وَإِنْ خِفْتُمْ شِقَاقَ بَيْنِهِمَا فَابْعَثُوا حَكَمًا مِنْ أَهْلِهِ
وَحَكَمًا مِنْ أَهْلِهَا إِنْ يُرِيدَا إِصْلاحًا يُوَفِّقِ اللَّهُ
بَيْنَهُمَا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا خَبِيرًا
“Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka
kirimlah seorang pendamai dari keluarga laki-laki dan seorang pendamai
dari keluarga perempuan. Jika kedua orang pendamai itu bermaksud
mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri
itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS.
An-Nisa: 35).
Allah juga berfirman,
وَإِنِ امْرَأَةٌ خَافَتْ مِنْ بَعْلِهَا نُشُوزًا أَوْ إِعْرَاضًا فَلا
جُنَاحَ عَلَيْهِمَا أَنْ يُصْلِحَا بَيْنَهُمَا صُلْحًا وَالصُّلْحُ
خَيْرٌ وَأُحْضِرَتِ الأنْفُسُ الشُّحَّ وَإِنْ تُحْسِنُوا وَتَتَّقُوا
فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
“Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh
dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian
yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka)
walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu bergaul
dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap
tak acuh), maka sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (QS. An-Nisa: 128).
Dan mendamaikan di antara pasangan suami istri menjaga keutuhan rumah
tangga dari keretakan dan kehancuran, dan dengannya lestarilah
perhatian keluarga dan semakin kuat hubungan antara suami istri, dan
berkelanjutan hubungan yang baik, anak-anak mendapati persatuan kedua
orang tuanya pengayom mereka yang terpercaya, yang berkesinambungan dan
aman dari penyimpangan, mereka mendapati kelembutan orang tua dan
pertumbuhan yang baik.
Dan jika semakin parah perselisihan diantara suami istri dan
ditinggalkan jalan damai maka hancurlah rumah tangga, terbengkalai
anak-anak dan mereka terancam dengan kerusakan dan kegagalan dalam
kehidupan setelah perceraian, serta terputuslah hubungan kekerabatan,
dan suami istri mendapatkan kemudhorotan.
Dalam hadits ((Iblis berkata kepada pasukannya, “Siapa diantara
kalian yang hari ini telah menyesatkan seorang muslim maka aku akan
mendekatkan dia kepadaku dan akan aku pasangkan mahkota baginya”. Maka
datanglah salah satu dari mereka lalu berkata, “Aku terus menggoda si
fulan hingga ia durhaka kepada kedua orang tuanya”. Iblis berkata,
“Hampir lagi ia baik kembali kepada kedua orang tuanya”. Datang yang
lain dan berkata, “Aku terus menggoda si fulan hingga ia akhirnya
mencuri”. Iblis berkata, “Hampir lagi ia bertaubat”. Datang yang lain
dan berkata, “Aku terus menggoda si fulan hingga akhirnya ia berzina”.
Iblis berkata, “Sebentar lagi ia akan bertaubat”. Datang yang lain dan
berkata, “Aku terus menggoda si fulan hingga iapun menceraikan
istrinya”. Iblis berkata, “Engkau, engkau (yang hebat)”. Lalu Iblispun
mendekatkannya kepada Iblis, lalu ia mengenakannya mahkota”)) (HR.
Muslim).
Dan mendamaikan bisa dilakukan diantara kerabat yang bertikai hingga
kembali baik hubungan silaturahmi dan lestari, dan agar tidak terjadi
putusnya silaturahmi diantara kerabat. Maka silaturahmi adalah berkah
dan kebaikan serta kemuliaan, dan merupakan sebab yang memasukkan ke
surga, sebab baiknya agama dan urusan dunia serte keberkahan usia. Dari
Aisyah –semoga Allah meridhoinya- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الرَّحِمُ مُعَلَّقَةٌ بِالْعَرْشِ تَقُوْلٌ : مَنْ وَصَلَنِي وَصَلَهُ اللهُ وَمَنْ قَطَعَنِي قَطَعَهُ اللهُ
“Ar-Rahim (kekerabatan) bergantung di ‘Arsy, ia berkata, “Barangsiapa
yang menyambungku maka Allah akan menyambungnya (dengan kebaikan), dan
barangsiapa yang memutuskan aku maka Allah akan memutuskannya.” (HR.
al-Bukhari dan Muslim).
Dan dari Abu Hurairah –semoga Allah meridhoinya- dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda
من سَرَّهُ أن يُبْسَطَ له في رِزْقِهِ، وَأَنْ يُنْسَأ في أثَرِهِ؛ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barangsiapa yang suka untuk dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan
umurnya, maka hendaknya ia menyambung tali silaturahmi.” (HR.
al-Bukhari).
