“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak
terhadap tentara bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya
mereka (untuk menghancurkan Ka´bah) itu sia-sia? dan Dia mengirimkan
kapada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka
dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan
mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).” (QS. Al-Fil: 1-5).
Ibadallah,
Allah Jalla wa ‘Ala menurunkan suatu surat di dalam Alquran
yang mengisahkan tentang suatu kejadian di masa lalu. Masa menjelang
kelahiran Nabi kita yang mulia, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Surat ini Allah namakan dengan surat al-Fil yang artinya gajah.
Surat al-Fil adalah surat makiyah, yakni surat yang diturunkan sebelum Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
hijrah ke Madinah. Surat al-Fil mengisahkan tentang seorang Gubernur
Yaman yang bernama Abrahah yang hendak menghancurkan Ka’bah. Saat itu
Yaman merupakan bagian dari Kerajaan Habasyah yang beragama Nasrani.
Allah Ta’ala berfirman kepada Nabi Muhammad,
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ
“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak
terhadap tentara bergajah?” yakni memperhatikan atau melihat dengan mata
hatimu wahai Muhammad.
Penyebab Datangnya Pasukan Gajah ke Mekah
Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa peristiwa ini
bermula dari keinginan Abrahah untuk memalingkan perhatian bangsa Arab
dari Mekah dengan Ka’bahnya menuju Yaman. Untuk mewujudkan hal tersebut,
Abrahah membangun sebuah gereja yang tinggi, besar, dan mewah agar
bangsa Arab beralih perhatiannya dari Ka’bah menuju gereja tersebut.
Karena ketinggian bangunan gereja tersebut, orang-orang Arab menyebut
gereja tersebut dengan Gereja al-Qullais.
Cita-cita Abrahah ini pun sampai ke telinga penduduk Mekah dan
orang-orang Quraisy. Mereka marah dan kesal kepada Abrahah. Lalu mereka
bertekad untuk menghinakan bangunan gereja yang dibuat Abrahah. Salah
seorang dari mereka pun membuang kotoran di gereja tersebut untuk
menghinakannya.
Mengetahui hal ini, Abrahah marah besar. Niat mula yang hanya sekedar
menyaingi Ka’bah berganti murka hendak menghancurkan Ka’bah. Ia pun
menyiapkan pasukan yang mengendarai gajah untuk merobohkan Ka’bah.
Berangkatlah Abrahah bersama pasukannya menuju Mekah.
Perlawanan Bangsa Arab Terhadap Abrahah
Dalam Sirah Ibnu Hisyam dikisahkan bahwa perjalanan Abrahah
menuju Mekah tidaklah mulus begitu saja. Ia mendapatkan perlawanan dari
kabilah-kabilah Arab yang hendak menghalanginya merobohkan Ka’bah. Namun
Abrahah dan pasukannya berhasil mengalahkan mereka dan menjadikan ketua
kabilah mereka sebagai tawanan.
Pemimpin Mekah, kakek Nabi Muhammad, Abdul Muthalib, memerintahkan
penduduk Mekah untuk segera keluar dari Mekah karena Abrahah sudah
membulatkan tekad untuk merobohkan Ka’bah. Jika orang-orang Mekah
menghadangnya, mereka tidak akan mampu mengalahkan Abrahah. Dan Ka’bah
pun tetap ia hancurkan. Abdul Muthallib hanya memasrahkan Ka’bah kepada
Sang Pemiliki Ka’bah, Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Gajah Yang Tunduk Kepada Allah dan Kebinasaan Abrahah Beserta Pasukannya
Saat hampir tiba di Mekah, tiba-tiba gajah yang dibawa Abrahah
menolak untuk dikendalikan memasuki kota suci tersebut. Ia terduduk
enggan untuk melangkahkan kakinya tunduk kepada Rabb semesta alam, Allah
Tabaraka wa Ta’ala. Gajah-gajah itu menolak untuk
menghancurkan syiar-syiar keimanan. Berbagai usaha dilakukan untuk
membuat gajah-gajah tersebut berdiri dan berjalan memasuki Mekah, namun
mereka tetap bergeming enggan menuruti perintah kemaksiatan tersebut.
Namun ketika diarahkan ke Yaman atau Syam, gajah tersebut berdiri dan
bersegera melangkahkan kaki-kaki mereka.
Oleh karena itu, Allah berfirman,
أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ
“Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka´bah) itu sia-sia?”
Perjalanan mereka dengan jarak yang jauh, persiapan mereka yang
banyak, kesulitan dan rintangan yang mereka hadapi dalam perjalanan,
semua sia-sia. Tidak sedikit pun mereka memperoleh kebaikan darinya.
وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ. تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ. فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ
Dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong,
yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,
lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).
Allah datangkan thairan ababil artinya burung yang banyak. Yang membawa batu-batu dari sijjil, dari tanah yang terbakar. Kemudian mereka pun binasa bagaikan daun-daun yang hancur dimakan ulat.
أَقُوْلُ هَذَا القَوْلِ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ
المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ
إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
أَجْمَعِيْنَ.
أَمَّا بَعْدُ أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ عِبَادَ اللهِ : اِتَّقُوْا اللهَ
تَعَالَى وَرَاقِبُوْهُ سُبْحَانَهُ مُرَاقَبَةً مَنْ يَعْلَمُ أَنَّ
رَبَّهُ يَسْمَعُهُ وَيَرَاهُ.
