Amalan-Amalan Yang Mendatangankan Rezeki
Khutbah Pertama:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الرَزَّاقِ ذِيْ القُوَّةِ المَتِيْنِ، وَأَشْهَدُ أَنْ
لَا إِلَهَ إِلَا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اَلْإِلَهُ الْحَقُّ
المُبِيْنُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ
وَلَدِ آدَمَ أَجْمَعِيْنَ؛ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَعَلَى
آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ.
أَمَّا بَعْدُ مَعَاشِرَ المُؤْمِنِيْنَ عِبَادَ اللهِ: اِتَّقُوْا اللهَ
تَعَالَى وَرَاقِبُوْهُ مُرَاقَبَةً مَنْ يَعْلَمُ أَنَّ رَبَّهُ
يَسْمَعُهُ وَيَرَاهُ.
Ketahuilah wahai kaum muslimin, yang semgoa dirahmati Allah, di antara nama Rabb kita
Jalla wa ‘Ala adalah Ar-Razzaq. Yaitu yang di tangan-Nyalah kunci-kunci rezeki dan Dialah yang menanggung rezeki para hamba-Nya.
Allah
Subhanahu wa Ta’ala menjadikan begitu banyak sebab
untuk memperoleh rezeki bagi para hamba-Nya dan hal itu telah Dia
jelaskan di dalam Alquran dan dijelaskan pula oleh Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam
dalam sunnahnya. Dengan perantara-perantara yang telah dijelaskan itu,
para hamba memperoleh kebaikan dan keberkahan, juga terhindar dari
kejelekan dan keburukan.
Dalam kesempatan yang penuh berkah ini, khotib akan menyampaikan hal-hal terbesar menurut Alquran dan sunnah Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam,
yang menjadi penyebab seseorang memperoleh rezeki, kebaikan, dan
keberkahan. Oleh karena itu, khotib mengajak para jamaah untuk merenungi
ayat-ayat Alquran dan hadits-hadit Nabi yang akan kami sampaikan.
Ibadallah,
Pertama: Iman kepada Allah, amal shaleh, dan takwa kepada Allah
Jalla wa ‘Ala adalah sebab terbesar yang bisa mendatangkan rezeki. Inilah asas, inti kebaikan, dan keberkahannya. Allah
Ta’ala berfirman,
فَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
“Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia.” (QS. Al-Hajj: 50).
Dia juga berfirman,
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ
حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ
قَدْرًا
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan
baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah
niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah
melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah
mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3).
Kedua: Tawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya.
Dalam hadits dari Umar bin al-Khattab
radhiallahu ‘anhu, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلْتُمْ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ
لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ
بِطَانًا
“Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya,
niscaya Dia akan memberi kalian rezeki sebagaimana Dia memberikan rezeki
kepada burung, yang pergi pagi dalam keadaan lapar dan pulang dalam
keadaan kenyang.” (HR. Imam Ahmad).
Ketiga: Sabar.
Ibadallah,
Sabar adalah kunci yang membuka kesulitan dan pintu kemudahan. Allah
Jalla wa ‘Ala berfirman,
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10).
Keempat: Doa.
Doa adalah kunci segala kebaikan di dunia dan akhirat. Barangsiapa
yang Allah berikan taufik untuk berdoa, maka tidak yang menghalangi
doanya terkabul. Allah
‘Azza wa Jalla tidak akan menolak doa
seorang hamba dan Dia tidak akan membuat kecewa seoarang mukmin. Di
antara lafdz doa yang diajarkan Alquran adalah:
وَارْزُقْنَا وَأَنتَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
“Beri rezekilah kami, dan Engkaulah pemberi rezeki Yang Paling Utama.” (QS. Al-Maidah: 114).
Ibadallah,
Barangsiapa yang mendapatkan kesulitan dan terlilit hutang, maka hendaknya ia memperbanyak doa kepada Allah
Jalla wa ‘Ala. Imam at-Tirmidzi dan selainnya meriwayatkan dari Ali
radhiallahu ‘anhu.
