Nabi Muhammad dan Tanda-Tanda Kerasulannya
Khutbah Pertama:
الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْحَقِّ اْلمُبِيْنِ
وَأَيَّدَهُ بِاْلآيَاتِ اْلبَيِّنَاتِ لِتَقُوْمَ الْحُجَّةُ عَلَى
الْمُعَانِدِيْنَ: {لِيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْ بَيِّنَةٍ وَيَحْيَا مَنْ
حَيَّ عَنْ بَيِّنَةٍ وَإِنَّ اللهَ لَسَمِيعٌ عَلِيمٌ }وَأَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَه إِلَهُ اْلأَوَّلِيْنَ
وَاْلآخِرِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
سَيِّدُ اْلأَنْبِيَاءِ وَاْلمُرْسَلِيْنَ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلى
آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدِّيْنِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ:
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah
mengutus utusan-Nya dengan membawa kebenaran serta bukti yang sangat
nyata. Saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi
dengan benar selain Allah Subhanahu wa Ta’ala semata, tidak ada
tandingan bagi-Nya dan tidak ada yang serupa dengan-Nya. Saya juga
bersaksi bahwa Nabi Muhammad n adalah hamba dan utusan-Nya, penutup para
nabi yang tidak ada nabi setelahnya. Shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarganya, para
sahabatnya, dan kaum muslimin yang mengikuti petunjuknya.
Hadirin rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan membenarkan semua berita yang sahih yang datang dari Rasul-Nya. Marilah kita senantiasa mengingat bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala
telah mengutus para rasul-Nya sebagai pemberi kabar gembira sekaligus
pemberi peringatan bagi para hamba-Nya. Dengan demikian, tidak ada lagi
alasan bagi manusia untuk membela dirinya dari kesalahankesalahan yang
dilakukannya setelah diutusnya para rasul. Bahkan, Allah Subhanahu wa Ta’ala menguatkan para rasul-Nya dengan tanda-tanda kenabian yang membenarkan ajaran yang dibawanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami membawa
bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab
dan keadilan supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.” (QS. al-Hadid:
25)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنَ ا نْألَْبِيَاءِ مِنْ نَبِيٍّ إِلاَّ قَدْ أُعْطِيَ مِنَ ا يْآلَاتِ مَا مِثْلُهُ آمَنَ عَلَيْهِ الْبَشَرُ
“Tidak ada seorang nabi pun kecuali diberikan (kepadanya) tanda-tanda
(bukti kenabian) yang dengan semisal itu manusia beriman.” (HR. Muslim)
Dari ayat dan hadits tersebut, kita mengetahui bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala
menguatkan kebenaran para rasul-Nya dengan tanda-tanda kenabian atau
mukjizat sehingga tegaklah hujah bagi orangorang yang menentang ajaran
mereka. Di sisi lain, akan membuat orang yang beriman semakin yakin dan
menerima kebenaran yang dibawa oleh para rasul.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Di antara bukti nyata yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan
kepada para rasul-Nya, bahkan termasuk tanda-tanda kenabian yang paling
besar, adalah mukjizat yang diberikan kepada pemimpin sekaligus penutup
para nabi, yaitu nabi kita Muhammad n. Tanda-tanda kenabian atau yang
disebut dengan mukjizat tersebut ada yang sifatnya kauniyah dan ada pula
yang sifatnya syar’iyah. Di antara tanda kenabian yang sifatnya
syar’iyah adalah mukjizat yang berupa Alquran. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyatakan kepada orang-orang yang meminta bukti nyata tentang kebenaran Rasul yang paling mulia ini di dalam firman-Nya,
أَوَلَمْ يَكْفِهِمْ أَنَّا أَنزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ يُتْلَىٰ
عَلَيْهِمْ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَرَحْمَةً وَذِكْرَىٰ لِقَوْمٍ
يُؤْمِنُونَ
“Apakah tidak cukup bagi mereka bahwa Kami telah menurunkan kepadamu
al-Kitab (Alquran) yang dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam
(Alquran) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang
yang beriman.” (QS. al-‘Ankabut: 51)
Hadirin rahimakumullah,
Memang benar bahwa Alquran adalah mukjizat terbesar. Sebab, ia
diturunkan sebagai pembenar bagi kitabkitab yang sebelumnya dan menjadi
hakim yang memutuskan ketetapan hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala serta menghapus berlakunya kitab-kitab sebelumnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَأَنزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ
يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ فَاحْكُم بَيْنَهُم
بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ
مِنَ الْحَقِّ
“Kami telah turunkan kepadamu Alquran dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan sebagai hakim terhadap kitab-kitab yang lain itu, maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang
telah datang kepadamu.” (QS. al-Maidah: 48)
Hadirin rahimakumullah,
Demikianlah, Alquran adalah kitab suci yang kandungan ajarannya
menyeluruh untuk seluruh manusia hingga akhir zaman serta akan
senantiasa tepat dan sesuai, kapan dan di mana pun. Kandungannya berisi
berita dan kisah yang penuh dengan hikmah, berisi hukum-hukum yang
sempurna dan penuh keadilan, yang sangat dibutuhkan untuk kebaikan
individu dan masyarakat. Begitu pula saat dibaca, Alquran memiliki
keindahan yang luar biasa dari sisi kalimat atau lafadznya sehingga
tidak membosankan pembacanya dan mampu memberikan pengaruh yang besar
bagi orang-orang yang bertadabur saat membacanya.
