فَهَلْ يَنْظُرُونَ إِلاَّ السَّاعَةَ أَنْ تَأْتِيَهُمْ بَغْتَةً فَقَدْ جَاءَ أَشْرَاطُهَا
“Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat
(yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena
sesungguhnya telah datang tanda-tandanya.” (QS. Muhammad: 18).
Di antara tanda-tanda yang besar adalah keluarnya Dajjal dan turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam. Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahihnya dari Hudzaifah al-Ghifari radhiallahu ‘anhu, ia berkata
اطَّلَعَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- عَلَيْنَا وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ
فَقَالَ مَا تَذَاكَرُونَ. قَالُوا نَذْكُرُ السَّاعَةَ. قَالَ إِنَّهَا
لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ. فَذَكَرَ
الدُّخَانَ وَالدَّجَّالَ وَالدَّابَّةَ وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ
مَغْرِبِهَا وَنُزُولَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ -صلى الله عليه وسلم-
وَيَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَثَلاَثَةَ خُسُوفٍ خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ
وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ
نَارٌ تَخْرُجُ مِنَ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ.
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperhatikan kami
ketika sedang berbincang-bincang. Beliau berkata, “Apa yang sedang
kalian perbincangkan?” Kami menjawab, “Kami sedang berbincang-bincang
tentang hari kiamat.”
Beliau bersabda, “Tidak akan terjadi hari kiamat hingga kalian
melihat sepuluh tanda.” Lalu beliau menyebutkan, “(1) Dukhan (asap yang
meliputi manusia), (2) Keluarnya Dajjal, (3) Daabah (binatang yang bisa
berbicara), (4) terbitnya matahari dari barat, (5) turunnya ‘Isa bin
Maryam ‘alaihimassalam, (6) keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, (7,8,9)
terjadinya tiga longsor besar yaitu di timur, di barat dan di jazirah
Arab, yang terakhir adalah (10) keluarnya api dari Yaman yang menggiring
manusia ke tempat berkumpulnya mereka”.”
Para ulama menasihatkan untuk sering menasihati umat dengan mengingat-ingat fitnah Dajjal sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun sering mengingatkan para sahabatnya tentang Dajjal. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَخْرُجُ الدَّجَّالُ حَتَّى يَذْهَلَ النَّاسُ عَنْ ذِكْرِهِ وَحَتَّى تَتْرُكَ الأَئِمَّةُ ذِكْرَهُ عَلَى الْمَنَابِرِ
“Dajjal tidak akan keluar sehingga manusia lupa mengingatnya dan para
imam (khotib) tidak menyampaikan tentangnya di atas mimbar.” (HR.
Abdullah bin Ahmad).
Para ulama telah menulis banyak buku dan mengumpulkan hadits-hadits yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
tentang permasalahan ini. Di antara yang mengumpulkan hadits-hadits
tentang Dajjal adalah Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ ! إِنَّهَا لَمْ تَكُنْ فِتْنَةً عَلَى وَجْهِ
الأَرْضِ مُنْذُ ذَرَأَ اللهُ ذُرِّيَةَ آدَمَ أَعْظَمُ مِنْ فِتْنَةِ
الدَّجَّالُ وَ إِنَّ اللهَ عَزَّ وَ جَلَّ لَمْ يُبْعَثْ نَبِيًّا إِلَّا
حَذَرَ أُمَّتَهُ الدَّجَّالَ وَ أَنَا آخِرُ الأَنْبِيَاءِ وَ أَنْتُمْ
آخِرُ الأُمَمِ وَ هُوَ خَارِجٌ فِيْكُمْ لَا مَحَالَةَ
“Wahai sekalian manusia, sungguh tidak ada fitnah yang lebih besar
dari fitnah Dajjal di muka bumi ini semenjak Allah menciptakan anak cucu
Adam. Tidak ada satu Nabi pun yang diutus oleh Allah melainkan ia akan
memperingatkan kepada umatnya mengenai fitnah Dajjal. Sedangkan Aku
adalah Nabi yang paling terakhir dan kalian juga ummat yang paling
terakhir, maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Dajjal akan muncul di
tengah-tengah kalian.” (Dikeluarkan dalam Shahih Al Jaami’ Ash Shoghir no. 13833. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Diriwayatkan dari ‘Umar radhyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ أَطُوْفُ بِالْبَيْتِ… (فَذَكَرَ أَنَّهُ رَأَى
عِيْسَى بْنَ مَرْيَمَ ، ثُمَّ رَأَى الدَّجَّالَ، فَوَصَفَهُ، فَقَالَ:)
فَإِذَا رَجُلٌ جَسِيْـمٌ، أَحْمَرُ، جَعْدُ الرَّأْسِ، أَعْوَرُ
الْعَيٍنِ، كَأَنَّ عَيْنَهُ عِنَبَةٌ طَافِئَةٌ؛ قَالُوْا: هَذَا
الدَّجَّالُ أَقْرَبُ النَّاسِ بِهِ شَبَهًا اِبْنُ قَطَنٍ، رَجُلٌ مِنْ
خُزَاعَةَ.
