Ketentuan & tatacara



Ketentuan dan tata cara adzan
  1. Muazin disunahkan suci dari hadas besar dan kecil;[1]
  2. Berdiri;[2]
  3. Muazin menghadap ke arah kiblat ketika mengumandangkan azan;
  4. Melakukan azan ditempat tinggi, atau dengan pengeras suara;
  5. Memperhatikan tajwid, memperlambat azan dan mempercepat iqamah;
  6. Meletakkan jari-jari di telinga ketika azan;[3]
  7. Menengok ke kanan dan ke kiri ketika haya’alatain;[4]


keterngan hadis

[1]
“Suatu hari saya (bilal) berwudlu kemudian saya berdiri untuk melakukan azan salat.” (HR. Abu Dawud, hasan shahih)

[2]
“Berdirilah wahai Bilal kemudian serukanlah azan untuk salat.” (HR. Tirmidzi (175) dari Abdullah bin Zaid)

[3]
Dari Abu Juhaifah ia berkata, “Aku melihat Bilal azan dan aku ikuti bibirnya ke arah sini dan ke arah situ dan jari tangannya berada di dalam kedua lubang telinganya.” (HR. Bukhari (598), Muslim (777) dari Abu Juhaifah)

[4]
Nabi ﷺ: “Saya berusaha mengikuti bibirnya, mengucapkan ke kanan dan kiri hayya ‘alash shalah – hayya ‘alal falaah.” (HR. Bukhari Muslim dari Abu Juhaifah)