مَا دُمْتَ فِيْ هَذِهِ الدَّارِ لَا تَسْتَغْرِبْ وُقُوْعَ الْأَكْدَارِ
“Selama engkau berada di dunia ini, jangan heran terjadinya kesusahan-kesusahan.”
Jika seseorang tidak tertimpa semua muisbah itu, dan ini sangat
jarang terjadi, pasti akan ditimpa penyakit paling ganas yang tidak ada
obatnya, yaitu ketuaan. Intinya, dunia adalah penjara seorang mukmin dan
surga orang kafir. Sehingga sepantasnya seorang Mukmin bersabar
menghadapi keputusan Allah, ridha terhadap yang ditakdirkan dan
diputuskan Allah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitakan, semua penyakit ada obatnya kecuali ketuaan yang membawa kepada kematian.
عَنْ أُسَامَةَ بْنِ شَرِيكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَدَاوَوْا عِبَادَ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ
عَزَّ وَجَلَّ لَمْ يُنَزِّلْ دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ مَعَهُ شِفَاءً إِلَّا
الْمَوْتَ وَالْهَرَمَ
Dari Usamah bin Syarik, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Hendaklah kamu berobat, wahai hamba-hamba Allah, karena
sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit kecuali menurunkan obat
bersamanya, kecuali kematian dan ketuaan”. (HR Ahmad).
Di dalam hadits lain disebutkan:
عَنْ أَبِيِ سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : أَنَّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِنَّ اللَّهَ لَمْ يُنْزِلْ
دَاءً أَوْ لَمْ يَخْلُقْ دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ أَوْ خَلَقَ لَهُ دَوَاءً
عَلِمَهُ مَنْ عَلِمَهُ وَجَهِلَهُ مَنْ جَهِلَهُ إِلَّا السَّامَ قَالُوْا
: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَ مَا السَّامُ؟ قَالَ : الْمَوْتُ
Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu , bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit atau tidak
menciptakan penyakit kecuali menurunkan atau menciptakan obat untuknya.
Orang yang telah mengetahuinya dia mengetahui, orang yang tidak
mengetahuinya dia tidak mengetahuinya, kecuali as-saam”. Para sahabat
bertanya, “Apakah as-saam itu?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Kematian”. (HR al-Hakim).
Ibadallah,
Manusia memiliki beraneka angan-angan sesuai dengan keyakinannya,
atau orang-orang sekitarnya yang mempengaruhinya, atau lainnya. Banyak
orang yang memiliki angan-angan tentang dunia dan kemewahannya;
Pekerjaan mudah, rumah dan mobil mewah, dan perkara wah lainnya. Namun
kebanyakan tidak menyadari bahwa sesungguhnya kematian lebih dekat dari
angan-angan.
Oleh karena itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak mengingatkan kepada umatnya tentang masalah ini. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah menjelaskan masalah tersebut dengan membuat gambar yang
dituliskan, sehingga hal itu lebih menjadikan gamblang dan menyentuh
hati orang-orang yang memperhatikan. Hal ini sebagaimana disebutkan di
dalam hadits shahih di bawah ini:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ z قَالَ خَطَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ خَطًّا مُرَبَّعًا وَخَطَّ خَطًّا فِي الْوَسَطِ خَارِجًا مِنْهُ
وَخَطَّ خُطَطًا صِغَارًا إِلَى هَذَا الَّذِي فِي الْوَسَطِ مِنْ
جَانِبِهِ الَّذِي فِي الْوَسَطِ وَقَالَ هَذَا الْإِنْسَانُ وَهَذَا
أَجَلُهُ مُحِيطٌ بِهِ أَوْ قَدْ أَحَاطَ بِهِ وَهَذَا الَّذِي هُوَ
خَارِجٌ أَمَلُهُ وَهَذِهِ الْخُطَطُ الصِّغَارُ الْأَعْرَاضُ فَإِنْ
أَخْطَأَهُ هَذَا نَهَشَهُ هَذَا وَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا نَهَشَهُ هَذَا
Dari Abdullah, ia berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menggambar persegi empat dan membuat garis yang keluar darinya di
tengahnya. Beliau juga membuat garis-garis kecil ke arah garis yang
berada di tengah tersebut dari arah sampingnya. Beliau bersabda, ‘Ini
adalah manusia, dan (persegi empat) ini adalah ajalnya, mengelilinginya
atau telah mengelilinginya. Sedangkan (garis) yang keluar ini adalah
angan-angannya. Dan garis-garis kecil ini adalah musibah-musibah. Jika
ia tidak terkena ini (suatu jenis musibah, Pen), dia pasti terkena ini
(suatu jenis musibah, Pen). Jika dia tidak terkena ini, dia pasti
terkena ini’.” (HR. al- Bukhari).
