وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى نَبِيِّنَا محمد، خَاتِمِ النَّبِيِّيْنَ
وَإِمَامِ الْمُتَّقِيْنَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَكَفَى، وَسَلَامٌ عَلَى عِبَادِهِ الَّذِيْنَ
اصْطَفَى، وَأَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ
لَهُ، لَهُ الْحَمْدُ فِي الآخِرَةِ وَالأُوْلَى، وَأَشْهَدُ أَنَّ محمداً
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المُصْطَفَى، وَخَلِيْلُهُ الْمُجْتَبَى، صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ بِهُدَاهُمُ اهْتَدَى،
وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْراً.
أَمَّا بَعْدُ:
Tidak diragukan bahwasanya peningkatan tingkat kemiskinan di alam
Islami disebabkan tidak diperhatikannya pengembangan, bertambahnya
hutang, tenggelamnya umat dalam riba, dan kelemahan dalam menempuh
sebab-sebab ilmu dan teknologi yang maju.
Dan kemiskinan menimbulkan dampak negatif, terlebih lagi jika dalam
kondisi hilangnya keimanan atau lemahnya keimanan. Kemiskinan termasuk
sebab utama yang merupakan faktor dibalik kerendahan dan hilangnya
kemuliaan, munculnya perzinahan, pencurian, praktik sogok menyogok,
mengambil harta orang lain dengan kezoliman, bertambahnya tingkat
kriminal, pertengkaran keluarga, bahkan tingkat pembunuhan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
ditanya (أَيُّ الذَّنْبِ أَكْبَرُ عِنْدَ اللهِ؟) “Dosa apakah yang
terbesar di sisi Allah?”. Nabi berkata (أَنْ تَدْعُوَ للهِ نِدًّا وَهُوَ
خَلَقَكَ) “Engkau berdoa kepada selain Allah padahal Allah-lah yang
telah menciptakanmu”, lalu ditanya lagi (ثُمَّ أَيٌّ؟) “Kemudian dosa
apa?”, Nabi berkata (أَنْ تَقْتُلَ وَلَدَكَ مَخَافَةَ أَنْ يَطْعَمَ
مَعَكَ) “Engkau membunuh anakmu karena takut ia ikut makan bersamamu”
(HR Al-Bukhari dan Muslim).
Allah berfirman :
وَلا تَقْتُلُوا أَوْلادَكُمْ مِنْ إِمْلاقٍ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan,
Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka.” (QS. Al-An’aam :
151)
Kemiskinan juga memberikan dampak negatif bagi masyarakat, yaitu
dengan menggugah pada jiwa-jiwa berupa kedengkian dan permusuhan. Bisa
jadi seorang faqir -yang tidak memiliki harapan lagi- membawa keburukan
bagi masyarakat. Di sinilah peran para ahli ilmu dan pemikir serta para
pemilik harta untuk bersungguh-sungguh dalam mengatasi kemiskinan demi
mengharapkan pahala dari Allah, dan untuk menjaga masyarakat dampak
negatif yang mungkin ditimbulkan oleh kemiskinan, yaitu dengan membuka
lapangan-lapangan pekerjaan bagi orang-orang miskin, dengan menaungi
mereka dalam perusahaan-perusahaan mereka, mengembangkan kemampuan dan
bakat orang-orang miskin tersebut serta menghilangkan
penghalang-penghalang yang ada di hadapan mereka. Allah berfirman:
وَمَا تُقَدِّمُوا لأنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا
“Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu
memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai Balasan yang paling baik
dan yang paling besar pahalanya.” (AS. Al-Muzammil : 20).
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً اَللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ،
وَارْضَ اللَّهُمَّ عَلَى الأَرْبَعَةِ الخُلَفَاءِ الأَئِمَّةِ
الحُنَفَاءِ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِي وَارْضَ اللَّهُمَّ
عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِعَفْوِكَ
وَرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِرْكَ
وَالمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ،.
اَللَّهُمَّ وَآمِنَّا فِي دَوْرِنَا وَأَوْطَانِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْ
وَلِيَ أَمْرِنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى وَأَصْلِحْ بِطَانَتَهُ يَارَبَّ
العَالَمِيْنَ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا ذُنُبَنَا كُلَّهُ دِقَّهُ وَجِلَّهُ ؛
أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ ، سِرَّهُ وَعَلَنَهُ . اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا مَا
قَدَّمْنَا وَمَا أَخَّرْنَا وَمَا أَسْرَرْنَا وَمَا أَعْلَنَّا وَمَا
أَسْرَفْنَا ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنَّا ، أَنْتَ المُقَدِّمُ
وَأَنْتَ المُؤَخِّرُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ .
اَللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ،
اَللَّهُمَّ وَفِّقْنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى وَخُذْ بِنَوَاصِيْنَا
لِلْبِرِّ وَالتَّقْوَى رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُنْيَا حَسَنَةً وَفِي
الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، ﴿إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ
وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ (90) وَأَوْفُوا بِعَهْدِ
اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلا تَنْقُضُوا الأَيْمَانَ بَعْدَ
تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلاً إِنَّ اللَّهَ
يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ﴾ [النحل: 90-91]، واذكروا الله العظيم الجليل
يذكركم، واشكروه على نِعَمِهِ يزِدْكم، ﴿وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ
وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ﴾ [العنكبوت: 45]
Diterjemahkan dari khotbah Jumat Syaikh DR. Abdul Baari Ats-Tsubaiti hafizohulloh (Imam dan Khothib Masjid Nabawi)
Penerjemah: Abu Abdil Muhsin Firanda