“Ketika aku sedang tidur, aku (bermimpi) melakukan thawaf di
sekeliling Ka’bah….” (Kemudian beliau menuturkan bahwa beliau melihat
Nabi Isa ‘alaihissalam, lalu melihat Dajjal lalu menggambarkan
ciri fisiknya, beliau berkata), “Tiba-tiba saja ada seorang laki-laki
dengan badan yang besar, merah (kulitnya), rambutnya keriting, matanya
buta sebelah, seolah-olah matanya adalah buah anggur yang menonjol.”
Mereka (para sahabat) berkata, “Orang yang paling mirip dengan Dajjal
ini adalah Ibnu Quthn, seorang laki-laki dari Khuza’ah.” (HR. Bukhari
dan Muslim).
Ibnu Quthn adalah salah seorang dari kabilah Khuza’ah yang wafat pada masa jahiliyah.
Diriwayatkan dari Umar radhiallahu anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan Dajjal di tengah-tengah sahabatnya, beliau bersabda,
إِنَّ اللهَ تَعَالَى لَيْسَ بِأَعْوَرَ، أَلاَ وَإِنَّ الْمَسِيْحَ
الدَّجَّالَ أَعْوَرُ الْعَيْنِ الْيُمْنَى؛ كَأَنَّ عَيْنَهُ عِنَبَةٌ
طَافِيَةٌ.
“Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak picek (buta sebelah), dan ketahuilah
sesungguhnya al-Masih Dajjal adalah picek mata sebelah kanannya.
Matanya bagaikan anggur yang menonjol.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dijelaskan dalam hadits an-Nawwas bin Sam’an radhiallahu anhu, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika mensifati Dajjal:
إِنَّهُ شَابٌّ، قَطَطٌ، عَيْنُهُ طَافِيَةٌ، كَأَنِّي أُشَبِّهُهُ بِعَبْدِ الْعُزَّى بْنِ قَطَنٍ.
“Sesungguhnya dia adalah seorang pemuda, rambutnya sangat keriting,
matanya menonjol, seolah-olah aku sedang menyerupakannya dengan ‘Abdul
‘Uzza bin Quthn.” (HR. Muslim).
Dalam hadits Abu Hurairah Radhiallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَأَمَّا مَسِيْحُ الضَّلاَلَةِ؛ فَإِنَّهُ أَعْوَرُ الْعَيْنِ، أَجْلَى الْجَبْهَةِ، عَرِيْضُ النَّحْرِ، فِيْهِ دَفَأٌ.
“Adapun Masihud Dhalalah (Dajjal), maka sesungguhnya dia buta sebelah
matanya, keningnya lebar, atas dadanya bidang dan badannya agak
bongkok.”(HR. Ahmad).
Dalam hadits Anas radhiallahu anhu, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَإِنَّ بَيْنَ عَيْنَيْهِ مَكْتُوْبٌ كَافِرٌ.
“Dan sesungguhnya di antara dua matanya tertulis Kaafir.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam satu riwayat:
ثُمَّ تَهَجَّاهَا (ك، ف، ر)؛ يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُسْلِمٍ.
“Kemudian beliau mengejanya kaaf faa’ raa’, setiap muslim dapat membacanya.”(HR. Muslim).
Sementara dalam riwayat lain:
يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ كَاتِبٌ وَغَيْرُ كَاتِبٍ.
“Setiap mukmin dapat membacanya, baik yang bisa menulis atau tidak.” (HR. Muslim).
Tulisan tersebut nampak secara hakiki. Semua manusia tidak memiliki
masalah dalam tulisan ini, yang pintar maupun yang tidak berpengetahuan.
Demikian pula orang yang ummi (buta huruf), “Hal itu karena
sesungguhnya kemampuan mata diciptakan oleh Allah untuk para hamba
sesuai dengan kehendak-Nya dan kapan Dia menghendakinya. Seorang mukmin
akan dapat melihatnya dengan mata penglihatannya walaupun dia tidak bisa
menulis; sementara orang kafir tidak melihatnya walaupun dia bisa
menulis, sebagaimana orang-orang yang beriman bisa melihat berbagai
macam dalil dengan pandangannya sementara orang kafir tidak bisa
melihatnya. Maka Allah menciptakan kemampuan untuk melihat (lagi
membaca) tanpa harus belajar terlebih dahulu, karena pada zaman tersebut
banyak hal yang terjadi diluar kebiasaan.
