وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ مِنْ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ
وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا
عَنْهُ
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari
golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka
dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada
Allah…” (QS. At-Taubah: 100).
Wajib bagi kita menempuh jalan yang telah mereka tempuh dan
meneladani cara beragama mereka. Apabila terjadi kesalah-pahaman antara
person tertentu atau antara masyarakat dan para pemimpin, solusinya
adalah ishlah (perbaikan hubungan), bukan malah saling menjelekkan dan
membuka aib di tengah khalayak. Allah Ta’ala berfirman,
وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا
بَيْنَهُمَا فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الأُخْرَى فَقَاتِلُوا
الَّتِي تَبْغِي حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ فَإِنْ فَاءَتْ
فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ
الْمُقْسِطِينَ* إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ
أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berselisih
hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar
perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu
kamu perangi sampai ia tunduk kembali pada perintah Allah. Kalau dia
telah tunduk, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan
hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang
yang berlaku adil. Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara.
Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu
dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS.
Al-Hujurat: 9-10).
Seandainya ada sekelompok orang yang memberontak kepada pemimpin atau
antara suku tertentu, maka hendaknya segera dilakukan ishlah, perbaikan
hubungan. Apabila mereka kembali berselisih bahkan berperang, maka bagi
mereka firman Allah “Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap
yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi” karena
kelompok yang melanggar ini menebar kerusakan dan permusuhan. Kalau
mereka diperangi, maka persatuan dapat kembali terwujud.
Ada sebagian orang yang sempit pemahamannya, mereka menggemakan apa
yang mereka sebut dengan revolusi. Mereka terus menyemangati dan
mengajak orang lain bersatu dengan mereka. Mereka adalah orang-orang
yang memecah belah barisan kaum muslimin dan melemahkan kekuatan kaum
muslimin. Orang-orang yang demikian adalah penyeru kesesatan, penebar
kegundahan, dan penghancur persatuan. Jangan dengarkan seruan mereka,
seruan yang membahayakan dan merugikan kaum muslimin. Allah Jalla wa ‘Ala berfirman,
فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَصْلِحُوا ذَاتَ بَيْنِكُمْ وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنْ كُنتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Oleh sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan
di antara sesamamu; dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu
adalah orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Anfal: 1).
Inilah peranan yang wajib kita jalankan. Wajib bagi kita untuk
mewaspadai tipu daya musuh umat Islam, musuh agama, musuh persatuan, dan
musuh rasa kasih sayang antara kaum muslimin.
Untuk menghadapi isu-isu demikian, Allah pun telah memerintahkan kita
untuk shalat berjamaah di masjid agar hati-hati kita saling bertaut,
saling mengenal sesama umat Islam, satu dan yang lain saling mengisi
kekurangan. Dengan demikian persatuan umat bisa diwujudkan. Demikian
juga Allah syariatkan perkumpulan yang lebih besar lagi pada saat shalat
Idul Fitri dan Idul Adha. Dan perkumpulan yang lebih besar lagi,
perkumpulan umat Islam sedunia saat menunaikan ibadah haji. Mereka
menggemakan satu suara di sekitar Ka’bah. Sebagai perwujudan persatuan
umat Islam dan saling mengenal antara sesama mereka.
Setiap orang yang menyerukan untuk memprovokasi umat Islam dan
menimbulkan perasaan benci sesama mereka, mereka adalah penyeru-penyeru
kesesatan. Wajib bagi setiap muslim menolak perkataannya, dan wajib bagi
orang-orang yang berilmu untuk membantahnya agar umat mewaspadai bahaya
mereka. Nabi kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk saling mencintai. Beliau bersabda,
لَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَنْ تُؤْمِنُوا حَتَّى
تَحَابُّوا، أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ
تَحَابَبْتُمْ؟ افْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
“Kalian tidak akan masuk surga hingga beriman dan tidak sempurna iman
kalian hingga saling mencintai. Maukah aku kabarkan satu amalan jika
kalian amalkan kalian akan saling mencintai? (Yakni) Sebarkan salam di
antara kalian.” (HR. Muslim no. 54).
