Menjaga Shalat Subuh
Khutbah Pertama:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلَاهَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا
شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ {يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا
تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ}{يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا
رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا
زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا
اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ
عَلَيْكُمْ رَقِيبًا}{ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا (70) يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ
فَوْزًا عَظِيمًا }
أَمَّا بَعْدُ : فإنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرَ
الْهُدَى هُدَىُ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم وَشَرَّ الْأُمُورِ
مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي
النَّارِ..
Ibadallah,
Banyak nash-nash syariat dari Allah
‘Azza wa Jalla dan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menekankan untuk memperhatikan shalat subuh atau shalat fajar dan melarang dari bermalas-malasan dan meremehkannya. Allah
Ta’ala berfirman,
أَقِمِ الصَّلاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap
malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu
disaksikan (oleh malaikat).” (QS. Al-Baqarah: 78).
Dalam hadits dijelaskan,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلَائِكَةٌ بِاللَّيْلِ
وَمَلَائِكَةٌ بِالنَّهَارِ وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ
وَصَلَاةِ الْعَصْرِ ثُمَّ يَعْرُجُ الَّذِينَ بَاتُوا فِيكُمْ
فَيَسْأَلُهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِي
فَيَقُولُونَ تَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ وَأَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ
يُصَلُّونَ
“Para malaikat malam dan malaikat siang silih berganti mendatangi
kalian. Dan mereka berkumpul saat shalat subuh dan ashar. Kemudian
malaikat yang menjaga kalian naik ke atas hingga Allah
Ta’ala
bertanya kepada mereka -dan Allah lebih mengetahui keadaan mereka (para
hamba-Nya)-, “Dalam keadaan bagaimana kalian tinggalkan hamba-hambaKu?”
Para malaikat menjawab, “Kami tinggalkan mereka dalam keadaan sedang
mendirikan shalat. Begitu juga saat kami mendatangi mereka, mereka
sedang mendirikan shalat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Dalam hadits lainnya,
وعن أبي هُرَيْرَةَ قَالَ:سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ تَفْضُلُ صَلَاةُ الْجَمِيعِ صَلَاةَ
أَحَدِكُمْ وَحْدَهُ بِخَمْسٍ وَعِشْرِينَ جُزْءًا وَتَجْتَمِعُ
مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ وَمَلَائِكَةُ النَّهَارِ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ
ثُمَّ يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ فَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ{ إِنَّ قُرْآنَ
الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا
“Shalat berjama’ah lebih utama dibanding shalatnya salah seorang dari
kalian dengan sendirian dengan dua puluh lima bagian. Dan para malaikat
malam dan malaikat siang berkumpul pada shalat fajar (subuh).” Abu
Hurairah kemudian berkata, “Jika mau silakan baca, “Sesungguhnya bacaan
(shalat) fajar disaksikan (oleh para malaikat).” (QS. Al Israa: 78).
(HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Alangkah rugi dan rugi, orang-orang yang terhalang dari disebutkannya
perihal mereka di hadapan Allah, Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
Ayyuhal muslim,
Waspadalah! Jangan sampai kita disifati dengan sifatnya orang-orang
munafik yaitu mereka merasa berat untuk mengerjakan shalat subuh.
فعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ:قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ لَيْسَ صَلَاةٌ أَثْقَلَ عَلَى الْمُنَافِقِينَ مِنْ الْفَجْرِ
وَالْعِشَاءِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ
حَبْوًا
“Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain dari
shalat subuh dan shalat isya. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada
pada kedua shalat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walau sambil
merangkak.” (HR. Bukhari).
Hadits ini menunjukkan bahwa orang-orang munafik itu mengerjakan
shalat, akan tetapi mereka berat dalam mengerjakannya. Lalu bagaimana
keadaan orang-orang yang tidak mengerjakannya?! Wal’iyadzubillah.