Hadirin rahimakumullah,
Oleh karena itu, kita harus benarbenar memahami bahwa di hadapan kita
ada Alquran yang merupakan kitab suci yang sangat agung. Kitab yang
berisi petunjuk kepada jalan yang lurus. Kitab yang merupakan kalam
Allah yang tidak ada sedikit pun kesalahan di dalamnya. Sudah semestinya
kita mempelajari dan mengamalkan kitab yang mulia ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ
وَأَنفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ
تِجَارَةً لَّن تَبُورَ () لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُم مِّن
فَضْلِهِ ۚ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan
mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami karuniakan
kepada mereka (baik) secara diam-diam maupun terangterangan. Mereka itu
mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. Agar Allah
menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka
dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Mensyukuri.” (QS. Fathir: 29-30)
Demikian keutamaan seseorang yang memiliki sifat sebagaimana tersebut
dalam ayat di atas, di antaranya adalah msenantiasa membaca Alquran.
Diantelah melakukan perniagaan dengan nkeuntungan yang dijamin oleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan mengalami kerugian.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Termasuk mukjizat yang menunjukkan kebenaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
adalah syariat Islam yang dibawanya. Sebab, syariat tersebut mencakup
seluruh aspek kehidupan, baik yang berkaitan dengan hubungan terhadap
Allah Subhanahu wa Ta’ala maupun yang mengatur hubungan sesama
manusia. Jadi, semua yang dibutuhkan untuk kebaikan manusia, baik yang
berkaitan dengan akidah, ibadah, maupun akhlak serta adab, ada dalam
syariat yang mulia ini. Oleh karena itu, seandainya seluruh manusia
berkumpul untuk membuat syariat yang serupa dengan syariat yang dibawa
oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maka mereka tidak akan mampu untuk mewujudkannya. Hal ini tentu menunjukkan bukti nyata bahwa apa yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah syariat yang benar-benar datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Saudara-saudaraku rahimakumullah,
Dengan demikian, di hadapan kita ada syariat yang sempurna dan penuh
dengan keadilan. Syariat yang merupakan tanda kenabian dan menunjukkan
kebenaran Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ
“Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah
yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?”
(QS. al-Maidah: 50).
Maka dari itu, sudah semestinya kaum muslimin mengikuti syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala
dan meninggalkan aturan yang bertentangan dengan syariat-Nya. Kaum
muslimin wajib meyakini bahwa kebenaran dan keadilan hanya ada pada
syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Adapun aturan yang bertentangan dengannya adalah aturan yang batil dan zalim. Akhirnya, mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa memberikan taufik-Nya kepada kita untuk istiqamah di atas ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga ajal mendatangi kita.
أَقُوْلُ هَذَا القَوْلِ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ
المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ
إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.
Khutbah Kedua:
الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، أشْهَدُ أَنْ إِلَهَ إلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّداً خَاتَمُ النَّبِيِّيْنَ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِه
وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كثيراً،
أَمَّا بَعْدُ:
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Adapun tanda-tanda kenabian yang sifatnya kauniyah, jumlahnya amat
banyak. Di antaranya adalah akhlak yang ada pada diri Rasulullah n dan
amal ibadah beliau yang luar biasa. Sungguh, kebenaran beliau n sebagai
utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala terlihat pada keluhuran akhlak
beliau yang dikenal kejujuran, kebaikan, keadilan, dan kesabarannya.
