إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam
(mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada
Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu
kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya: 90).
Seorang muslim jangan pernah meninggalkan doa.
Doa itu terbagi dua:
Pertama, doa ibadah, yaitu memuji Allah atau semua ibadah keapda Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kedua, doa masalah, yaitu meminta suatu keinginan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala (biasa kita sebut doa). Kedua jenis doa ini terdapat dalam surat Al-Fatihah yang kita baca setiap kali sholat.
Doa ibadah tersebut terdapat di awal surat Al-Fatihah berupa pujian dan pengagungan terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam sebuah hadits qudsi, Allah Ta’ala berfirman,
قَسَمْتُ الصَّلاَةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي قسمين فَإِذَا قَالَ
الْعَبْدُ (الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ). قَالَ اللَّهُ:
حَمِدَنِي عَبْدِي، فإِذَا قَالَ (الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ). قَالَ اللَّهُ
سبحانه وتَعَالَى: أَثْنَى عَلَىَّ عَبْدِي. فإِذَا قَالَ (مَالِكِ يَوْمِ
الدِّينِ). قَالَ الله: مَجَّدَنِي عَبْدِي، فَإِذَا قَالَ (إِيَّاكَ
نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ). قَالَ الله: هَذَا لعبدي وَلِعَبْدِي
مَا سَأَلَ
“Aku membagi shalat menjadi dua bagian, untuk-Ku dan untuk hamb-Ku.
Apabila hamba-Ku berkata, ‘Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam’.
Allah menjawab, ‘Hamba-Ku memuji-Ku. Apabila hamba-Ku mengatakan, ‘Yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang’. Allah Subhanahu wa Ta’ala
menjawab, ‘Hamba-Ku menyanjung-Ku’. Apabila hamba tadi berkata, ‘Yang
menguasai hari pembalasan’. Allah menjawab, ‘Hamba-Ku mengagungkan-Ku’.
Apabila hamba itu mengatakan, ‘Hanya kepada-Mula kami menyembah dan
hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan’. Allah menjawab, ‘Ini untuk-Ku
dan untuk hamba-Ku. Bagi hamba-Ku apa yang dia pinta’.”
Kemudian ayat-ayat selanjutnya adalah doa masalah karena berisi permintaan seorang hamba kepada Allah.
Oleh karena itu, bersemangatlah untuk berdoa. Semoga Alllah memberi
taufik kepada kita semua dalam shalat-shalat kita dan dalam setiap waktu
kita. Kita semua butuh kepada doa. Lebih dari kebutuhan kita terhadap
makanan dan minuman, karena kita adalah orang yang fakir di sisi Allah.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمْ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
“Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah
Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (QS.
Fathir: 15).
Kita semua miskin di sisi Allah. Kita sangat butuh kepada-Nya dalam
setiap waktu dan keadaan. Karena itu, teruslah senantiasa berdoa. Berdoa
kepada-Nya dengan menyebut nama-nama dan sifat-sifat-Nya.
وَلِلَّهِ الأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا
“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu.” (QS. Al-A’raf: 180).
Kita berdoa dengan menyebut nama-Nya yang sesuai dengan isi doa.
Wahai ar-Rahman, rahmatilah aku. Ya Karim, muliakanlah aku. Wahai Yang
Maha Dermawan, kasihilah aku dengan keutamaan dari-Mu. Demikianlah,
setiap nama atau sifat-Nya sesuai dengan isi doa yang dipanjatkan.
Nama-nama Allah itu banyak. Di antaranya disebutkan di dalam Alquran
dan disebutkan pula dalam Sunnah. Dan di antaranya ada yang belum
diajarkan Allah kepada kita. Karena itulah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa dengan,
أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ
أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَداً مِنْ خَلْقِكَ أَوِ
اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ
“Aku memohon kepada-Mu dengan semua nama yang Engkau miliki, yang
Engkau namai diri-Mu dengan nama-nama tersebut. Atau dengan nama-nama
yang sudah engkau sebutkan dalam kitab-Mu. Atau nama-nama yang Engkau
ajarkan kepada salah seorang dari ciptaan-Mu. Atau nama-nama yang Engkau
simpan dalam ilmu-Mu.”
