إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ
تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا (١٤٥)إِلا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا
وَاعْتَصَمُوا بِاللَّهِ وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْ لِلَّهِ فَأُولَئِكَ مَعَ
الْمُؤْمِنِينَ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْرًا عَظِيمًا
(١٤٦)
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan
yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat
seorang penolongpun bagi mereka. Kecuali orang-orang yang taubat dan
Mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus
ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah
bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada
orang-orang yang beriman pahala yang besar.” (QS. An-Nisaa: 145-146).
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ثلاث لا يغل عليهن قلب مسلم إخلاص العمل لله والنصح لأئمة المسلمين ولزوم جماعتهم فإن الدعوة تحيط من ورائهم
“Tiga perkara yang hati seorang muslim tidak khianat dan tidak
dengki, yaitu mengikhlaskan amal karena Allah, menasehati para pemimpin
kaum muslimin, dan menetapi jama’ah kaum muslimin, karena sesungguhnya
dakwah kaum muslimin akan melindungi mereka dari belakang mereka.” (HR.
At-Tirimidzi, Ahmad, Ibnu Maajah).
Makna hadits ini adalah berkumpulnya ikhlas karena Allah, menasehati
pemimpin, dan melazimi jama’ah kaum muslimin –yaitu tidak memberontak
terhadap mereka-, akan menghilangkan khianat, kecurangan, kedengkian,
dan penipuan dari hati. Karena terkumpulnya tiga perkara ini pada
seorang muslim akan menjaganya dari syaitan. Dan seorang muslim masuk
dengan tiga perkara ini dalam mendoakan kaum muslimin, dengan doa
tersebut ia meraih keselamatan dan kebahagiaan, demikian juga setiap
muslim yang gembira dengan berkumpulnya kaum muslimin di haji dan
bersatunya mereka.
Barangsiapa yang menyempurnakan amalan-amalan haji maka ia telah
berbuat baik pada dirinya dan juga kepada kaum muslimin. Barangsiapa
yang selamat hajinya maka selamat pula umurnya.
Barangsiapa yang datang ke haji untuk mengganggu kaum muslimin atau
untuk melakukan maksiat atau menjadikan haji sebagai sarana untuk
melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan oleh Islam, atau untuk merubah
ajaran-ajaran haji kepada fenomena yang menyimpang, atau untuk melakukan
tujuan-tujuan bid’ah maka ia telah melakukan ilhad di tanah suci Mekah,
dan tidak ada yang tersembunyi bagi Allah, baik niat-niat manusia dan
juga amalannya. Allah adalah maha mengetahui dengan apa yang ada di
dada-dada. Dan Allah lah yang akan mengurus hukuman orang yang berbuat
ilhad di tanah suci. Allah berfirman,
وَمَنْ يُرِدْ فِيهِ بِإِلْحَادٍ بِظُلْمٍ نُذِقْهُ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
“Dan barangsiapa yang bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan
secara zalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang
pedih.” (QS. Al-Haj: 25).
Orang yang menyuruhmu untuk berbuat maksiat tidak akan bermanfaat bagimu, ia tidak akan bisa menolak hukuman Allah darimu.
Dan perkumpulan islami yang besar ini di musim haji setiap tahun, dan
ukhuwah islamiyah yang kuat, persatuan yang kokoh dalam menjalankan
manasik haji, semuanya mengingatkan akan manfaat-manfaat haji yang
disaksikan oleh kaum muslimin. Orang yang jahil akan belajar dari yang
alim, kaum muslimin akan saling mengenal, saling menguatkan, saling
menyempurnakan pada perkara yang masih kurang, saling menambal yang
patah, saling menolong dalam agama. Mereka saling menolong dalam perkara
yang memperbaiki urusan dunia mereka, mereka mendapatkan manfaat dari
doa mereka yang dikabulkan di tempat-tempat yang suci, serta mereka
kembali ke akhirat dengan kesudahan yang indah, dan mereka memberi
syafaat kepada orang-orang yang mereka doakan.
Sebagaimana pula perkumpulan yang satu yang diberkahi dan bersatunya
hati-hati dari berbagai jenis manusia, mengingatkan kita akan perpecahan
dan perselisihan yang menjalar ke kaum muslimin. Maka setiap muslim
yang menginginkan kebaikan berkata, “Seandainya kaum muslimin bersatu
padu dan berkumpul di atas kebenaran, sebagaimana mereka bersatu di
haji”. Maka iapun menyesali perpecahan yang timbul diantara kaum
muslimin, dan dia akan heran dengan firqoh-firqoh yang menyimpang dari
jalannya As-Salafus sholeh, yang jauh dari tafsir Alquran yagn shaihih
dan sunnah Nabi. Kelompok-kelompok tersebut telah membuang para ulama
yang kokoh ilmunya dan tidak mengambil manfaat berupa pemahaman yang
benar dari para ulama tersebut. Maka tersesatlah mereka dan menyesatkan
banyak pemuda dengan perkataan yang indah, mereka menculik para pemuda
tersebut dari asuhan yang aman dipindahkan ke fitnah takfir dan fitnah
pengeboman dan penghalalan darah yang terjaga. Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata di haji wada’ :
أَلَا لَا تَرْجِعُوْا بَعْدِي كُفَّارًا يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ
“Janganlah sepeninggalku kalian kembali kufur, saling memukul
leher-leher kalian satu dengan yang lainnya.” (HR. Al-Bukhari dan
Muslim).
