalah yang diangkat sebagai nabi.

Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa Rasullah adalah orang yang jujur dan dibenarkan kejujurannya. Dalam Kitab Taurat tertulis:

“Sesungguhnya ia adalah bagian dari kaum yang tidak bisa baca tulis dan namanya adalah Mutawakkil. Sebagian namanya adalah Al-Amin, bahkan masyrakat Quraisy sendiri telah memanggil dengan nama itu sebelum kenabiannya. Sebagian namanya juga adalah al-Fatih dan Qatsam. Ali bin Zaid bin Jad’an mengatakan bahwa ingatlah sebaik-baik syair yang telah dilantunkan orang Arab, mereka melantunkan apa yang dilantunkan Abu Thalib untuk Nabi saw.

Telah muncul dari namanya untuk diagungkan Maka, yang memiliki ‘Arsy adalah Muhammad. Sedang ini adalah Muhammad Sebagian dari nama beliau juga adalah al-Maqfi, Nabiyyuttaubah, dan Nabiyyurrahmah.

Abu Musa al-Asy’ari meriwayatkan bahwa Rasulullah memberi nama dirinya seraya bersabda:
“Aku adalah Muhammad, Ahmad, Maqfi, Nabiyyuttaubah, dan Nabiyyurrahmah.”
(HR. Muslim).

Imam Nawawi mengatakan bahwa yang dimaksud Nabiyyutaubah, Nabiyyurrahmah, dan Nabiyyulmarhama adalah beliau datang dengan membawa ajaran bertobat dan berkasih sayang. Allah berfirman:
“ .... tetapi berkasih sayang sesama mereka .... “
(QS. Al-Fath (48) : 29).

Dan “ ..... dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.”
(QS. Al-Balad (90) : 17).

Dalam riwayat lain disebutkan:
“Nabiyyulmalahim.” Hal ini disebabkan beliau diutus dengan membawa perintah perang. Para ulama mengatakan bahwa pembatasan nama-nama meskipun beliau memiliki nama-nama yang lain karena nama-nama tersebut terdapat dalam kitab-kitab umat-umat terdahulu.

Sebagian nama beliau ada dalam Al-Qur’an tanpa ada perbedaan pendapat adalah asy-Syahid, al-Mubasysyir, an-Nadzir al-Mubin, ad-Da’i illlah, as-Siraj al-Munir, al-Mudzakkir, ar-Rahmah, an-Ni’mah, al-Hadi, asy-Syahid, al-Amin, al-Muzzammil, adn al-Muddatstsir.

Dalam hadis Amr bin Ash disebutkan bahwa nama beliau adalah al-Mutawwakil, as-syafi’, al-Musyaffa’, ash-Shidiq, dan al-Mashduq.

Ibnu Dahiyah mengatakan bahwa dalam hal nama Rasulullah sebagian dari ulam mengatakan bahwa nama-nama Nabi itu sejumlah nama-nama Allah, yaitu 99 nama.

Adapun gelar beliau adalah Abu Qasim. Sebab, anak paling besar Nabi saw., bernama Qasim. Yang menjadi perbedaan pendapat adalah apakah anak tersebut meninggal sebelum diutus menjadi nabi atau setelahnya. Anas meriwayatkan bahwa suatu saat Nabi saw., berada di pasar. Kemudian seorang laki-laki berkata : “Wahai Abu Qasim.” Nabi pun menoleh seraya bersabda:
“Berilah nama dengan namaku, tetapi jangan bergelar dengan gelarku.”
(HR. Bukhari).



Menu