Seluruh para Nabi mengingatkan umatnya akan kedatangan Dajjal. Ini
menunjukkan betapa bahayanya Dajjal dan betapa banyak manusia yang akan
terpedaya dengan Dajjal. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا بَيْنَ خَلْقِ آدَمَ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ خَلْقٌ أَكْبَرُ مِنَ الدَّجَّالِ.
“Sejak penciptaan Adam sampai hari Kiamat tidak ada satu makhluk yang lebih besar fitnahnya (menjadi ujian bagi manusia pen.) daripada Dajjal.” (HR. Muslim).
Tidak ada makhluk, baik manusia ataupun jin, yang lebih berat menguji
manusia, yang lebih hebat mempengaruhi manusia, yang lebih hebat dalam
menjerumuskan manusia kepada kekufuran lebih dari Dajjal. Bayangkan!
Kita lihat pada hari ini banyak orang yang menyeru kepada kesesatan; ada
Mirza Gulam Ahmad yang mengaku sebagai Nabi, ia memiliki jamaah
internasional. Ada pula orang-orang berpaham Islam liberal, mereka
banyak digandrungi dan dipuji sebagai orang-orang moderat. Ada paham
ekstrim seperti ISIS, mereka juga memiliki pengikut yang tidak sedikit,
bahkan pendukung mereka tidak hanya di Irak dan Suriah saja, tapi juga
tersebar di negeri muslim lainnya, dll. Banyak penyeru-penyeru kesesatan
dan mereka semua memiliki pengikut yang banyak. Dan Dajjal, lebih hebat
lagi pengaruhnya disbanding penyeru-penyeru kesesatan yang kita lihat
pada hari ini.
Karena itu, para nabi mengingatkan umatnya akan bahaya Dajjal. Dan mereka memerintahkan ummatnya agar berlindung dari fitnahnya.
Kaum muslimin rahimani warahimakumullah,
Setelah kita mengetahui sifat-sifat Dajjal, lalu kapan dan dimanakah Dajjal akan keluar? Apakah saat ini Dajjal sudah keluar?
Dari Abu Bakr ash-Shidiq radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
الدَّجَّالُ يَخْرُجُ مِنْ أَرْضٍ بِالمَشْرِقِ يُقَالُ لَهَا: خُرَاسَانُ
“Dajjal keluar dari daerah di sebelah Timur, namanya Khurasan.” (HR. Ahmad).
Arah timur yang menjadi tanda tanya, telah ditegaskan sendiri oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Daerah timur yang beliau maksud adalah daerah Khurasan.
Keterangan di atas, diperkuat oleh riwayat lain dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَخْرُجُ الدَّجَّالُ مِنْ يَهُودِيَّةِ أَصْبَهَانَ، وَمَعَهُ سَبْعُونَ أَلْفًا مِنَ الْيَهُودِ
“Dajjal akan keluar dari daerah Yahudiyah Asbahan. Dia bersama 70 ribu orang Yahudi.” (HR. Ahmad).
Khurasan: Satu wilayah yang luas di sebelah Timur Jazirah Arab. Saat
ini, yang termasuk wilayah Khurasan: Nishapur (Iran), Herat
(Afganistan), Merv (Turkmenistan), dan berbagai negeri di Selatan sungai
Jihun (sungai Amu Darya).
Asbahan: Sering juga disebut Asfahan. Termasuk wilayah Iran. 340 km
di Selatan Teheran. Ketika Bukhtanshar menyerang Baitul Maqdis dan
menjadikan penduduknya sebagai tawanan, bersama orang Yahudi. Kemudian
mereka ditempatkan di Asfahan. Akhirnya wilayah tersebut dinamakan
kampung Yahudiyah. Ibu kota Asfahan saat ini adalah Yahudiyah.
Oleh karena itu, kita lihat saat ini mulai banyak dibangun
tempat-tempat ibadah Yahudi sementara masjid-masjid Ahlussunnah wal
jamaah dilarang pemerintah Iran karena bertentangan dengan paham resmi
pemerintah yakni paham Syiah.
Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala melindungi kita dari fitnah Dajjal, sesungguhnya Dialah yang Maha Melindungi dan Maha Penyayang.
أَقُوْلُ هَذَا القَوْلِ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ
المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ
إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى
الظَّالِمَيْنَ وَأَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا
شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
أَمَّابَعْدُ:
Kaumu muslimin rahimani wa rahimakumullah,
Di antara cara yang bisa melindungi kita dari fitnah al-Masih ad-Dajjal adalah meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Doa tersebut disunnah untuk dibaca pada tasyahud akhir, saat shalat, sebelum mengucapkan salam. Doa tersebut adalah
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَمِنْ
عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ
شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
“Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksaan kubur,
siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari
kejahatan fitnah Almasih Dajjal.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kemudian rutin membaca 10 ayat awal dari surat Al-Kahfi. Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ
“Barangsiapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi,
niscaya dia akan terlindungi dari (fitnah) Dajjal.” (HR. Muslim).