Wahai kaum muslimin, pelajarilah sebab-sebab perselisihan dan
perpecahan, dan hancurkanlah sebab-sebab penyimpangan dalam
pemikiran-pemikiran yang sesat. Tidak ada satu problempun kecuali dalam
Islam ada solusinya. Umat ini dalam bencana yang berat, menunggu
perjuangan kalian dan tindakan kalian yang memperbaiki dan baik. Allah
berfirman,
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.” (QS. Ali Imran: 103).
أَقُوْلُ هَذَا القَوْلِ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ
المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ
إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَظِيْمِ الإِحْسَانِ وَاسِعِ الفَضْلِ وَالجُوْدِ
وَالاِمْتِنَانِ , وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا
شَرِيْكَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ محمداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ؛ صَلَّى
اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ
وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا
أَمَّا بَعْدُ عِبَادَ اللهِ :
Bertakwalah dan taatlah kepada Allah, maka bertakwa kepada Allah
adalah sebaik-baik bekal pada hari kebangkitan. Kaum muslimin sekalian,
siapa diantara kalian yang telah diberi taufiq untuk melaksanakan haji,
maka hendaknya ia serius memperhatikan hajinya, hendaknya ia mengerjakan
rukun-rukunnya, wajib-wajibnya, syarat-syaratnya, serta tidak malas
untuk menjalankan sunnah-sunnahnya. Rukun yang teragung adalah wuquf di
padang Arofah, di hari tempat berkumpul jama’ah haji, demikian juga
thawaf Al-Ifadhah dan sa’i haji. Dan diantara kewajiban haji yang paling
agung adalah mabit di mina.
Adapun amalan haji pada hari nahar (10 dzulhijjah) –berdasarkan
tertib- adalah melempar, menyembelih, mencukur, dan thawaf ifadhoh dan
sa’i bagi yang belum mendahulukan sa’i. Tidak mengapa jika mendahulukan
sebagian di atas yang lain kecuali sa’i tidaklah dikerjakan kecuali
setelah thawaf. Lakukanlah kebaikan dalam haji kalian, Allah berfirman,
وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ
خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الألْبَابِ
“Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah
mengetahuinya. Berbekallah, dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah
takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal.” (QS.
Al-Baqarah: 197).
Kaum muslimin, jagalah washiat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tatkala haji wada’. Dari Abu Umamah radhiallahu ‘anhu ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika berhaji beliau berkata,
اتَّقُوا اللَّهَ رَبَّكُمْ ، وَصَلُّوا خَمْسَكُمْ، وَصُومُوا شَهْرَكُمْ ،
وَأَدُّوا زَكَاةَ أَمْوَالِكُمْ ، وَأَطِيعُوا ذَا أَمْرِكُمْ ؛
تَدْخُلُوا جَنَّةَ رَبِّكُمْ
“Bertakwalah kepada Rab kalian, sholatlah 5 waktu, berpuasalah di
bulan Ramadhan, taatlah kepada pemimpin kalian, maka niscaya kalian akan
masuk surga Rab kalian.” (Hadits shahih riwayat At-Tirmidzi dan Ahmad).
Hamba-hamba Allah sekalian…
إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi.
Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan
ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzaab: 56).
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا كُلَّهَا دِقَّهَا وَجُلَّهَا
أَوَّلَهَا وَآخِرَهَا سِرَّهَا وَعَلَّنَهَا . اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا
مَا قَدَّمْنَا وَمَا أَخَرْنَا وَمَا أَسْرَرْنَا وَمَا أَعْلَنَّا وَمَا
أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنَّا أَنْتَ المُقَدِّمُ وَأَنت المُؤَخِّرُ لَا
إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا جِدَّنَا وَهَزلَنَا
وَخَطَأَنَا وَعَمَدَنَا . اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا
وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ
اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ .
اَللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا الْغَلَا وَالْوَبَا وَالْزَلَازِلَ
وَالْمِحَنَ وَالْفِتَنَ كُلَّهَا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ .
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا شَأْنَنَا كُلَّهُ وَلَا تَكِلْنَا إِلَى
أَنْفُسِنَا طَرْفَةَ عَيْنٍ . رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً
وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ . اَللَّهُمَّ آتِ
نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا ، زَكِّهَا أَنْتَ خَيْرَ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ
وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا . اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا اَلَّذِيْ
هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا ، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا اَلَّتِي فِيْهَا
مَعَاشُنَا ، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا اَلَّتِي فِيْهَا مَعَادُنَا ،
وَاجْعَلْ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَالْمَوْتَ
رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ.
اَللَّهُمَّ آمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا ، وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ
أُمُوْرِنَا ، وَاجْعَلْ وِلَايَتَنَا فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ
وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِّيَ
أَمْرِنَا لِهُدَاك ، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُ لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى مِنْ
سَدِيْدِ الأَقْوَالِ وَصَالِحِ الْأَعْمَالِ يَا ذَا الْجَلَالِ
وَالإِكْرَامِ . اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى محمد وَعَلَى آلِ محمد كَمَا
صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ , وَبَارِكْ عَلَى محمد وَعَلَى آلِ محمد كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ .
Diterjemahkan dari khotbah Jumat Syaikh Ali Al-Hudzaifi hafizahullah (Imam dan Khotib Masjid Nabawi).
Penerjemah: Abu Abdil Muhsin Firanda