Bagaimana pula orang-orang yang mengerjakan shalat subuh, namun keluar
dari waktunya. Barangsiapa yang dengan sengaja mengerjakan shalat di
luar waktunya, maka shalatnya tertolak berdasarkan hadits,
مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ اَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa yang mengerjakan suatu amalan yang bukan dari urusan kami, maka ia tertolak.”
Mengerjakan shalat di luar waktu bukan termasuk dari perkara yang dicontohkan Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Wahai orang-orang yang bangun pagi hanya karena untuk datang ke
tempat kerja atau pergi ke sekolah, namun ia meninggalkan shalat subuh,
tidakkah Anda takut termasuk dalam sabda Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam,
العَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ الصَّلاَةُ ، فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ
“Sesungguhnya perjanjian antara kami dan mereka adalah shalat. Barangsiapa yang meninggalkannya, maka dia telah kafir.”
Waspadalah wahai hamba Allah dan bersegeralah untuk bertaubat karena
permasalahan ini adalah permasalahan yang serius, permasalahan yang
besar bukan permasalahan remeh.
Yang aneh adalah seseorang terkadang memarahi anaknya kalau terlambat
pergi ke sekolah atau tidak hadir di sekolah, namun ia tidak memarahi
anaknya tatkala sang anak tidak melaksanakan shalat subuh berjamaah di
masjid atau bahkan tidak shalat kecuali ketika matahari telah terbit.
Wahai para bapak, Anda khawatir dan takut kalau anak Anda tidak hadir
di sekolah namun Anda tidak takut dari adzab Allah. Sungguh Allah
‘Azza wa Jalla akan meminta pertanggung-jawaban keapdamu tentang shalat anakmu.
فعَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّهُ سَمِعَ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ كُلُّكُمْ
رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْإِمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ
عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ فِي أَهْلِهِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ
رَعِيَّتِهِ
Dari Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma bahwa ia mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, ““Kalian semua adalah pemimpin dan seluruh kalian akan
dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpin. Penguasa adalah
pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpin.
Seorang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya, akan dimintai
pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya.” (Muttafaqun ‘alaihi).
Demikian juga pembantu-pembantu yang Anda pimpin di dalam rumah.
Karena itu bertakwalah kepada Allah dan laksanakanlah kewajiban yang
dibebankan pada Anda.
Wahai orang-orang yang menjaga shalat subuh dengan berjamaah di
masjid. Berbahagialah dengan kebaikan yang sangat banyak dan
berbahagialah dengan terbebas dari neraka.
فعن عُمَارَةَ بْنِ رُؤَيْبَةَ قَالَ:سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَنْ يَلِجَ النَّارَ أَحَدٌ صَلَّى
قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا يَعْنِي الْفَجْرَ
وَالْعَصْرَ فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْبَصْرَةِ آنْتَ سَمِعْتَ
هَذَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
نَعَمْ قَالَ الرَّجُلُ وَأَنَا أَشْهَدُ أَنِّي سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَمِعَتْهُ أُذُنَايَ وَوَعَاهُ
قَلْبِي
Dari Umarah bin Ruwaibah, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, ‘Tidaklah akan masuk neraka orang yang melaksanakan shalat
sebelum terbitnya matahari dan shalat sebelum tenggelamnya matahari’.
Yaitu shalat subuh dan shalat ashar”. Lalu ada seorang laki-laki dari
penduduk Bashrah bertanya, “Apakah engkau mendengar hadits ini dari
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam?” Umarah menjawab,
“Iya”. Laki-laki itu berkata, “(Jika demikian) Aku bersaksi bahwa kedua
telingaku mendengarnya dari Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam dan hatiku memahaminya”. (Riwayat Muslim).
Wahai orang-orang yang mengerjakan shalat subuh dengan berjamaah di
masjid, bergembiralah! Karena amalan yang Anda lakukan adalah di antara
sebab terbesar yang menyebabkan Anda memperoleh kenikmatan yang paling
utama yaitu melihat Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Memandang Allah
Ta’ala
adalah sebaik-baik kenikmatan yang akan didapatkan oleh penduduk surga.