عَنْ عَلِىٍّ رضى الله عنه أَنَّ مُكَاتَبًا جَاءَهُ فَقَالَ إِنِّى قَدْ
عَجَزْتُ عَنْ كِتَابَتِى فَأَعِنِّى. قَالَ أَلاَ أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ
عَلَّمَنِيهِنَّ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لَوْ كَانَ عَلَيْكَ
مِثْلُ جَبَلِ صِيرٍ دَيْنًا أَدَّاهُ اللَّهُ عَنْكَ قَالَ « قُلِ
اللَّهُمَّ اكْفِنِى بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِى بِفَضْلِكَ
عَمَّنْ سِوَاكَ ».
“Ali
radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa seorang budak
yang ingin memerdekakan dirinya pernah mendatanginya dan berkata,
“Sesungguhnya aku tidak sanggup untuk melunasi diriku, maka tolonglah
aku.” Ali bin Abi Thalib berkata, “Maukah kamu aku ajarkah beberapa doa
yang Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajariku. Jikalau kamu mempunyai hutang seperti gunung Shir, niscaya Allah akan melunaskan hutangmu, katakanlah:
اللَّهُمَّ اكْفِنِى بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِى بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
“Wahai Allah, cukupkanlah aku dengan harta yang halal darimu dan
berilah kekayaan kepadaku dengan kemurahaan-Mu, yang aku tidak berharap
dari selain-Mu.” (HR. Trimidzi).
Ibadallah,
Dalam hal ini, harus terdapat niat yang benar. Saat seseorang
berhutang kepada yang lainnya, maka wajib disertai niat
bersungguh-sungguh akan mengembalikan uang tersebut. Dengan niat yang
benar seperti ini, maka Allah akan anugerahkan kepadanya rezeki dan
pertolongan.
Dalam
Shahih Bukhari, dari Abu Hurairah
radhiallahu ‘anhu, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَخَذَ أَمْوَالَ النَّاسِ يُرِيدُ أَدَاءَهَا أَدَّى اللَّهُ عَنْهُ ، وَمَنْ أَخَذَ يُرِيدُ إِتْلاَفَهَا أَتْلَفَهُ اللَّهُ
“Barangsiapa yang mengambil harta manusia, dan ia ngin melunasinya
niscaya Allah akan melunasinya. Dan barangsiapa yang mengambilnya
(dengan niat) ingin menghilangkannya niscaya Allah akan
menghancurkannya.”
Imam Ahmad meriwayatkan dari Aisyah
radhiallahu ‘anha, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ عَبْدٍ كَانَتْ لَهُ نِيَّةٌ فِى أَدَاءِ دَيْنِهِ إِلاَّ كَانَ لَهُ مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ عَوْنٌ
“Tidaklah seorang hamba mempunyai niat melunasi hutangnya, melainkan ia memiliki pertolongan dari Allah
‘Azza wa Jalla.”
Diriwayatkan oleh Imam an-Nasa-i dari Maimunah
radhiallahu ‘anha, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ أَحَدٍ يدانُ دَيْنًا فَعَلِمَ اللَّهُ أَنَّهُ يُرِيدُ قَضَاءَهُ إِلاَّ أَدَّاهُ اللَّهُ عَنْهُ فِى الدُّنْيَا
“Tidaklah ada orang yang berhutang, dan Allah mengetahui bahwa ia
berniat melunasi hutangnya, melainkan Allah akan melunasinya di dunia.”
Ibadallah,
Kelima: Bersyukur kepada Allah
Jalla wa ‘Ala.
Bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah kepada kita termasuk sebab
bertambahnya rezeki, melanggengkan kenikmatan yang sudah ada, dan
mendatangkan kenikmatan yang belum diraih. Sebagaimana firman Allah
Jalla wa ‘Ala,
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
(QS. Ibrahim: 7).
Keenam: Memperbanyak taubat dan istighfar.