Kemudian cara lainnya adalah dengan menjauhi Dajjal itu sendiri.
Ketika seseorang hidup di zaman Dajjal keluar, lalu ia mendengar berita
tentang Dajjal, maka hendaknya ia menghindarkan diri agar tidak menemui
Dajjal. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَّالِ فَلْيَنْأَ عَنْهُ فَوَاللهِ أَنَّ الرَّجُلَ
لَيَأْتِيْهِ وَهُوَ يَحْسَبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ فَيَتَّبِعُهُ بِمَا
يَبْعَثُ بِهِ مِنَ الشُّبُهَاتِ
“Siapa yang mendengar Dajjal telah keluar, hendaklah ia menjauh
darinya (jangan mendatangi Dajjal). Demi Allah, sungguh ada seseorang
yang mendatangi Dajjal dalam keadaan ia menyangka ia seorang mukmin
(tidak mungkin terfitnah dengan Dajjal), namun ternyata ia menjadi
pengikut Dajjal karena terfitnah dengan fenomena-fenomena yang
ditunjukkan/ditampakkan Dajjal.” (HR. Abu Dawud).
Inilah adab dan wasiat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
yang seharusnya menjadi renungan bagi seorang muslim. Hendaknya
seseorang tidak tertipu dengan dirinya, menyangka bahwa imannya kuat,
namun kemudian ia menjadi pengikut Dajjal.
Pada hari ini, kita lihat banyak orang terpengaruh dengan
siaran-siaran televisi, berita-berita di internet, dll. Padahal hal itu
jauh lebih ringan dibanding dengan tipu muslihat dari Dajjal, baik
perkataan, perbuatan, maupun hal-hal yang istimewa yang ditampakkan
Dajjal.
Oleh karena itu, hendaklah kita bertakwa kepada Allah. Memelihara
diri kita dan keluarga kita dari fitnah-fitnah media informasi dan tentu
saja berlindung dari fitnah Dajjal. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَجِيْئُ الدَّجَّالُ فَيَطَأُ الأَرْضَ إِلاَّ مَكَّةَ وَالْمَدِيْنَةَ,
فَيَجِدُ بِكُلِّ نَقْبٍ مِنْ نَقَابِهَا صُفُوْفًا مِنَ الْمَلاَئِكَةِ
“Tatkala Dajjal datang, dia menjajaki seluruh bumi kecuali kota Mekah
dan Madinah. Dia menjumpai pada setiap gang/lorong terdapat para
malaikat yang berbaris.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ibadallah,
Orang yang cerdas adalah mereka yang menundukkan hawa nafsunya, dan
beramal untuk kehidupan setelah kematian. Dan orang yang lemah adalah
mereka yang mengikuti hawa nafsunya dan panjang angan-angannya.
وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا رَعَاكُمُ اللهُ عَلَى مُحَمَّدِ ابْنِ عَبْدِ
اللهِ كَمَا أَمَرَكُمُ اللهُ بِذَلِكَ فِي كِتَابِهِ فَقَالَ: إِنَّ
اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً [الأحزاب:56]
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ ،
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
.وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الأَئِمَّةِ
المَهْدِيِيْنَ أَبِيْ بَكْرِ الصِّدِّيْقِ ، وَعُمَرَ الفَارُوْقِ ،
وَعُثْمَانَ ذِيْ النُوْرَيْنِ، وَأَبِي الحَسَنَيْنِ عَلِي، وَارْضَ
اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَابِعِيْنَ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ
بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ .
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ
وَالمُشْرِكِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ وَاجْعَلْ هَذَا البَلَدَ
آمِنًا مُطْمَئِنَّ وَسَائِرَ بِلَادِ المُسْلِمِيْنَ اَللَّهُمَّ آمِنَّا
فِي دَوْرِنَا وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْ
وِلَايَتَنَا فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَارَبَّ
العَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ مَنْ أَرَادَ أَهْلَ الإِسْلَامِ بِسُوْءٍ
فَجْعَلْ كَيْدَهُ فِي نَحْرِهِ وَاجْعَلْ تَدْبِيْرَهُ تَدْمِيْرُهُ
يَاسَمِيْعُ الدُّعَاءِ اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ صَلَاتَنَا وَصِيَامَنَا
وَدُعَائَنَا اَللَّهُمَّ لَا تَرُدْنَا خَائِبِيْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ
لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ الْحِسَابِ
رَبَّنَا اغْفِرْ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ
أَمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ
اَللَّهُمَّ صَلِّى وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
Oleh tim KhotbahJumat.com