Ya, manusia tidak akan selamat dari kematian, dan kematiannya itu lebih dekat dari angan-angannya.
عَنْ أَنَسٍ قَالَ خَطَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
خُطُوطًا فَقَالَ هَذَا الْأَمَلُ وَهَذَا أَجَلُهُ فَبَيْنَمَا هُوَ
كَذَلِكَ إِذْ جَاءَهُ الْخَطُّ الْأَقْرَبُ
Dari Anas, ia berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menggaris beberapa garis, lalu bersabda, ‘Ini angan-angan (manusia), dan
ini ajalnya. Ketika ia dalam keadaan demikian (mengejar
angan-angannya), tiba-tiba datang kepadanya garis yang terdekat
(ajalnya)’.” (HR. al-Bukhari).
Dalam riwayat lain disebutkan:
عَنْ أَنَسٍ قَالَ جَمَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَنَامِلَهُ فَنَكَتَهُنَّ فِي الْأَرْضِ فَقَالَ هَذَا ابْنُ
آدَمَ وَقَالَ بِيَدِهِ خَلْفَ ذَلِكَ وَقَالَ هَذَا أَجَلُهُ قَالَ
وَأَوْمَأَ بَيْنَ يَدَيْهِ قَالَ وَثَمَّ أَمَلُهُ ثَلَاثَ مِرَارٍ
Dari Anas, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumpulkan jari-jarinya, lalu menurunkannya ke tanah, lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, ‘Ini anak Adam,’ lalu beliau menggerakkan tangannya di
belakangnya itu sambil mengatakan, ‘Ini ajalnya,’ kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan ke arah depan sambil bersabda, ‘Dan di sana angan-angannya,’ tiga kali”. (HR Ahmad).
Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menerangkan kedekatan ajal pada manusia itu dengan isyarat-isyarat dengan anggota badan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam,
عن أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذَا ابْنُ آدَمَ وَهَذَا أَجَلُهُ وَوَضَعَ يَدَهُ
عِنْدَ قَفَاهُ ثُمَّ بَسَطَهَا فَقَالَ وَثَمَّ أَمَلُهُ وَثَمَّ أَمَلُهُ
وَثَمَّ أَمَلُهُ
Dari Anas bin Malik, ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,’Ini adalah anak Adam, dan ini adalah ajalnya,” beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
meletakkan tangannya pada tengkuknya, lalu beliau menyebarkannya lalu
bersabda, “Dan disana adalah angan-angannya, dan disana adalah
angan-angannya’.” (HR Tirmidzi).
Demikianlah antara kita dan kematina –kaum muslimin rahimakumullah-.
Di antara kita ada yang malas mengingatnya, walaupun dia tidak
memungkiri itu akan menimpa dirinya. Di antara kita ada yang tidak suka
mendengarkannya, padahal bisa jadi hal itu sudah sangat dekat dengannya.
اَللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى هُدَاكَ وَأَصْلِحْ لَنَا شَأْنَنَا كُلَّهُ،
وَوَفِّقْنَا لِكُلِّ خَيْرٍ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ.