Taubat kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun akan
mendatangkan rezeki dan berbagai kebaikan serta keberkahan. Allah
Ta’ala berfirman,
وَأَنِ اسْتَغْفِرُواْ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُواْ إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُم مَّتَاعاً حَسَناً
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat
kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan
memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu.” (QS. Hud: 3).
Firman-Nya juga,
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (10) يُرْسِلِ
السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (11) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ
وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارً
“Maka aku katakan kepada mereka: ´Mohonlah ampun kepada Tuhanmu,
-sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan
hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan
mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya)
untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh: 10-12).
Ibadallah,
Ketujuh: Menjaga silaturahim.
Silaturahmi atau silaturahim juga termasuk di antara sebab diluaskannya rezeki seseorang. Dalam
Shahihain, Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barangsiapa yang suka untuk dilapangkan rezekinya dan diakhirkan
usianya (dipanjangkan umurnya), hendaklah ia menyambung silaturrahim.”
Ibadallah,
Kedelapan: Berinfak, sedekah, dan mendermakan harta di jalan Allah.
Yang kedelapan adalah hendaknya seseorang mendermakan hartanya di jalan kebaikan. Allah
Ta’ala berfirman,
وَمَا أَنفَقْتُم مِّن شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan
menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’:
39).
Dalam hadits, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
“Tidaklah berkurang harta karena disedekahkan.”
Ibadallah,
Kesembilan: Berikutnya adalah haji dan umrah akan mendatangkan rezeki.
Haji dan umrah dapat menghilangkan kefakiran. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi dan selainnya, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِى الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ
“Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan
kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada
besi…”
Kesepuluh: Menikah dan mempunyai anak.
Menikah dan mempunyai anak dapat menambah dan mendatangkan rezeki. Allah
Ta’ala berfirman,
وَأَنكِحُوا الْأَيَامَى مِنكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ
وَإِمَائِكُمْ إِن يَكُونُوا فُقَرَاء يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan
orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki
dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan
memampukan mereka dengan kurnia-Nya.” (QS. An-Nur: 32).
Allah
Ta’ala juga berfirman,
وَلاَ تَقْتُلُواْ أَوْلادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلاقٍ نَّحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُم
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan.
Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu.” (QS.
Al-Isra: 31).
Ibadallah,
Kesebelas: Hijrah di jalan Allah.
Hijrah juga merupakan sebab yang dapat mendatangkan rezeki. Allah
Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ قُتِلُوا أَوْ مَاتُوا
لَيَرْزُقَنَّهُمُ اللَّهُ رِزْقاً حَسَناً وَإِنَّ اللَّهَ لَهُوَ خَيْرُ
الرَّازِقِينَ
“Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian mereka di
bunuh atau mati, benar-benar Allah akan memberikan kepada mereka rezeki
yang baik (surga). Dan sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pemberi
rezeki.” (QS. Al-Hajj: 58).
Dalam permasalahan rezeki, ada juga hal yang sangat perlu
diperhatikan seseorang. Yaitu agar seseorang tidak menjadikan dunia
sebagai ambisi utamanya. Nabi kita Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَانَتْ الدُّنْيَا هَمَّهُ فَرَّقَ اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ
وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنْ الدُّنْيَا
إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ
“Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya, maka Allah akan
mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah
merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan
mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan
baginya.”
Ibadallah,
Kedua belas: Memulai aktivitas di waktu pagi.
Berusaha dan bekerja di waktu pagi adalah berkah. Terdapat sebuah
hadits yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi, Abu Dawud, dll. dari
Shakhr bin Wada’ah al-Ghamidi
radhiallahu ‘anhu,
أنّ رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا
“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.”
Dan Nabi biasa mengutus pasukannya di awal hari. Shakhr
radhiallahu ‘anhu adalah seorang pedagang. Ia memulai perdagangannya di awal hari, maka ia pun mendapatkan keuntungan dan harta yang banyak.
