Orang Orang Musyrik Menawarkan Harta, Wanita, dan Jabatan kepada Nabi saw. Tetapi Beliau Tidak Menerimanya


Kaum musyrikin berusaha menindas kaum muslimin dengan siksaan, hinaan dan celaan agar bisa mengembalikan mereka pada agama semula. Akan tetapai, kaum muslimin justru makin bertambah iman dan keyakinannya.

Cara-cara tersebut ternyata tidak berahsil. Mereka pun berusaha memakai cara lain – dengan bahasa kontemporer cara yang lebih diplomatis yaitu mengiming-iming Rasulullah saw., dengan beberapa hal agar beliau tidak melanjutkan dakwahnya atau setidaknya beliau menarik kembali beberapa hal yang diserukan. Di antara beberapa tawaran itu adalah mereka mengirim Utbah bin Rabi’ah untuk mengiming-iming Rasulullah dengan sesuatu yang dianggapnya solusi atas masalah yang ada.

Dari Jabir bin Abdullah mengatakan bahwa kaum Quraisy berkumpul membicarakan Nabi saw. Mereka berkata, “Lihatlah, siapa di antara kalian yang paling mengetahui tentang sihir, perdukunan, dan syair.

Kemudian hendaknya dia mendatangi laki-laki yang telah mencerai-beraikan kelompok kita, mencela urusan kita, menghina agama kita, lalu bericara kepadanya, dan melihat apa reaksinya.” Mereka berkata, “Setahu kami Utbah bin Rabi’ah, orang yang paling tepat untuk itu.” Mereka berkata, “Ya, wahai Abu Walid (Utbah).” Utbah pun mendatangi Rasulullah dan berkata, “Wahai Muhammad, apakah engkau lebih baik daripada Abdullah (Ayahnya)?” Nabi saw., diam. Utbah melanjutkan, “Jika engkau menganggap bahwa mereka lebih baik darimu, mereka menyembah tuhan-tuhan yang kau hina. Jika engkau menganggap dirimu lebih baik dariapda mereka, bicaralah kami akan mendengarkanmu.

Demi Allah, tidaklah aku melihat seorang anak yang dicintai, tetapi tidak menghargai kaumnya, selain engkau. Engkau telah memecah-belah kelompok kami, kau hina urusan kami, kau cela agama kami, dan engkau membuat reputasi kami hancur di antara bangsa Arab. Hingga tersiar kabar kepada mereka bahwa di kabilah Quraisy ada seorang penyihir, di kabilah Quraisy ada seorang dukun. Apa yang dinanti saat ini hanyalah seperti teriakan wanita yang akan melahirkan, yaitu ketika sebagian dari kita menghunuskan pedangnya ke sebagian yang lain sampai kita semua binasa.”

Wahai Muhammad, jika engkau membutuhkan sesuatu, kami kumpulkan harta-harta kami untukmu, hingga engkau menjadi pria Quraisy yang terkaya. Jika engkau ingin menikah, pilihlah siapa pun dari perempuan-perempuan Quraisy, lalu kami nikahkan engkau dengan sepuluh perempuan sekaligus.”

Dalam riwayat lain, Utbah berkata kepada Nabi saw., “Jika dengan dakwah ini engkau menginginkan harta, kami kumpulkan segenap harta kami hingga engkau menjadi yang terkaya di antara kami. Jika engkau menginginkan kemuliaan, kami jadikan engkau pemimpin kami. Kami tidak akan memutuskan sesuatu, kecuali denganmu. Jika engkau menginginkan kekuasaan, kami jadikan engkau penguasa kami. Jika sesuatu yang datang padamu ini penyakit dan engkau tak kuasa menepisnya dari dirimu, kami carikan obatnya untukmu sampai engakau sembuh, sekalipun harta kami akan habis.”

Rasulullah saw, berkata, “Engkau sudah selesai?” Utbah berkata, “Ya.” Lalu, Rasulullah saw., membacakan:

“Ha Mim (Al-Qur’an ini) diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Kitab yang ayat-ayatnya dijelaskan, bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui, yang membawa berita gembira dan peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling (darinya) serta tidak mendengarkan. Dan mereka berkata, “Hati kami sudah tertutup dari apa yang engkau seru kami kepadanya dan telinga kami sduah tersumbat, dan di antara kami dan engkau ada dinding, karena itu lakukanlah (sesuai kehendakmu), sesungguhnya kami akan melakukan (sesuatu kehendak kami).” Katakanlah (Muhammad), “Aku ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kami adalah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu tetaplah kamu (beribadah) kepada-Nya dan mohonlah ampunan kepada-Nya. dan celakalah bagi orang-orang yang mempersekutukan-(Nya), (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka ingkar terhadap kehidupan akhirat. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka mendapatkan pahala yang tidak ada putus-putusnya.”

Katakanlah, “Pantaskah kamu ingkar kepada Tuhan yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan pula sekutu-sekutu bagi-Nya? Itulah Tuhan seluruh alam.” Dan Dia ciptakan padanya gunung-gunung yang kukuh di atasnya. Dan kemudian Dia berkahi, dan Dia tentukan makanan-makanan (bagi penghuni)nya dalam empat masa, memadai untuk (memenuhi kebutuhan) mereka yang memerlukannya. Kemudian Dia menuju ke langit dan (langit) itu masih berupa asap, lalu Dia berfirman kepadanya dan kepada bumi. “Datanglah kamu ebrdua menurut perintah-Ku dengan patuh atau terpaksa.” Keduanya menjawab, “Kami datang dengan patuh.” Lalu diciptakan-Nya tujuh langit dalam dua masa dan pada setiap langit Dia mewahyukan urusan masing-masing. Kemudian langit yang dekat (dengan bumi), Kami hias dengan bintang-bintang, dan (Kami ciptakan itu), untuk memelihara. Demikianlah ketentuan (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui. Jika mereka berpaling maka katakanlah, “Aku telah memperingatkan kamu akan (bencana) petir seperti petir yang menimpa kaum ‘Ad dan kaum Tsamud.”
(QS. Fushshilat (41) : 1 – 3).

Utbah berkata, “Cukup, adakah selain itu>” Rasulullah menjawab, “Tidak.”

Utbah kembali kepada kaumnya dan disambut dengan pertanyaan, “Apa yang terjadi?”

Ia berkata, “Semua yang kalian bicarakan telah kubicarakan kepadanya, tidak ada yang tertinggal!”

Mereka bertanya, “Apakah ia membalasmu”

“Ya.” Jawab Utbah.

“Demi Dia yang meneguhkan Ka’bah, aku tidak memahami apa pun selain perkataannya, “Aku telah memperingatkan kamu akan (bencana) petir seperti petir yang menimpa kaum “Ad dan kaum Tsamud.” Lanjut Utbah.

“Bagaimana bisa, ia berbicara kepada dengan bahasa Arab, tetapi engkau tidak mengerti perkataannya.” Sanggah kaumnya.

“Tidak, demi Allah, aku tidak memahami apa pun selain peringatan akan petir itu.” Jawab Utbah
(HR Abu Ya’la dan Hakim).



Menu