أَقُوْلْ هَذَا الْقَوْلَ وَاَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ
المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ
إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَظِيْمِ الإِحْسَانِ، وَاسِعِ الْفَضْلِ وَالْجُوْدِ
وَالْاِمْتِنَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا
شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
أَجْمَعِيْنَ
Ibadallah,
Semoga sedikit keterangan ini mengingatkan kita tentang pentingnya
persiapan menghadapi kematian, masalah besar yang dihadapi setiap insan.
Demikianlah yang paling penting sebagaimana diperintahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :
عَنْ الْبَرَاءِ قَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ n فِي جِنَازَةٍ
فَجَلَسَ عَلَى شَفِيرِ الْقَبْرِ فَبَكَى حَتَّى بَلَّ الثَّرَى ثُمَّ
قَالَ يَا إِخْوَانِي لِمِثْلِ هَذَا فَأَعِدُّوا
Dari al-Bara’, di berkata: “Kami bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
pada suatu jenazah, lalu beliau duduk pada tepi kubur, kemudian beliau
menangis sehingga tanah menjadi basah, lalu beliau bersabda,’Wahai
saudara-saudaraku! Untuk semisal ini, maka persiapkanlah!’.” (HR Ibnu
Majah).
Terakhir kami katakan: “Wahai saudara-saudaraku! Persiapkanlah dirimu menghadapi kematian!” Wallahu al-Musta’an.
وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا – رَعَاكُمُ اللهُ – عَلَى مُحَمَّدِ ابْنِ عَبْدِ
اللهِ كَمَا أَمَرَكُمُ اللهُ بِذَلِكَ فَقَالَ: ﴿ إِنَّ اللَّهَ
وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً ﴾ [الأحزاب:٥٦] ، وقال
صلى الله عليه وسلم : ((مَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ عَشْرًا)) .
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ،
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَلْأَئِمَّةِ
المَهْدِيِيْنَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَارْضَ
اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ، وَعَنَّا مَعَهُمْ
بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِرْكَ
وَالمُشْرِكِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاحْمِ حَوْزَةَ
الدِّيْنِ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ. اَللَّهُمّ آمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا
وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْ وِلَايَتَنَا
فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ.
اَللّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا لِهُدَاكَ وَاجْعَلْ عَمَلَهُ فِي
رِضَاكَ وَأَعِنْهُ عَلَى طَاعَتِكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَ الإِكْرَامِ.
اَللَّهُمَّ وَفِّق جَمِيْعَ وُلَاةِ أَمْرِ المُسْلِمِيْنَ لِكُلِّ قَوْلٍ
سَدِيْدٍ وَعَمَلٍ رَشِيْدٍ.
اَللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا، زَكِّهَا أَنْتَ خَيْرَ مَنْ
زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ ذَاتَ
بَيْنِنَا، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ،
وَأَخْرِجْنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَبَارِكْ لَنَا فِي
أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا
وَأَمْوَالِنَا وَأَوْقَاتِنَا وَاجْعَلْنَا مُبَارَكِيْنَ أَيْنَمَا
كُنَّا.
اَللَّهُمَّ وَأَصْلِحْ لَنَا شَأْنَنَا كُلَّهُ وَلَا تَكِلْنَا إِلَى
أَنْفُسِنَا طَرْفَةَ عَيْنٍ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا ذُنثوْبَنَا
وَاجْعَلْ عَمَلَنَا فِي رِضَاكَ، وَوَفِّقْنَا لِطَاعَتِكَ يَا ذَا
الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ، رَبَّنَا إِنَّا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وإنْ لَمْ
تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ،
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالمُسْلِمَاتَ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَالْأَمْوَاتِ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ .
عِبَادَ اللهِ: اُذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ
مَا تَصْنَعُونَ .
(Disalin dari tulisan Ustadz Abu Isma’il Muslim Atsari al-Atsari majalah As-Sunnah Edisi 10/Tahun XVI/1433H/2012M.