“Mengapa ia menjadikan ilah-ilah itu ilah yang satu saja?
Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.” (QS.
Shad: 5).
Kaum muslimin rahimani wa rahimakumullah,
Salah satu ayat yang dijadikan oleh orang-orang penyeru kebebasan beragama adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam).” (QS. Al-Baqarah: 256).
Yang dijadikan pegangan oleh para pengusung pendapat ini tanpa alasan
yang benar, maka ayat tersebut tidak seperti yang mereka inginkan.
Perhatikanlah bagaimana para ulama kita menafsirkan ayat ini. Al-Iman Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman : “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)”.
Maksudnya sangatlah jelas, tidak perlu memaksa seseorang masuk Islam. Akan tetapi, orang yang diberi petunjuk Allah ‘Azza wa Jalla,
dan dilapangkan dadanya untuk menerimanya, serta hatinya disinari
cahaya Islam, maka ia akan memeluk Islam. Sedangkan orang yang dibutakan
mata hatinya, pendengaran dan penglihatannya ditutup oleh Allah ‘Azza wa Jalla,
maka tidak ada gunanya memaksanya masuk Islam. Para ulama menyebutkan
ayat ini turun pada sekelompok orang Anshar, meskipun hukum ayat ini
bersifat umum.
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata:
Sebagian ulama berpendapat, pengertian ayat ini dibawakan kepada para
ahli kitab dan orang yang mengikuti agama mereka sebelum terjadi
perubahan dan pergantian. Jika mereka sudah membayar jizyah (artinya,
orang kafir yang telah membayar jizyah ini, jangan dipaksa masuk Islam).
Sementara itu, sebagian ulama lainnya mengatakan, bahwa ayat ini telah dimansukh
(dihapus hukumnya dan diganti) dengan ayat yang memerintahkan untuk
berperang, dan wajib mendakwahi semua umat manusia agar masuk ke dalam
agama Islam yang lurus ini. Jika ada di antara manusia yang tidak mau
masuk Islam, tidak mau tunduk kepadanya, dan juga tidak mau membayar
jizyah, maka ia diperangi sampai terbunuh.
Syaikh Abdur Rahman As-Sa’di mengatakan, dalam firman Allah ‘Azza wa Jalla
surat Al-Baqarah ayat 256 ini, sebagai penjelasan mengenai kesempurnaan
agama ini. Karena kesempurnaan bukti-buktinya, kejelasan ayat-ayatnya,
juga karena keberadaan Islam itu sebagai agama (yang sesuai dengan)
akal, ilmu, fitrah, hikmah, agama kebaikan dan yang mengadakan
perbaikan, agama yang haq dan agama petunjuk. Karena kesempurnaannya
ini, juga karena diterima oleh fithrah, maka tidak perlu memaksa manusia
masuk Islam. Karena pemaksaan itu hanya pada sesuatu yang tidak
disenangi hati, bertentangan dengan hakikat dan kebenaran, atau pada
sesuatu yang tidak jelas bukti dan tanda-tandanya.
Jika tidak demikian, maka orang yang telah sampai padanya agama Islam
ini lalu dia menolaknya, tidak menerimanya, maka itu dikarenakan oleh
pembangkangannya. Karena sudah jelas perbedaan antara petunjuk dan
kesesatan. Sehingga, tidak ada alasan dan argumen menolak Islam.
Makna ini, tidak bertentangan dengan banyak ayat yang menyerukan kewajiban jihad. Karena Allah ‘Azza wa Jalla mewajibkan jihad, supaya semua agama itu hanya untuk Allah ‘Azza wa Jalla,
juga untuk menghalau kezhaliman para pelakunya. Dan kaum muslimin
sepakat, bahwa jihad itu tetap ada bersama dengan pemimpin yang baik dan
zhalim. Itu termasuk yang difardhukan secara terus menerus, jihad
melalui ucapan ataupun perbuatan.
Sehingga jelaslah bagi kita, maksud firman Allah surat Al-Baqarah
ayat 256, bukan membiarkan manusia tetap berada di atas agama kekufuran,
kesyirikan ataupun menyimpang, karena Allah ‘Azza wa Jalla menciptakan makhluk agar mereka beribadah kepada-Nya semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (QS. Adz-Dzariyat: 56).
Baragsiapa yang tidak mau beribadah kepada Allah ‘Azza wa Jalla, maka orang itu diperangi, sehingga semua agama (ketaatan, -red) itu hanya untuk Allah ‘Azza wa Jalla.
Demikianlah, kita memohon kepada Allah agar Dia menujukkan kepada
kita kebenaran itu sebagai kebenaran, dan memberikan kepada kita
kekuatan untuk mengikutinya, serta menujukkan kepada kita kebathilan itu
sebagai sebuah kebathilan dan memberikan kekuatan untuk menjauhinya.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي مَقَامِنَا هَذَا أَنْ تَوْفِقَنَا
لِلْقِيَامِ بِمَا أَوْجَبْتَ عَلَيْنَا وَأَنْ نَكُوْنَ مِنْ عِبَادِكَ
المُخْبِتِيْنَ الصَّادِقِيْنَ البَارِيْنَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ
إِنَّكَ جَوَادٌ كَرِيْمٌ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ .
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى
الظَّالِمَيْنَ وَأَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا
شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
أَمَّابَعْدُ:
Kaum muslimin rahimakumullah,
Marilah kita menundukkan diri kita sejenak, berdoa kepada Allah
dengan merendah diri kepada-Nya. Semoga Allah mengabulkan permintaan
kita, menolong kita dalam ketaatan kepada-Nya, dan melindungi kita dari
makar-makar orang-orang yang membenci agama-Nya.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ ،
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
.وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الأَئِمَّةِ
المَهْدِيِيْنَ أَبِيْ بَكْرِ الصِّدِّيْقِ ، وَعُمَرَ الفَارُوْقِ ،
وَعُثْمَانَ ذِيْ النُوْرَيْنِ، وَأَبِي الحَسَنَيْنِ عَلِي، وَارْضَ
اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَابِعِيْنَ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ
بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ .
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ
وَالمُشْرِكِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ وَاجْعَلْ هَذَا البَلَدَ
آمِنًا مُطْمَئِنَّ وَسَائِرَ بِلَادِ المُسْلِمِيْنَ اَللَّهُمَّ آمِنَّا
فِي دَوْرِنَا وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْ
وِلَايَتَنَا فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَارَبَّ
العَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ مَنْ أَرَادَ أَهْلَ الإِسْلَامِ بِسُوْءٍ
فَجْعَلْ كَيْدَهُ فِي نَحْرِهِ وَاجْعَلْ تَدْبِيْرَهُ تَدْمِيْرُهُ
يَاسَمِيْعُ الدُّعَاءِ اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ صَلَاتَنَا وَصِيَامَنَا
وَدُعَائَنَا اَللَّهُمَّ لَا تَرُدْنَا خَائِبِيْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ
لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ الْحِسَابِ
رَبَّنَا اغْفِرْ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ
أَمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ
اَللَّهُمَّ صَلِّى وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
Diadaptasi dari Majalah As-Sunnah Edisi 09/Tahun XI/1428H/2007M.