Ucapan salam memiliki pengaruh yang luar biasa bagi hati. Karena
itulah kita dilarang untuk saling memboikot, tidak menegur sesama
muslim. nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثٍ ،
يَلْتَقِيَانِ فَيَصُدُّ هَذَا ، وَيَصُدُّ هَذَا ، وَخَيْرُهُمَا الَّذِى
يَبْدَأُ بِالسَّلاَمِ
“Tidak halal bagi seorang muslim memboikot saudaranya lebih dari tiga
hari. Jika bertemu, keduanya saling cuek. Yang terbaik di antara
keduanya adalah yang memulai mengucapkan salam.” (HR. Bukhari no. 6237).
Hendaknya kita bertakwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla,
memperhatikan keseharian kita, dan mewaspadai musuh-musuh agama. Wajib
bagi kita berpegang teguh dengan agama dan mencari jalan keluar menuju
kebaikan dengannya. Allah Ta’ala berfirman,
شَرَعَ لَكُمْ مِنْ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحاً وَالَّذِي أَوْحَيْنَا
إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ
أَقِيمُوا الدِّينَ وَلا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ
مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ اللَّهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَنْ يَشَاءُ
وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ يُنِيبُ
“Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan
apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu:
Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat
berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya.
Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi
petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).” (QS.
Asy-Syura: 13).
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعْنَا بِمَا
فِيْهِ مِنَ البَيَانِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا
وَاَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ
ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ وَتُوْبُوْا إِلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ
الرَحِيْمُ.
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى فَضْلِهِ وَإِحْسَانِهِ وَالشُكْرُ لَهُ عَلَى
تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ محمدا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا
كَثِيْراً، أَمَّا بَعْدُ: أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى
Ketahuilah wahai kaum muslimin,
Ada orang-orang yang memang hendak mengadakan kerusakan di muka bumi.
Mereka menebar permusuhan dan bercita-cita melemahkan kekuatan umat
Islam, dan menjadi agen-agen orang-orang kafir. Merekalah kelompok
munafik dari kalangan umat ini. Menampakkan keislaman, namun di dalam
batinnya tersimpan kejelekan. Allah Jalla wa ‘Ala berfirman kepada Nabi-Nya,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدْ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
“Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan
bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah jahannam dan itu
adalah seburuk-buruknya tempat kembali.” (QS. At-Tahrim: 9).
Dan firman-Nya,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ اتَّقِ اللَّهَ وَلا تُطِعْ الْكَافِرِينَ وَالْمُنَافِقِينَ
“Hai Nabi, bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu menuruti
(keinginan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik.” (QS. Al-Ahzab:
1).
Kedua kelompok ini -orang-orang kafir dan munafik-, layaknya saudara
kembar yang saling menolong antara satu dengan yang lain dalam
kejelekan. Orang-orang munafik adalah duta bagi orang-orang kafir, hidup
di tengah-tengah umat Islam, menampakkan keislaman namun di dalam batin
terdapat kekafiran. Kelihatannya seolah-olah menginginkan kebaikan bagi
umat Islam, namun di hatinya menginginkan hal sebaliknya. Hendaknya
kita mewaspadai mereka. Mewaspadai propaganda dan makar mereka. Mereka
menyeru manusia dengan kata-kata yang terkesan bijak. Allah Ta’ala berfirman menyifati orang-orang munafik,
وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ
“Jika mereka berbicara, kalian akan mendengarkan perkataan mereka.” (QS. Al-Munafiqun: 4).
Orang-orang munafik berbicara dengan bahasa yang fasih dan indah.
Terkadang menukilkan ayat dan hadits, akan tetapi malah digunakan untuk
menghakimi Islam dan kaum muslimin, la haula wala quwwata illa billah.
Waspadailah mereka sebagaimana Allah, Rasul-Nya, dan para sahabat
memerintahkan untuk mewaspadai mereka. Karena pada saat ini, makar yang
mereka lakukan kian menjadi dan berbahaya. Mereka memerangi Islam dan
kaum muslimin, melemahkan kekuatan umat, dan senantiasa mengadu domba
dengan dibungkus kata-kata yang terkesan bijaksana. Allah Ta’ala berfirman,
وَلا تُطِعْ كُلَّ حَلاَّفٍ مَهِينٍ* هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ* مَنَّاعٍ لِلْخَيْرِ مُعْتَدٍ أَثِيمٍ
“Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi
hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah, yang
banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak
dosa.” (QS. Al-Qalam: 10-12).