Ibadallah,
Betapa besar pelajaran yang terdapat pada surat ini. Betapa Allah Subhanahu wa Ta’ala
Maha Kuasa, Dia bisa melakukan apa saja yang Dia inginkan dengan begitu
mudahnya. Dia menghancurkan kaum yang kuat, yang telah mengalahkan
kelompok lainnya dengan makhluk yang ringan saja.
Di antara pelajaran yang bisa kita ambil dari surat al-Fil adalah:
- Surat ini menegaskan tentang keagungan Kota Mekah.
- Allah menghinakan orang-orang yang sombong dan merasa kuat hanya
dengan mendatangkan pasukan burung-burung, tidak perlu sepasukan
malaikat yang hebat.
- Kisah pasukan gajah ini hanya terdapat sekali saja di dalam Alquran,
tidak berulang semisal kisah Firaun, Kaum Nabi Nuh, ‘Aad, dan Tsamud.
Karena dalam kisah ini tidak terdapat pengingkaran terhadap Rasul yang
merupakan dosa besar dan lebih ditekankan kepada umat manusia untuk
dijauhi.
- Mencegah kemungkaran jangan sampai berdampak munculnya kemungkaran
yang lebih besar. Orang-orang Quraisy mengingkari kemungkaran Abrahah
yang hendak memalingkan manusia dari Ka’bah, namun apa yang mereka
lakukan malah menimbulkan kemungkaran yang lebih besar yakni tekad
merobohkan Ka’bah.
- Surat ini merupakan irhashat yakni kejadia-kejadian
istimewa yang terjadi menjelang kelahiran Nabi Muhammad, atau saat
kelahirannya hingga menjelang diutusnya beliau.
- Meskipun menyekutukan Allah di kala lapang, tapi ketika ditimpa
kesulitan orang-orang Quraisy memurnikan ibadah mereka kepada Allah.
Sebagaimana kakek Nabi yang berdoa kepada Allah saja tidak kepada
berhala-berhala, memohon agar Allah menjaga Ka’bah. Adapun orang-orang
zaman sekarang, ketika ditimpa kesulitan, maka mereka malah semakin
menyekutukan Allah dengan meminta tolong kepada dukun, jin, dll.
- Gajah saja menolak untuk merusak dan menghinakan simbol-simbol
keimanan. Dan seorang yang beriman lebih dari itu sikap mereka. Apabila
diperintahkan atau dipinta untuk merusak agama Allah sekecil apapun,
wajib bagi orang-orang yang beriman untuk menolaknya. Jangan kita rusak
kehormatan agama Islam dengan pena-pena kita, dengan lisan-lisan kita,
dengan kekuasaan dan tindakan kita. Sesungguhnya agama ini pasti akan
menang.
- Jangan sampai seseorang menjadi orang yang memalingkan peribadatan
kepada Allah menuju peribadatan kepada selain Allah. Dan jangan pula
menjadi penghalang dalam ketaatan.
- Allah mengisahkan kisah gajah ini, sebagai pelajaran bagi kita
jangan sampai gajah lebih tahu tentang kemuliaan Allah daripada kita
manusia.
- Gajah tidak mau diperintah memaksiati Allah. Semestinya manusia lebih tidak mau lagi diperintah memaksiati Allah.
- Dengan demikian barangsiapa yang merusak kehormatan agama Allah, maka hakikatnya mereka lebih rendah daripada hewan-hewan.
Mudah-mudahan apa yang kita kaji pada kesempatan kali ini semakin
menanamkan ketakwaan dan keyakinan kepada Allah. Semakin membuat kita
sadar akan ke-Maha Kuasa-an-Nya. Dan semoga apa yang khotib sampaikan
menambah pemahaman kita akan kitab Rabb kita, kitab suci kita Alquran.
وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا رَعَاكُمُ اللهُ عَلَى مُحَمَّدِ ابْنِ عَبْدِ
اللهِ كَمَا أَمَرَكُمُ اللهُ بِذَلِكَ فِي كِتَابِهِ فَقَالَ: إِنَّ
اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً [الأحزاب:56] ،
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ((مَنْ صَلَّى عَلَيَّ
وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا)), وَقَالَ عَلَيْهِ الصَلَاةُ
وَالسَلَامُ : ((رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ
عَلَيَّ)) ، وَلِهَذَا فَإِنَّ مِنَ البُخْلِ عَدَمُ الصَّلَاةِ
وَالسَلَامِ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ
عِنْدَ ذِكْرِهِ صلى الله عليه وسلم.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ ،
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الأَئِمَّةِ
المَهْدِيِيْنَ أَبِيْ بَكْرِ الصِّدِّيْقِ ، وَعُمَرَ الفَارُوْقِ ،
وَعُثْمَانَ ذِيْ النُوْرَيْنِ، وَأَبِي الحَسَنَيْنِ عَلِي، وَارْضَ
اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَابِعِيْنَ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ
بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ ، وَأَذِلَّ الشِرْكَ
وَالمُشْرِكِيْنَ ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ وَاحْمِ حَوْزَةَ
الدِّيْنَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ . اَللَّهُمَّ آمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا
وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةِ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْ وُلَايَتَنَا
فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا زَكِّهَا أَنْتَ خَيْرَ مَنْ
زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا
ذُنُبَنَا كُلَّهُ ؛ دِقَّهُ وَجِلَّهُ ، أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ ، سِرَّهُ
وَعَلَنَهُ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا
وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ
اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. رَبَّنَا إِنَّا ظَلَمْنَا
أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ
الخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ : اُذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ
مَا تَصْنَعُونَ
Oleh tim KhotbahJumat.com