Dan dari Amr bin Sahl –semoga Allah meridhoinya- ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِلَةُ الْقَرَابَةِ مثْرَاةٌ فِي الْمَالِ مَحَبَّةٌ فِي الأَهْلِ مَنْسَأَةٌ فِي الْأَجَلِ
“Menyambung silaturahmi adalah memperbanyak harta, menambah kecintaan
keluarga, dan memperpanjang umur.” (Hadits shahih riwayat at-Thabrani).
Sebagaimana memutuskan silaturahmi adalah keburukan, mendatangkan kesialan di dunia dan di akhirat.
Dari Jubair bin Muth’im dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعُ رَحِمٍ
“Tidak akan masuk surga pemutus silaturahmi.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Dan dari Abu Bakrah –semoga Allah meridhoinya- dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau bersabda,
مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجَّلَ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةُ مَعَ مَا يدخر له؛ من البغى وقطيعة الرحم
“Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan hukumannya atas
pelakunya disertai hukuman yang disimpan untuknya daripada berbuat zalim
dan memutuskan silaturahmi.” (HR. Abu Daud dan at-Tirmidzi dan ia
berkata : Shahih).
Maka mendamaikan diantara kerabat yang bersengketa merupakan kebaikan yang besar.
Mendamaikan juga bisa dilakukan diantara tetangga demi menunaikan hak
tetangga dan menjalankan kewajiban hak tersebut yang telah diwajibkan
oleh Allah.
Dari Asiyah –semoga Allah meridhoinya- dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda :
مَا زَالَ جِبْرِيلُ يُوصِينِي بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سيورثه
“Jibril terus mewasiatkan aku untuk berbuat baik kepada tetangga,
hingga aku menyangka bahwa Jibril akan memberikan hak waris kepada
tetangga.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Dan mendamaikan juga bisa antara dua orang muslim yang bersengketa. Allah berfirman,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu. Dan
takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat:
10).
Wahai saudaraku muslim, janganlah engkau tinggalkan “usaha untuk
mendamaikan”, jangan pula engkau meremehkan kebaikan yang banyak ini.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mendamaikan diantara para sahabatnya. Demikian para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
dan orang-orang setelah mereka yaitu para tabi’in, telah berusaha
menempuh jalan ini. Dan nukilan dari mereka tentang mendamaikan diantara
yang bersengketa sangatlah banyak. Dan dalam hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda ((Wahai manusia, damaikanlah diantara kaum muslimin, sesungguhnya Allah mendamaikan diantara kaum muslimin)).
Seorang muslim di zaman ini merasa sedih karena begitu sedikitnya
orang yang mendamaikan dan berpalingnya banyak orang dengan menjauh dari
usaha mendamaikan di masyarakat kaum muslimin.
Dan engkau –wahai seorang muslim- diperintahkan untuk berniat yang
baik dan berihtisab (mengharapkan pahala) dan menempuh sebab-sebab,
adapun setelahnya maka serahkan kepada Allah. (Yang jelas) Allah telah
menjamin pahala bagimu. Allah berfirman :
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, maka itu adalah untuk
dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, maka itu
akan menimpa dirinya sendiri. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu
dikembalikan.” (QS. Al-Jatsiyah: 15).
Semoga Allah memberkahi aku dan kalian dalam Al-Qur’an Al-‘Adziim…
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي
وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ،
وَنَفَعْنَا بِهَدْيِ سَيِّدِ المُرْسَلِيْنَ وَقَوْلُهُ القَوِيْمُ.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ
وَلِلْمُسْلِمِيْنَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ
الرَحِيْمُ.
Khutbah Kedua :
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الأَرْضِ وَالسَّمَاوَاتِ، لَهُ الْحَمْدُ أَمَرَ
بِالفْضَائِلِ وَالصَّالِحَاتِ، وَنَهَى عَنِ الْبَغْيِ وَالعُدْوَانِ
وَالرَّذَائِلِ وَالْمُنْكَرَاتِ، أَحْمَدُ رَبِّي عَلَى نِعَمِهِ
الظَاهِرَاتِ وَالْبَاطِنَةِ الَّتِي أَسْبَغَهَا عَلَيْنَا وَعَلَى
المَخْلُقَاتِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا
شَرِيْكَ لَهُ إِلَهُ الأَوَّلِيْنَ وَالآخِرِيْنَ لَا يَخْفَى عَلَيْهِ
شَيْءٌ مِنَ الأَقْوَالِ وَالأَفْعَالِ وَالإِرَدَاتِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ
نَبِيَّنَا وَسَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ بَعَثَ اللهُ
بِالْبَيِّنَاتِ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ
وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ السَّابِقِيْنَ إِلَى
الخَيْرَاتِ.