Abdullah bin Abbas suatu hari melihat anaknya tidur di waktu pagi, ia
pun berkata, “Bangunlah! Apakah engkau tidur pada waktu rezeki sedang
dibagi-bagikan?!”
Ibadallah,
Ketiga belas: Membantu orang lain yang sedang kesulitan.
Memenuhi kebutuhan orang lain dan berusaha mencari solusi atas
masalah dan musibah yang mereka hadapi, termasuk di antara hal yang
menyebabkan dilapangkannya rezeki. Sungguh Allah akan menolong seorang
hamba selama hamba tersebut suka menolong saudaranya.
Dalam permasalahan ini, kita harus meninggalkan sifat ingin dianggap sebagai pahlamwan. Allah
Ta’ala berfirman,
فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِن رِّزْقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
“Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari
rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah)
dibangkitkan.” (QS. Al-Mulk: 15).
Dalam sebuah hadits, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ
“Bersungguh-sungguhlah terhadap apa yang bermanfaat untukmu dan mohonlah pertolongan kepada Allah.”
Keempat belas: Memperbanyak shalawat dan salam kepada Rasulullah.
Termasuk salah satu yang mendatangkan rezeki adalah memperbanyak shalawat dan salam kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam hadits yang diriwayatkan Imam at-Tirmidzi dari sahabat Ubay bin Ka’ab
radhiallahu ‘anhu. Ubay bertanya,
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّى أُكْثِرُ الصَّلاَةَ عَلَيْكَ فَكَمْ أَجْعَلُ
لَكَ مِنْ صَلاَتِى ؟ فَقَالَ: ((مَا شِئْتَ )) قُلْتُ الرُّبُعَ ؟ قَال:
((مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ)) قُلْتُ النِّصْفَ؟ قَالَ:
((مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ)) . قَالَ قُلْتُ
فَالثُّلُثَيْنِ ؟ قَالَ: ((مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ
لَكَ)). قُلْتُ أَجْعَلُ لَكَ صَلاَتِي كُلَّهَا – أي دعائي – قَالَ:
((إِذًا تُكْفَى هَمَّكَ وَيُغْفَرُ لَكَ ذَنْبُكَ
“Wahai Rasulullah, aku hendak memperbanyak shalawat kepadamu, berapa banyakkah aku harus bershalawat kepadamu?” Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Berapa saja sekehendakmu.” Aku katakan, “Seperempat?” Maka Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab, “Terserah engkau, dan jika engkau menambahnya, maka itu
adalah suatu kebaikan bagimu.” Aku katakan, “Setengah?” Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab, “Terserah engkau, dan jika engkau menambahnya, maka itu
adalah sebuah kebaikan bagimu.” Aku katakan, “Dua per tiga?” Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab, “Terserah engkau, dan jika engkau menambahnya, maka itu
adalah sebuah kebaikan bagimu.” Aku katakan, “Aku akan menjadikan
shalawat kepadamu seluruhnya.” Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika demikian, maka semua keinginanmu terpenuhi, dan dosamu akan diampuni.”
نَسْأَلُ اللهَ الْكَرِيْمَ رَبَّ الْعَرْشِ العَظِيْمِ أَنْ يَرْزُقَنَا
أَجْمَعِيْنَ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ، وَأَنْ يَنْفَعَنَا بِهَدْيِ
كِتَابِهِ وَأَنْ يُوَفِقَنَا لِاتِّبَاعِ سُنَّةِ نَبِيِّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
أَقُوْلُ هَذَا الْقَوْلَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ
المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ
الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَظِيْمِ الإِحْسَانِ وَاسِعِ الْفَضْلِ وَالْجُوْدِ
وَالْاِمْتِنَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا
شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى
اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ .
أَمَّا بَعْدُ عِبَادَ اللهِ:
اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى فَإِنَّ مَنِ اتَّقَى اللهَ وَقَاهُ وَأَرْشَدَهُ إِلَى خَيْرٍ أُمُوْرٍ دِيْنُهُ وَدُنْيَاهُ.