Seorang muslim itu adalah mereka yang banyak berdoa kepada Allah.
Bertawasul dengan nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala itu Maha dekat dan Maha menjawab doa. Dia berfirman,
فَادْعُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
“Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadat kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya).” (QS. Al-Mukmin: 14).
بَارَكَ اللهُ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعْنَا بِمَا فِيْهِ
مِنَ البَيَانِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ، أَقُوْلُ هَذَا القَوْلِ
وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ
ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ
الرَحِيْمُ.
Khutbah Pertama:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى فَضْلِهِ وَإِحْسَانِهِ، وَأَشْكُرُهُ عَلَى
تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ:
أَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى،
Kaum muslimin yang dirahmati Allah,
Perbanyaklah doa, karena kita saat berada pada masa yang berat. Masa
dimana banyak fitnah berkecamuk. Fitnah yang datang dari orang-orang
kafir dan orang-orang yang benci terhadap Islam. Kita lihat juga
saudara-saudara muslim kita ditimpa bencana dan musibah. Kita berdoa
untuk kebaikan kita dan kebaikan mereka agar Allah memberi jalan keluar
untuk kita dan kaum muslimin lainnya.
Umat Islam itu bagaikan satu jasad, apabila salah satu organ tubuhnya
merasakan sakit, maka bagian tubuh lainnya akan merasa demam dan tidak
bisa tidur. Permisalan orang-orang yang beriman dalam cinta, kasih
saying, dan lemah lembut di antara mereka, seperti layaknya tubuh yang
satu. Apabila salah satu bagiannya merasakan sakit, maka bagian yang
lain pun merasakannya pula.
Bertakwalah kepada Allah wahai hamba Allah sekalian,
Perbanyaklah doa dan jangan pernah merasa berputus asa dari rahmat Allah ‘Azza wa Jalla. Allah pasti mengabulkan doa walaupun atas kebijaksanaan-Nya ia tunda pengabulannya. Allah Ta’ala berfirman,
وَهُوَ الَّذِي يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَعْفُو عَنْ السَّيِّئَاتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ
“Dan Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan
kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS.
Asy-Syura: 25).
Allah Jalla wa ‘Ala memuliakan kita lantaran kita banyak berdoa
kepada-Nya dan Dia pula yang berjanji untuk mengabulkan doa. Kita
sekarang sangat butuh kepada berdoa. Berdoa untuk diri kita dan
saudara-saudara kita agar Allah mengangkat musibah yang menimpa mereka
lantaran gangguan orang-orang kafir. Tidak ada tempat berlari dan
kembali kecuali hanya kepada Allah.
فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ
“Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku
seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu.” (QS.
Adz-Dzariyat: 50).
Kembalilah kepada Allah dengan taubat, istighfar, dan doa. Tolonglah
saudara-saudara kita dengan ucapan dan aksi sampai Allah memberikan
solusi untuk mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa.
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa.” (QS. Al-Maidah: 2).
Selain itu, perlu diketahui pula bahwa penghalang dikabulkannya doa
juga banyak. Di antara penghalang yang paling besar adalah memakan
sesuatu yang haram. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
في الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى
السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ
وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ
لِذَلِكَ
“(Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan
tentang) seorang laki-laki yang telah menempuh perjalanan jauh, sehingga
rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke
langit seraya berdo’a: “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.” Padahal,
makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram,
pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dari yang haram, maka
bagaimanakah Allah akan memperkenankan doanya?”
Wajib bagi seorang muslim untuk memakan makanan yang halal. Memakan
makanan yang haram akan menghalangi terkabulnya doa seseorang. Kalau
pintu doa dan pintu ijabah itu sudah tertutup, apalagi yang bisa kita
perbuat?
Sekali lagi, perbanyaklah berdoa. Perbaikilah makanan kita, mata pencarian kita, keduanya pun akan memperbaiki doa kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha dekat dan Maha menjawab doa orang yang berdoa. Dia yang menghilangkan kesulitan tersebut dengan syarat:
Pertama, ikhlas dalam berdoa.
فَلا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدا
“Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di samping (menyembah) Allah.” (QS. Al-Jin: 18).
