Macam-Macam Syirik<


Bentuk dan ragam syirik berbeda-beda dari masa ke masa disuatu tempat dengan tempat lainnya. Setan sengaja memanfaatkan kelemahan dan kelengahan bani Adam untuk menyuntikkan virus syirik ini ke dalam tubuh mereka.

Bujuk rayu setan supaya terjerumus ke dalam perbuatan maksiat hanyalah mukaddimah menuju dosa yang terbesar yaitu syirik. Allah telah memperingatkan hal ini dalam firman-Nya:

Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyak dari mereka bersyukur (taat). (al-A’raf: 16-17).

Bentuk syirik yang dilakukan kaum Nuh adalah menyembah Wadd, Suwaa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr, mereka adalah orang-orang shalih sebelum zaman nabi Nuh. Ketika mereka wafat, setan membisikkan kepada orang-orang di zaman itu supaya membuat gambar-gambar dan patung mereka, dan diletakkan di majlis-majlis yang biasa mereka duduki, guna mengingat jasa-jasa mereka.

Pada waktu itu belum ada pikiran menyembah patung-patung tersebut. Namun ketika zaman berputar dan generasi telah berganti serta ilmu telah dilupakan/ditinggalkan, akhirnya patung-patung itu disembah.Demikianlah sejarah terjadinya syirik pertama sekali. Kisah di atas disitir oleh Imam Bukhari dari Abdullah bin Abbas di dalam Shahihnya.

Bentuk syirik yang dilakukan oleh Bani Israil adalah menyembah anak sapi. Mengenai hal ini Allah berfirman:

Dan kaum Musa, setelah kepergian Musa ke gunung Thur mereka membuat patung anak lembu yang bertubuh dan bersuara, dari perhiasan-perhiasan emas mereka. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa anak lernbu itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat menunjukkan jalan kepada mereka, mereka menjadikannya sebagai sesembahan, dan mereka adalah orang-orang yang dhalim. (al-A’raf :148)

Bentuk kemusyirikan kaum Nasrani adalah menuhankan nabi Isa. Mengenai hal ini Allah SWT. berfirman:

Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putra Allah” dan orang-orang Nasrani berkata: “Al-Masih itu putra Allah”. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru orang kafir terdahulu. Allah melaknati mereka, bagaimana mereka sampai berpaling. (at-Taubah: 30)

Orang-orang Majusi melakukan kesyirikan dalam bentuk menyembah api. Sedangkan Arab jahiliyah melakukan kemusyirikan dalam bentuk mengambil pemberi syafa’at dari selain Allah. Mengambil mereka sebagai perantara kepada Allah, hal itu semua dengan keyakinan bahwa Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi. Allah menjelaskan hal ini dalam firman-Nya:

Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan Kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. (az-Zumar: 3)

Dalam ayat lain Allah berfirman:

Bahkan mereka mengambil pemberi syafa’at selain Allah. Katakanlah: “Dan apakah kamu (masih mau mengambilnya juga) meskipun mereka tidak memiliki suatupun dan tidak berakal. (az-Zumar: 43)

Semua itu adalah bukti bahwa perbuatan syirik akan tetap terjadi di tengah-tengah umat manusia dengan beragam bentuknya. Dalam beberapa hadits Rasulullah telah menjelaskannya kepada kita:

Tidak akan datang hari kiamat hingga beberapa kabilah dari umatku mengikuti kaum Musyirikin, dan hingga beberapa kabilah dar umatku kembali menyembah berhala. (HR Abu Dawud)

Dari Aisyah Rasulullah bersabda:

Tidak akan hilang siang dan malam hingga al-Latta don al-Uzza kembali disembah. (HR Muslim)

Dan Abu Hurairah Rasulullah bersabda:

Tidak akan datang hari kiamat hingga wanita-wanita suku Daus thawaf mengitari Dzil Khalasah, berhala yang dulu disembah suku Daus pada masa jahiliyah di Tabalah (sebuah tempat di negeri Yaman)

Hadits-hadits di atas adalah isyarat bahwa umat ini akan kembali terperosok ke dalam lubang kemusyrikan, disadari ataupun tidak. Apa yang disebutkan Rasulullah tadi benar-benar menjadi kenyataan. Bahkan bentuk-bentuk syirik yang dilakukan kaum Muslimin pada hari ini lebih parah daripada kemusyrikan Arab jahiliyah.

Simaklah firman Allah berikut ini:

Katakanlah: “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab: “Allah”. Maka katakanlah: “Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?” (Yunus:31)

Ikuti bahasan selanjutnya mengenai pembagian syirik dilihat dari akibat yang ditimbulkan jika seseorang melakukannya