Tidak ada kenikmatan yang sebanding dengan kenikmatan memandang wajah
Allah
Ta’ala.
فعن جرير بن عبدالله قال كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ نَظَرَ إِلَى الْقَمَرِ لَيْلَةَ
الْبَدْرِ فَقَالَ أَمَا إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ
هَذَا الْقَمَرَ لَا تُضَامُّونَ فِي رُؤْيَتِهِ فَإِنْ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ
لَا تُغْلَبُوا عَلَى صَلَاةٍ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ
غُرُوبِهَا يَعْنِي الْعَصْرَ وَالْفَجْرَ ثُمَّ قَرَأَ جَرِيرٌ{ وَسَبِّحْ
بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا
Dari Jarir bin Abdullah, ia berkata, “Kami dulu duduk disamping Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam
ketika beliau memandang bulan purnama. Lalu beliau berkata : “Adapun
kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan itu,
kalian tidak saling berdesakan saat melihatnya. Jika kalian mampu untuk
tidak dikalahkan dari melaksanakan shalat sebelum terbitnya matahari dan
sebelum tenggelamnya maka lakukan.” Yaitu shalat ashar dan subuh, lalu
Jarir membaca : “Dan bertasbihlah dengan memuji Rabb-mu sebelum
terbitnya matahari dan sebelum tenggelamnya.” (Muttafaqun ‘alaihi).
Syaikh Ibnu Utsaimin berkata, “Hadits ini adalah dalil bahwa menjaga
shalat subuh dan shalat ashar adalah di antara sebab terbesar meraih
kenikmatan memandang wajah Allah
‘Azza wa Jalla. Alangkah agung
dan mulianya kenikmatan yang diperoleh orang yang menjaga shalat subuh
dan shalat ashar ini. Bertemu dan memandang wajah Allah pada hari kiamat
di dalam surganya yang penuh kenikmatan”.
Wahai orang-orang yang shalat subuh dengan berjamaah di masjid, berbahagialah dengan penjagaan Allah atas diri Anda.
فعن جُنْدَبَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ قال(قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فَهُوَ فِي ذِمَّةِ
اللَّهِ فَلَا يَطْلُبَنَّكُمْ اللَّهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ
فَيُدْرِكَهُ فَيَكُبَّهُ فِي نَارِ جَهَنَّمَ
Dari Jundub bin Abdullah, ia berkata, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Barangsiapa yang shalat subuh, maka ia berada dalam jaminan
Allah. Oleh karena itu, janganlah menyakiti orang yang shalat Shubuh
tanpa jalan yang benar. Jika tidak, Allah akan menyiksanya dengan
menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim).
Sabda beliau “jaminan Allah” maksudnya adalah berada dalam janji
Allah berupa keamanan dan perlindungan dari-Nya. Apakah seorang muslim
tidak ingin berada dalam perjanjian dengan Allah dan perlindungan
dari-Nya?
Wahai orang-orang yang mengerjakan shalat subuh secara berjamaah di
masjid, berbahagialah dengan kebaikan dan semangatnya jiwa raga di hari
tersebut.
فعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى
قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلَاثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ
كُلَّ عُقْدَةٍ مَكَانَهَا عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ فَإِنْ
اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ تَوَضَّأَ
انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقَدُهُ كُلُّهَا
فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ
النَّفْسِ كَسْلَانَ
“Setan membuat tiga simpul ikatan di tengkuk salah seorang dari
kalian jika dia tidur. Setan menstempel atas setiap simpul ikatan pada
tempatnya dengan ucapan, ‘Malammu masih panjang, tidurlah’. Jika dia
bangun dan berdzikir kepada Allah c maka satu simpul ikatan tersebut
terbuka. Jika dia berwudhu maka satu simpul ikatan tersebut terbuka.