وَاعْلَمُوْا – رَعَاكُمُ اللهَ- أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كَلَامُ اللهِ،
وَخَيْرَ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ
بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَعَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّ يَدَ اللهِ عَلَى
الْجَمَاعَةِ.
وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا – رَعَاكُمُ اللهُ – عَلَى مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ
اللهِ كَمَا أَمَرَكُمُ اللهُ بِذَلِكَ فِي كِتَابِهِ فَقَالَ: ﴿ إِنَّ
اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً ﴾ [الأحزاب:٥٦]
، وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (( مَنْ صَلَّى عَلَيَّ
صَلاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا)) .
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ،
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَلْأَئِمَّةَ
المَهْدِيِيْنَ أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيْ، وَارْضَ
اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ .
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ
وَالمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ، اَللَّهُمَّ انْصُرْ
مَنْ نَصَرَ دِيْنَكَ وَكِتَابَكَ وَسُنَّةَ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا
المُسْلِمِيْنَ المُسْتَضْعَفِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ، اَللَّهُمَّ كُنْ
لَهُمْ نَاصِراً وَمُعِيْناً وَحَافِظاً وَمُؤَيِّداً، اَللَّهُمَّ
وَعَلَيْكَ بِأَعْدَاءِ الدِّيْنَ فَإِنَّهُمْ لَا يُعْجِزُوْنَكَ،
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَجْعَلُكَ فِي نُحُوْرِهِمْ وَنَعُوْذُ بِكَ
اللَّهُمَّ مِنْ شُرُوْرِهِمْ، اَللَّهُمَّ آمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا
وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْ وِلَايَتَنَا
فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا لِهُدَاكَ، وَاجْعَلْ عَمَلَهُ فِي
رِضَاكَ، وَأَعِنْهُ عَلَى طَاعَتِكَ، وَارْزُقْهُ البِطَانَةَ
الصَّالِحَةَ النَّاصِحَةَ، اَللَّهُمَّ وَفّقْ جَمِيْعَ وُلَاةَ أَمْرِ
المُسْلِمِيْنَ لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ.
اَللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا، زَكِّهَا أَنْتَ خَيْرَ مَنْ
زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا، اَللَّهُمَّ أَعِنَّا وَلَا
تُعِنْ عَلَيْنَا، وَانْصُرْنَا وَلَا تَنْصُرْ عَلَيْنَا، وَامْكِرْ لَنَا
وَلَا تُمْكِرْ عَلَيْنَا، وَاهْدِنَا وَيَسِّرْ الهُدَى لَنَا،
وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ بَغَى عَلَيْنَا. اَللَّهُمَّ وَارْزُقْنَا
وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ، اَللَّهُمَّ وَارْزُقْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ
الرَّازِقِيْنَ، اَللَّهُمَّ وَارْزُقْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ
الرَّازِقِيْنَ، اَللَّهُمَّ اكْفِنَا بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَ
أَغْنِنَا بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ، اَللَّهُمَّ أَنْتَ الأَوَّلُ
فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ،
وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ البَّاطِنُ
فَلَيْسَ دُوْنَكَ شَيْءٌ، اَللَّهُمَّ اقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ وَاغْنِنَا
مِنَ الفَقْرِ.
اَللَّهُمَّ لَا تَدَعْ لَنَا ذَنْباً إِلَّا غَفَرْتَهُ، وَلَا هَمّاً
إِلَّا فَرَجْتَهُ، وَلَا دَيْناً إِلَّا قَضَيْتَهُ، اَللَّهُمَّ وَلَا
تَجْعَلْ فِيْنَا ضَالاً إِلَّا هَدَيْتَهُ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا
ذُنُبَنَا كُلَّهُ دِقّهُ وَجِلَّهُ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ سِرَّهُ
وَعَلَنَهُ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا
وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ
اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ .
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ : اُذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ
مَا تَصْنَعُونَ .
Diterjemahkan dari khotbah Jumat Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Abbad