أَمَّا بَعْدُ:
فَاتَّقُوْا اللهَ –عَزَّوَجَلَّ- وَأَطِيْعُوْهُ، وَكُوْنُوْا دَائِمًا
عَلَى حَذْرٍ وَخَوْفٍ مِنَ المَعَاصِي، فَإِنَّ بَطْشَ اللهُ شَدِيْدٌ.
Bertakwalah dengan takwa yang sesungguhnya dan berpeganglah dengan
tali Islam yang kuat. Hamba-hamba Allah sekalian, jadilah kalian
orang-orang yang mendamaikan, bergabunglah kalian dengan orang-orang
yang mengharapkan pahala.
Orang yang di dunia dikenal melakukan kebajikan maka ia pun diakhirat
dikenal demikian. Jika Allah menganugerahkan kepada seorang hamba amal
sholeh, kehendak dan tekad untuk melakukan kebajikan dan memberi manfaat
kepada masyarakat, lalu iapun menempuh sebab-sebab yang bermanfaat,
disertai dengan iman dan mengharap pahala dan tulus, maka Allah akan
memberkahi amalannya dan usahanya tersebut akan membuahkan hasil, maka
jadilah ia adalah kunci pembuka pintu-pintu kebaikan, dan penutup
pintu-pintu keburukan. Dari Anas –semoga Allah meridhoinya- ia berkata :
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ مِنَ النَّاسِ مَفَاتِيْحَ لِلْخَيْرِ مَغَالِيْقَ لِلشَّرِّ وَإِنَّ
مِنَ النَّاسِ مَفَاتِيْحَ لِلشَّرِّ مَغاَلِيْقَ لِلْخَيْرِ فَطُوْبَى
لِمَنْ جَعَلَ اللهُ مَفَاتِيْحَ الْخَيْرِ عَلَى يَدَيْهِ وَوَيْلٌ لِمَنْ
جَعَلَ اللهُ مَفَاتِيْحَ الشَّرِّ عَلَى يَدَيْهِ
“Sesungguhnya diantara manusia ada orang-orang yang merupakan pembuka
pintu-pintu kebaikan dan penutup pintu-pintu keburukan, dan diantara
manusia orang-orang yang merupakan pembuka pintu-pintu keburukan dan
penutup pintu-pintu kebaikan, maka beruntunglah orang yang Allah
menjadikan kunci-kunci kebaikan pada kedua tangannya, dan celaka orang
yang Allah jadikan kunci-kunci keburukan pada kedua tangannya.” (Hadits
shahih riwayat Ibnu Majah)
Allah berfirman,
وَقَدِّمُوا لأنْفُسِكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ مُلاقُوهُ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ
“Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah
kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. dan
berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Baqarah: 223).
وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ
خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الألْبَابِ
“Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah
mengetahuinya. Berbekallah, dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah
takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal.” (QS.
Al-Baqarah: 197).
وَمَا تُقَدِّمُوا لأنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ هُوَ
خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ
غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu
memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai Balasan yang paling baik
dan yang paling besar pahalanya.” (QS. Al-Muzammil: 20).
وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا – رَعَاكُمُ اللهُ – عَلَى مُحَمَّدِ ابْنِ عَبْدِ
اللهِ كَمَا أَمَرَكُمُ اللهُ بِذَلِكَ فَقَالَ: ﴿ إِنَّ اللَّهَ
وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً ﴾ [الأحزاب:٥٦] ، وقال
صلى الله عليه وسلم : ((مَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ عَشْرًا)) .
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ،
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَلْأَئِمَّةِ
المَهْدِيِيْنَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَارْضَ
اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ، وَعَنَّا مَعَهُمْ
بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِرْكَ
وَالمُشْرِكِيْنَ، اَللَّهُمَّ وَآمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا وَأَصْلِحْ
أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَ أَمْرِنَا
لِهُدَاكَ وَاجْعَلْ عَمَلَهُ فِي رِضَاكَ.
اَللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا، زَكِّهَا أَنْتَ خَيْرَ مَنْ
زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا
وَلِوَالِدَيْنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ
وَالمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. رَبَّنَا آتِنَا
فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِيْ الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ: اُذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ
مَا تَصْنَعُونَ .
Penerjemah: Abu Abdil Muhsin Firanda
Edit bahasa oleh tim KhotbahJumat.com