أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ الله لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ
الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ
اْلغَفُوْرُ الرّحِيْمُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ
وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى
اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ
تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
Sidang shalat Jumat rahimakumullah,
Tidak diperbolehkan kaum muslimin memberikan respon di dalam bentuk
apapun yang intinya ada unsur dukungan, membantu atau memeriahkan
perayaan orang kafir, seperti : iklan dan himbauan; menulis ucapan pada
jam dinding atau fandel; menyablon/membuat baju bertuliskan perayaan
yang dimaksud; membuat cinderamata dan kenang-kenangan; membuat dan
mengirimkan kartu ucapan selamat; membuat buku tulis;memberi
keistimewaan seperti hadiah /diskon khusus di dalam perdagangan,
ataupun(yang banyak terjadi) yaitu mengadakan lomba olah raga di dalam
rangka memperingati hari raya mereka. Kesemua ini termasuk di dalam
rangka membantu syiar mereka.
Kaum muslimin tidak diperbolehkan beranggapan bahwa hari raya orang
kafir seperti tahun baru (masehi), atau milenium baru sebagai waktu
penuh berkah(hari baik) yang tepat untuk memulai babak baru di dalam
langkah hidup dan bekerja, di antaranya adalah seperti melakukan akad
nikah,memulai bisnis, pembukaan proyek-proyek baru dan lain-lain.
Keyakinan seperti ini adalah batil dan hari tersebut sama sekali tidak
memiliki kelebihan dan keistimewaan di atas hari-hari yang lain.
Dilarang bagi umat Islam untuk mengucapkan selamat atas hari raya
orang kafir, karena ini menunjukkan sikap rela terhadapnya di samping
memberikan rasa gembira di hati mereka.Berkaitan dengan ini Ibnul Qayim rahimahullah
pernah berkata, “Mengucapkan selamat terhadap syiar dan simbol khusus
orang kafir sudah disepakati kaharamannya seperti memberi ucapan selamat
atas hari raya mereka, puasa mereka dengan mengucapkan, “Selamat hari
raya (dan yang semisalnya), meskipun pengucapnya tidak terjerumus ke
dalam kekufuran, namun ia telah melakukan keharaman yang besar, karena
sama saja kedudukannya dengan mengucapkan selamat atas sujudnya mereka
kepada salib. Bahkan di hadapan Allah, hal ini lebih besar dosanya
daripada orang yang memberi ucapan selamat kapada peminum khamar,
pembunuh, pezina dan sebagainya. Dan banyak sekali orang Islam yang
tidak memahami ajaran agamanya, akhirnya terjerumus ke dalam hal ini, ia
tidak menyadari betapa besar keburukan yang telah ia lakukan. Dengan
demikian, barang siapa memberi ucapan selamat atas kemaksiatan,
kebid’ahan dan lebih-lebih kekufuran, maka ia akan berhadapan dengan
murka Allah”. Demikian ucapan beliau rahimahullah!
Setiap muslim harus merasa bangga dan mulia dengan hari rayanya
sendiri termasuk di dalam hal ini adalah kalender dan penanggalan
hijriyah yang telah disepakati oleh para shahabat Radhiallaahu anhum,
sebisa mungkin kita pertahankan penggunaannya, walau mungkin lingkungan
belum mendukung. Kaum muslimin sepeninggal shahabat hingga sekarang
selalu menggunakannya dan setiap pergantian tahun baru hijriyah ini,
tidak perlu dengan mangadakan perayaan-perayaan tertentu.
Demikianlah sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap mukmin,
hendaknya ia selalu menasehati dirinya sendiri dan berusaha sekuat
tenaga menyelamatkan diri dari apa-apa yang menyebabkan kemurkaan Allah
dan laknatNya. Hendaknya ia mengambil petunjuk hanya dari Allah dan
menjadikan Dia sebagai penolong. Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala
memberikan kepada kita semuanya, rasa takut hanya kepada-Nya sehingga
dengan rasa takut itu dapat membentengi diri kita agar tidak berani
berbuat maksiat kepada-Nya.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّهُمّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنًاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنّكَ سَمِيْعٌ
مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
رَبّنََا لاَتًؤَخِذْنَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ
تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلىَ الّذِيْنَ مِنْ
قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تُحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ
عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَنَا فَانْصُرْنَا عَلىَ
الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
رَبّنَا آتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لله رَبّ الْعَالَمِيْنَ.