Seseorang yang mempelajari sirah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
akan menjumpai bahwa beliau adalah sosok yang senantiasa menepati
janji, tidak pernah sekali pun berdusta, berbuat zalim, atau berkata
kotor dan berbuat nista. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga diketahui sebagai sosok yang tidak memerintahkan satu kebaikan pun kecuali menjadi orang yang pertama kali menjalankannya.
Beliau tidaklah melarang satu kejelekan pun kecuali menjadi orang yang pertama kali meninggalkannya. Begitu pula, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah pribadi yang diberi kemenangan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala
untuk mengalahkan musuh-musuh yang menentang ajaran yang dibawanya,
namun tidak ada keangkuhan pada diri beliau. Ketinggian akhlak dan
ibadah beliau menjadi tanda kenabian yang dengan jelas menunjukkan bahwa
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Masih banyak lagi tanda-tanda kenabian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di antaranya apa yang disaksikan oleh orang-orang Quraisy setelah mereka meminta kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
tanda-tanda yang menunjukkan kebenarannya, yaitu terbelahnya bulan
menjadi dua hingga mereka melihat Gua Hira ada di antara keduanya.
Begitu pula, termasuk tanda-tanda kenabian adalah peristiwa Isra’ dan
Mi’raj. Isra’ adalah perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa,
dan berkumpulnya para nabi di tempat tersebut lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat mengimami mereka.
Mi’raj adalah naiknya beliau ke langit dan bertemu serta saling
mengucapkan dan menjawab salam dengan beberapa nabi pada setiap langit,
hingga mencapai tempat yang bernama Sidratil Muntaha. Di sanalah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam diajak bicara oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala
meskipun tanpa melihat- Nya, untuk mendapatkan kewajiban shalat lima
waktu. Sebelumnya, diwajibkan lima puluh kali dan kemudian mendapatkan
keringanan setelah beliau berbolak-balik dari Nabi Musa menuju Allah Subhanahu wa Ta’ala
untuk mendapatkan keringanan tersebut. Bahkan, pada peristiwa yang
terjadi dalam satu atau sebagian malam tersebut juga diperlihatkan surga
dan neraka kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semua ini adalah tanda-tanda kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menunjukkan kebenaran Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
لَقَدْ رَأَىٰ مِنْ آيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَىٰ
“Sesungguhnya dia (Muhammad) telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Rabbnya yang paling besar.” (QS. an-Najm: 18).
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Oleh karena itu, marilah kita terima dengan penuh lapang dada agama Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah disampaikan melalui utusan-Nya yang paling mulia, yaitu Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Marilah kita kedepankan wahyu yang turun kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam daripada akal kita. Marilah kita tundukkan hawa nafsu kita untuk mengikuti ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan taufik-Nya kepada kita semua.
وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا رَعَاكُمُ اللهُ عَلَى مُحَمَّدِ ابْنِ عَبْدِ
اللهِ كَمَا أَمَرَكُمُ اللهُ بِذَلِكَ فِي كِتَابِهِ فَقَالَ: إِنَّ
اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً [الأحزاب:56]
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ ،
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
.وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الأَئِمَّةِ
المَهْدِيِيْنَ أَبِيْ بَكْرِ الصِّدِّيْقِ ، وَعُمَرَ الفَارُوْقِ ،
وَعُثْمَانَ ذِيْ النُوْرَيْنِ، وَأَبِي الحَسَنَيْنِ عَلِي، وَارْضَ
اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَابِعِيْنَ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ
بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ .
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ
وَالمُشْرِكِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ وَاجْعَلْ هَذَا البَلَدَ
آمِنًا مُطْمَئِنَّ وَسَائِرَ بِلَادِ المُسْلِمِيْنَ اَللَّهُمَّ آمِنَّا
فِي دَوْرِنَا وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْ
وِلَايَتَنَا فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَارَبَّ
العَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ مَنْ أَرَادَ أَهْلَ الإِسْلَامِ بِسُوْءٍ
فَجْعَلْ كَيْدَهُ فِي نَحْرِهِ وَاجْعَلْ تَدْبِيْرَهُ تَدْمِيْرُهُ
يَاسَمِيْعُ الدُّعَاءِ اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ صَلَاتَنَا وَصِيَامَنَا
وَدُعَائَنَا اَللَّهُمَّ لَا تَرُدْنَا خَائِبِيْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ
لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ الْحِسَابِ
رَبَّنَا اغْفِرْ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ
أَمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ
اَللَّهُمَّ صَلِّى وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
Oleh Al-Ustadz Saifudin Zuhri, Lc.