بُنِىَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَإِقَامِ
الصَّلاَةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
“Islam dibangun atas lima perkara, yaitu : (1) bersaksi bahwa tidak
ada sesembahan yang benar untuk diibadahi kecuali Allah dan bersaksi
bahwa Muhammad adalah utusan-Nya, (2) mendirikan shalat, (3) menunaikan
zakat, (4) naik haji ke Baitullah (bagi yang mampu, pen), (5) berpuasa
di bulan Ramadhan.” (HR. Muslim).
Hadits ini menerangkan tentang mulianya kedudukan shalat dalam Islam.
Keagungan shalat juga bisa kita ketahui bahwa lima waktu yang kita
kerjakan dinilai 50 kali shalat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Setelah kita mengetahui kedudukan shalat dan betapa agungnya shalat
dalam Islam. Mari kita saksikan realita, kondisi kaum muslimin dalam
mendudukkan shalat pada diri mereka. Banyak di antara saudara-saudara
kita umat Islam, tidak shalat berjmaah di masjid bersama kaum muslimin
lainnya. Mereka mendengar adzan dikumandangkan, iqomah ditegakkan,
bahkan suara bacaan ayat Alquran yang dilantunkan oleh imam, namun
mereka tidak shalat bersama kaum muslimin. Mereka disibukkan dengan
kegiatan dan aktivitas dunia mereka.
Sayang sekali, umat Islam meninggalkan shalat berjamaah di masjid,
padahal pahala yang Allah sediakan untuk mereka sangatlah besar.
Kondisi lainnya, ada sebagian umat Islam yang mengerjakan shalat
keluar dari waktunya. Dan ini termasuk dosa besar yang harus dijauhi.
Allah Ta’ala berfirman,
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang
menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka
kelak akan menemui kesesatan.” (QS. Maryam: 59).
Tentang ayat ini, ada yang bertanya kepada sahabat Nabi, Saad bin
Waqqash, “Apakah yang dimaksudkan ayat itu adalah orang-orang yang
meninggalkan shalat?” Saad menjawab, “Jika mereka meninggalkan shalat
(sama sekali pen.), maka mereka keluar dari Islam. (Maksud ayat ini) Mereka yang mengakhirkan waktu, saat mengerjakan shalat”.
Jadi, ayat ini adalah peringatan bagi orang-orang yang mengerjakan
shalat, namun mereka melakukan kelalaian dengan mengakhirkan
penunaiannya. Adapun al-ghayya pada akhir ayat, maksudnya adalah sebuah
lembah di Jahannam. Sebagaimana yang ditafsirkan oleh sahabat Abdullah
bin Mas’ud.
Semoga Allah melindungi kita dari keburukan yang demikian.
Ini adalah ancaman bagi orang-orang yang mengerjakan shalat, hanya
saja mereka kerjakan saat keluar dari waktunya. Saudaraku seiman, lalu
bagaimana kiranya dengan orang-orang yang tidak mengerjakan shalat
selama satu minggu? Atau dua minggu? Satu bulan? Atau dua bulan? Dalam
waktu selam itu mereka tidak bersujud kepada Allah. Mereka tidak
menunaikan shalat.
Saudaraku seiman,
Masalah ini adalah masalah yang besar, namun sayangnya menyebar di
kalangan umat Islam, pemuda-pemuda yang meninggalkan shalat. Tentu saja
kita orang yang mengerjakan harus mengoreksi diri. Hal ini mungkin
dikarenakan kurangnya ajakan kita kepada anak-anak kita, kurangnya
masukan dan nasihat kita kepada para pemuda, dan kurangnya kita dalam
menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Saudaraku seiman,
Hendaknya kita bertakwa kepada Allah. Kita ajak saudara-saudara kita
sesama muslim untuk mengerjakan shalat. Dan bagi mereka yang tidak
mengerjakan shalat, hendaklah takut kepada Allah. Karena kita semua,
akan berdiri di hadapan Allah kelak. Demi Allah, saat itulah penyesalan
yang mendalam akan hadir. Penyesalan saat kenikmatan dunia sudah lepas
dari kita dan ruh kita terlah berpisah dari raga dan keluarga. Saat kita
dimakamkan, seorang diri dalam liang kubur. Kemudian Allah akan
membangkitkan dan mengumpulkan kita.
Apa yang akan kita katakana kepada Allah? Alasan apa yang akan kita
ajukan untuk membela diri karena meninggalkan shalat? Maka sibukkanlah
diri dengan amal. Ingatlah lima perkara, sebelum datang lima perkara
lainnya. Manfaatkanlah kehidupan, sebelum datang kematian.
وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا رَعَاكُمُ اللهُ عَلَى مُحَمَّدِ
ابْنِ عَبْدِ اللهِ كَمَا أَمَرَكُمُ اللهُ بِذَلِكَ فِي كِتَابِهِ
فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
[الأحزاب:56] ، وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ((مَنْ صَلَّى
عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا)), وَقَالَ عَلَيْهِ
الصَلَاةُ وَالسَلَامُ : ((رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ
يُصَلِّ عَلَيَّ)) ، وَلِهَذَا فَإِنَّ مِنَ البُخْلِ عَدَمُ الصَّلَاةِ
وَالسَلَامِ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ
عِنْدَ ذِكْرِهِ صلى الله عليه وسلم.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ
حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ
حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ وَفِّقْنَا وَالمُسْلِمِيْنَ أَجْمَعِيْنَ
لِلصَّلَاةِ عَلَى خَيْرٍ حَالٍ .اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ
الْمُتَسَابِقِيْنَ فِي الصَّلَاةِ .
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ قُلُوْبَنَا حَاضِرَةٌ خَاشِعَةٌ
عِنْدَ الصَّلَاةِ. اَللَّهُمَّ وَفِّقِ الْمُسْلِمِيْنَ بِأَنْ يُصَلُّوْا
لِرَبِّهِمْ، اَللَّهُمَّ مَنْ كَانَ تَارِكًا لِلصَّلَاةِ أَوْ
مُقَصِّرًا فِيْهَا فَوَفِّقْهُ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ أَنْ يَرْجِعَ
إِلَيْكَ وَ يَتُوْبُ .
وَقُوْمُوْا إِلَى صَلَاتِكُمْ يَرْحَمُكُمُ اللهُ.
Diterjemahkan dari khotbah Jumat Syaikh Abdul Aziz ar-Rais
Oleh tim KhotbahJumat.com