Tukang adu domba adalah mereka yang mengambil perkataan orang lain
lalu disampaikan kepada yang lain dengan tujuan membuat kerusakan dan
meretakkan hubungan antara satu dengan yang lain. Sebagian ulama
mengatakan, tukang adu domba itu mampu merusak hubungan dalam waktu
singkat, yang mampu dilakukan tukang sihir dalam waktu setahun.
Kerusakan yang dilakukan oleh tukang adu domba lebih besar daripada
kerusakan yang ditimbulkan oleh para penyihir. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لا يدخل الجنة نمام
“Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba.”
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ
فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْماً بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا
فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik
membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya
yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujurat:
6).
Wajib bagi kita mewaspadai tukang adu domba yang merusak hubungan
harmonis sesama umat Islam, merusak hubungan antara para ulama dengan
orang-orang awam, antara sesama ulama, dan sesama penuntut ilmu.
Perkataan mereka lebih merusak dari pada sihir. Semoga Allah melindungi
kita semua darinya.
Bertakwalah kepada Allah wahai kaum muslimin. Berpegang teguhlah kepada Alquran dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ingatlah sejelek-jelek perkara adalah sesuatu yang diada-adakan dalam
agama, setiap yang diada-adakan dalam permasalahan agama adalah bid’ah,
dan setiap bid’ah adalah kesesatan. Tetaplah bersatu dalam jamaah kaum
muslimin, karena tangan Allah bersama jamaah kaum muslimin. Siapa yang
melenceng darinya, maka ia melenceng menuju neraka.
واعلموا أن الله أمركم بأمر بدأ فيه بنفسه فقال سبحانه: (إِنَّ اللَّهَ
وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً) [الأحزاب:56]،
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ نَبِيِّنَا
مُحَمَّدٍ وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ اَلرَّاشِدِيْنَ
اَلأَئِمَّةِ المَهْدِيِّيْنَ أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ
وَعَلِيٍّ وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، اَللَّهُمَّ أَعِزَّ
الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ
وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ، وَاجْعَلْ هَذَا البَلَدَ آمِناً
مُسْتَقِرّاً وَسَائِرَ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً يَا رَبَّ
العَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ مَنْ أَرَادَ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ
بِسُوْءٍ فَأَشْغَلَهُ بِنَفْسِهِ وَاصْرِفْ عَنَّا كَيْدَهُ وَاكْفِنَا
شَرَّهُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٍ، اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ
وُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْهُمْ هُدَاةَ مُهْتَدِيْنَ غَيْرَ ضَالِّيْنَ
وَلَا مُضِلِّيْنَ اَللَّهُمَّ اَصْلِحْ بِطَانَتَهُمْ وَأَبْعَدْ
عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالمُفْسِدِيْنَ اَللَّهُمَّ أَمِدَّهُمْ
بِعَوْنِكَ اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ بِتَوْفِيْقِكَ اَللَّهُمَّ اجْعَلْ
عَمَلَهُمْ خَالِصًا لِوَجْهِكَ وَاجْعَلْهُ فِيْ صَالِحِ الإِسْلَامِ
وَالمُسْلِمِيْنَ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ
العَلِيْمُ.
عبادَ الله، (إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ
ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنْ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ* وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا
عَاهَدْتُمْ وَلا تَنقُضُوا الأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ
جَعَلْتُمْ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلاً إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا
تَفْعَلُونَ) [النحل:90-91]، فاذكروا اللهَ يذكرْكم، واشكُروه على نعمِه
يزِدْكم ولذِكْرُ اللهِ أكبرُ، واللهُ يعلمُ ما تصنعون.
Diterjemahkan dari khotbah Jumat Syaikh Shaleh al-Fauzan hafizhahullah