Kedua, memakan makanan yang halal dan menjauhkan diri dari yang haram.
Betapa banyaknya makanan haram pada hari ini dan betapa banyak pula
jalan-jalan mencari rezeki yang haram. Yang keduanya bisa masuk ke dalam
kehidupan seseoran, baik dia sebagai pegawai atau dia berwira usaha.
Apabila sesuatu yang haram masuk kepada seorang muslim dari sisi
manapun, maka dia akan menjadi penyebab terhalangnya doanya. Ini adalah
sesuatu yang sangat berbahaya.
Oleh karena itu, bertakwalah kepada Allah. Dan ingatlah sebaik-baik
ucapan adalah kalamullah. Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sementara sejelek-jelek
perkara adala sesuatu yang dibuat-buat dalam agama ini. Dan setiap yang
dibuat-buat atau baru dalam agama adalah bid’ah. Setiap bid’ah adalah
penyimpangan dan kesesatan. Hendaknya kita juga senantiasa bersama
jamaah, bersatu, dan tunduk kepada pemerintah muslim.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)، اللَّهُمَّ
صلِّ وسلِّم عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَارْضَ
اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، اَلْأَئِمَّةِ
المَهْدِيِّيْنَ، أَبِي بَكْرٍ، وَعُمَرَ، وَعُثْمَانَ، وَعَلِيٍّ، وَعَنِ
الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، اللَّهُمَّ أَذِلَّ
الشِّرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ، اَللَّهُمَّ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ،
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُسْتَقِرًّا وَسَائِرَ
بِلَادِ المُسْلِمِيْنَ عَامَةً يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ
كِفْنَا عَنَّا بَأْسَ اَلَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَأَنْتَ أَشَدُّ بَأْسًا
وَأَشَدُّ تَنْكِيْلًا، اَللَّهُمَّ اجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي نُحُوْرِهِمْ
وَكِفْنَا شُرُوْرَهُمْ، اَللَّهُمَّ سَلِّطْ عَلَيْهِمْ مَنْ يَشْغِلُهُمْ
بِأَنْفُسِهِمْ عَنِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٍ،
وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِكَ، عَلَيْكَ تَوَكَلْنَا وَإِلَيْكَ
أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ المَصِيْر، رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً
لِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا إِنَّكَ أَنْتَ العَزِيْزُ
الحَكِيْمُ، (رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ
الْعَلِيمُ)، اللَّهُمَّ احْفَظْ هَذِهِ البِلَادَ ، اللَّهُمَّ احْفَظْهَا
أَمَنَةً مُسْتَقِرَّةً مِنْ كُلِّ سُوْءٍ وَمَكْرُوْهٍ وَمِنْ كُلِّ
شَرٍّ وَفِتْنَةٍ، وَمَنْ كُلِّ بَلَاءٍ وَمِحْنَةٍ، اَللَّهُمَّ احْفَظ
سَائِرَ بِلَادِ المُسْلِمِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ يَا رَبَّ
العَالَمِيْنَ، (رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ
الْعَلِيمُ)، اللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَجَعَلْهُمْ
هُدَاةَ مُهْتَدِيْنَ غَيْرَ ضَالِّيْنَ وَلَا مُضِلِّيْنَ، اَللَّهُمَّ
أَصْلِحْ بِطَانَتَهُمْ وَأَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ
وَالمُفْسِدِيْنَ، اَللَّهُمَّ وَلِّي عَلَيْنَا خِيَارَنَا وَكْفِنَا
شَرَّ شِرَارَنَا وَلَا تُؤَاخِذْنَا بِمَا فَعَلَ السُّفَهَاءُ مِنَّا،
وَقِنَا شَرَّ الفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ.
عِبَادَ اللهِ، (إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ
وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنْ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ
وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ * وَأَوْفُوا بِعَهْدِ
اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلا تَنقُضُوا الأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا
وَقَدْ جَعَلْتُمْ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلاً إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ
مَا تَفْعَلُونَ)، فَاذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرَ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا
تَصْنَعُوْنَ.
Diterjemahkan dari khotbah Jumat Syaikh Shaleh al-Fauzan hafizhahullah