Jika dia shalat maka seluruh simpul ikatan tersebut terbuka, sehingga
dia di pagi hari menjadi orang yang bersemangat, berjiwa baik. Jika
tidak maka dia (di pagi hari) menjadi orang yang memiliki hati buruk dan
malas.” (Muttafaqun ‘alaihi).
Ayyuhal muslimun,
Sesungguhnya dua rakaat shalat sunnah fajar (shalat qabliyah subuh)
itu lebih baik dari dunia dan seisinya. Bagaimana pendapat Anda dengan
shalat subuhnya yang dikerjakan secara berjamaah?
عَنْ عَائِشَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
Dari Aisyah, dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Dua rakaat (shalat sunnah) fajar, lebih baik dari dunia dan seisinya.” (HR. Muslim).
Dalam riwayat lain, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فِي شَأْنِ الرَّكْعَتَيْنِ عِنْدَ طُلُوعِ الْفَجْرِ لَهُمَا أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ الدُّنْيَا جَمِيعًا
“Untuk shalat dua rakaat ketika terbit fajar itu, lebih aku sukai daripada dunia seluruhnya.”
اللَّهُمَّ أعِنِّا عَلَى ذِكْرِكَ ، وَشُكْرِكَ ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ بِالقُرْآنِ وَالسُنَّةِ وَنَفَعْنَا بِمَا
فِيْهُمَا مِنَ الذِّكْرِ وَالْحِكْمَةِ وَاَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ
مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ إِنَّ رَبِّي غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ.
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الغَنِيُ الْحَمِيْدُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ
إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ؛ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ:
Ibadallah,
Barangsiapa yang menaruh perhatian dan suka terhadap suatu perkara,
maka ia akan melakukan sebab-sebab agar apa yang ia inginkan tercapai.
Barangsiapa yang memilki perhatian dan keinginan meraih keutamaan
shalat subuh, maka ia harus melakukan sebab-sebab yang membantunya untuk
mendapatkan apa yang ia cita-citakan itu. Seperti tidur di awal waktu.
Terlebih khusus lagi karena malam itu singkat. Ia juga berupaya dengan
memasang alaram atau meminta tolong orang lain untuk membangunkannya.
Yang terpenting adalah seseorang berupaya dan melakukan usaha yang
membantunya untuk bisa menunaikan shalat subuh secara berjamaah. Dan
tidak ada penolong kecuali Allah. Meminta tolonglah kepada Allah,
bersabar, dan bersungguh-sungguhlah.
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami,
benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan
sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”
(QS. Al-Ankabut: 69).
عباد الله{إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً}
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، وَارْضَ
اللَّهُمَّ عَنِ الْأَرْبَعَةِ الْخُلَفَاءِ الْأَئِمَّةِ الْحُنَفَاءِ
أَبِيْ بَكْرِ الصِّدِّيْقِ ، وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِي ، وَارْضَ
اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَابِعِيْنَ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ
بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ .
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ ، وَأَذِلَّ الشِرْكَ
وَالمُشْرِكِيْنَ ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ. اَللَّهُمَّ آمِنَّا
فِي أَوْطَانِنَا وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْ
وِلَايَتَنَا فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ
العَالَمِيْنَ . اَللَّهُمَّ مَنْ أَرَادَنَا بِشَرٍّ وَسُوْءٍ وَفِتْنَةٍ
فَأَشْغِلْهُ فِي نَفْسِهِ وَاجْعَلْ تَدْبِيْرَهُ تَدْمِيْرَهُ وَسَلَّطَ
عَلَيْهِ يَا قَوِيُّ يَا عَزِيْزُ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا، وَلِآبَائِنَا وَأُمَّهَاتِناَ، وَأَوْلَادِنَا
وَأَزْوَاجِنَا، وَلِجَمِيْعِ المُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ،
وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ
(سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ*وَسَلَامٌ عَلَى
الْمُرْسَلِينَ*وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ)
Diterjemahkan dari khotbah Jumat Syaikh Fayiz Harbi
Oleh tim KhotbahJumat.com