Suara reaksi orang-orang musyrik atas dakwah Nabi saw., masih tetap bergema di penjuru Kota Makkah, hingga turun kalam-Nya yang berbunyi:
“Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (keapdamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik.”
(QS. Al-Hijr (15) : 94).
Rasulullah saw, pun megnacaukan khurafat-khurafat kemusyrikan dan tahayul-tahayulnya, kemudian menyebutkan hakikat berhala-berhala dan nilainya yang sebenarnya. Beliau juga membuat perumpamaan-perumpamaan terhadap kelemahan berhala dan menjelaskan dengan argumen-argumen terhadap anggapan orang yang menyembahnya sebagai perantara antara dia dan Allah SWT. Itu adalah sebuah kesesatan yang nyata.
Makkah pun bergejolak dengan api kemarahan dan terus berlangsung selama sepupuh tahun. Mereka menganggap bahwa orang-orang muslim adalah pendurhaka dan pemberontak. Bumi bergoncang di bawah telapak kaki mereka. Kehormatan negeri yang aman bagai darah, harta, dan kehormatan mereka kotori, bahkan mereka menjadikan tempat tinggal orang-orang muslim penuh penderitaan dan penantian terhadap kebinasaan.
Selain api yang berkobar ini, mereka menciptakan peperangan dengan penghinaan. Tujuannya untuk merendahkan orang-orang muslim dan menghancurkan kekuatan batin mereka.