Akan ditulis baginya bangun semalam suntuk.
Diriwayatkan oleh Muslim dari Utsman bin Affan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Barangsiapa yang shalat isya’ secara berjama’ah maka sungguh dia seakan-akan bangun setengah malam dan barangsiapa yang shalat subuh secara berjama’ah maka seakan-akan dia shalat semalam suntuk”.
HR. Muslim: no: 656
Semua keutamaan di atas hanya pantas didapatkan oleh seorang mukmin sejati. Karenanya shalat yang paling berat atas orang munafik adalah shalat subuh ini, karena mereka tidak pantas untuk mendapatkan semua keutamaan di atas.
Kondisi ini sangat disadari oleh Rasulullah saw sejak mula, meskipun di saat itu para shahabat senantiasa menjaga shalat secara berjama‟ah. Empati dan kehalusan perasaan Rasulullah saw itu kemudian mendorong beliau untuk bersabda seperti di dalam hadis di atas, “Andaikata mereka mengetahui pahala shalat Isya‟ dan Subuh, niscaya mereka akan mendatanginya meskipun dengan merangkak”. Bisakah kita bayangkan, orang antri berjam-jam untuk mendapatkan kupon beras murah? Pernahkan kita mendengar orang sampai rela pingsan hanya untuk mendapatkan jatah bantuan tunai yang besarnya hanya Rp. 500.000,-. Tetapi pernahkah kita mendengar orang antri untuk berwudlu sebelum shalat subuh? Kemudian mari kita bandingkan, mengapa mereka rela antri demikian berat hanya untuk keuntungan dunia yang tidak seberapa, sementara untuk mendapatkan besarnya pahala yang tidak terperikan kita enggan?
Subhanallah… Demikian mendalam penjelasan Rasulullah saw tersebut. Untuk mendatangi jamaah shalat subuh, bahkan kalau tak bisa berjalan, tidak ada pemandu, dengan merangkak pun tetap akan dilakukannya. Kira-kira sebesar apa pahala yang ada pada shalat Subuh itu sehingga orang yang mengetahui keutamaannya akan mau berangkat untuk jama‟ah Subuh, meskipun dengan merangkak?.
Pahala yang didapatkan dengan shalat subuh berjamaah seolah dia sholat semalaman suntuk.. Siapa yang tidak tertarik dengan upah yang demikian ??? kebanyakan manusia lebih beriman pada yang tampak (di dunia) sedangkan tawaran yang diberi ALLAH dihiraukan begitu saja padahal semua pahala dan manfaat akan kembali kepada diri sendiri di hari kemudian.